Dr. Bordoloi melakukan 21 operasi caesar dalam rentang waktu yang relatif singkat, yaitu antara pukul 15.40 pada tanggal 5 September hingga pukul 01.50 pada tanggal 6 September. Jumlah operasi yang dilakukan dalam waktu tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kualitas perawatan yang diberikan kepada setiap pasien dan potensi risiko yang mungkin timbul akibat tindakan medis yang dilakukan dengan cepat.
Pemerintah daerah setempat segera mengambil tindakan dengan mengeluarkan surat pernyataan resmi kepada dr. Bordoloi. Surat tersebut mempertanyakan dasar pengambilan keputusan untuk melakukan seluruh persalinan melalui operasi caesar. Pihak berwenang ingin mengetahui apakah ada indikasi medis yang jelas untuk setiap operasi dan apakah ada alternatif lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk melakukan operasi caesar.
Selain itu, pemerintah daerah juga meminta informasi rinci mengenai prosedur sterilisasi yang diterapkan dalam setiap operasi. Sterilisasi yang tepat sangat penting untuk mencegah infeksi dan komplikasi pasca operasi. Pihak berwenang ingin memastikan bahwa semua langkah-langkah sterilisasi telah diikuti dengan ketat untuk melindungi keselamatan ibu dan bayi.
Pemerintah daerah juga menanyakan apakah ada kasus gawat janin yang terdokumentasi dalam setiap persalinan. Gawat janin adalah kondisi darurat yang mengancam keselamatan janin dan memerlukan tindakan medis segera. Pihak berwenang ingin mengetahui apakah semua kasus gawat janin telah ditangani dengan tepat dan sesuai dengan protokol medis yang berlaku.
Informasi lain yang diminta termasuk detail perawatan bayi baru lahir di unit perawatan neonatal rumah sakit. Bayi baru lahir yang lahir melalui operasi caesar mungkin memerlukan perawatan khusus, terutama jika ada komplikasi atau masalah kesehatan lainnya. Pihak berwenang ingin memastikan bahwa semua bayi baru lahir telah menerima perawatan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Terakhir, pemerintah daerah juga meminta informasi tentang peran staf medis yang mendampingi dr. Bordoloi dalam setiap operasi. Operasi caesar memerlukan tim medis yang terlatih dan berpengalaman untuk memastikan kelancaran operasi dan keselamatan pasien. Pihak berwenang ingin mengetahui apakah semua anggota tim medis telah menjalankan tugas mereka dengan baik dan sesuai dengan standar profesional.
"Hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran serius dan oleh karena itu, sehubungan dengan ini, Anda diarahkan untuk menyerahkan laporan komprehensif untuk setiap kasus yang disebutkan di atas," ujar Komisaris Kesehatan Distrik Tambahan, Nitisha Bora, dalam pemberitahuan surat kepada dokter tersebut. Pernyataan ini menegaskan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani kasus ini dan pentingnya mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Para pejabat juga menyoroti bahwa rekam medis praoperasi dan pascaoperasi tidak tercatat dengan baik. Rekam medis yang lengkap dan akurat sangat penting untuk memantau kondisi pasien, mengidentifikasi potensi komplikasi, dan memastikan perawatan yang berkelanjutan. Kurangnya dokumentasi yang memadai dapat membahayakan langkah-langkah pengendalian infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi ibu serta bayi, terutama mengingat operasi dilakukan dalam waktu singkat.
"Dokumentasi terperinci seperti itu sangat penting untuk memperkuat protokol pengendalian infeksi dan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi," tambah pemberitahuan tersebut. Pernyataan ini menekankan pentingnya dokumentasi medis yang lengkap dan akurat dalam menjaga keselamatan pasien dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Menanggapi tuduhan tersebut, dr. Bordoloi membela diri dengan menyatakan bahwa dirinya telah menjalani seluruh tindakan medis sesuai prosedur. Ia mengklaim bahwa dirinya menangani kasus-kasus darurat satu demi satu, yang menyebabkan jumlah operasi caesar meningkat secara tiba-tiba. Dr. Bordoloi juga menyatakan bahwa dirinya bekerja cepat, tetapi tetap mengikuti semua prosedur medis yang diperlukan.
"Saya menangani kasus-kasus darurat satu demi satu, dan jumlahnya tiba-tiba melonjak. Saya bekerja cepat, tetapi semua prosedur medis yang diperlukan tetap diikuti," ujarnya, menurut laporan media India, The Assam Tribune. Pernyataan ini menunjukkan bahwa dr. Bordoloi merasa telah melakukan yang terbaik dalam situasi yang sulit dan tidak melakukan kesalahan dalam penanganan pasien.
Dr. Bordoloi juga menambahkan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah hal yang aneh dan dokter lain juga melakukan banyak operasi dengan kecepatan seperti itu. Ia menduga bahwa ada pihak-pihak tertentu yang merasa tidak senang dengan dirinya dan berusaha untuk menjatuhkannya.
"Apa yang saya lakukan bukanlah hal yang aneh, dan dokter lain juga melakukan banyak operasi dengan kecepatan seperti itu. Mungkin ada yang mengeluhkan saya," cerita dia. Pernyataan ini menunjukkan bahwa dr. Bordoloi merasa menjadi korban persaingan atau perselisihan internal di antara para dokter.
Dr. Bordoloi juga mengklaim bahwa 19 dari 21 ibu dan bayi baru lahir telah dipulangkan dalam kondisi stabil. Dua pasien lainnya masih dirawat di rumah sakit, termasuk satu yang dipindahkan ke Gauhati Medical College and Hospital, salah satu institusi medis terkemuka di wilayah tersebut. Klaim ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang ditangani oleh dr. Bordoloi dalam kondisi baik dan tidak mengalami komplikasi serius.
Menurut sebuah makalah pada 2023, tingkat persalinan caesar di India telah meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu, meningkat dari sekitar 17 persen pada tahun 1998-1999 menjadi lebih dari 21 persen dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini menunjukkan bahwa operasi caesar semakin umum di India dan menjadi pilihan yang lebih disukai bagi sebagian wanita.
Makalah tersebut juga mencatat bahwa perempuan berpendidikan lebih tinggi yang telah menjalani setidaknya empat pemeriksaan pranatal, berasal dari keluarga kaya, atau tinggal di kota, jauh lebih mungkin menjalani operasi caesar. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa status sosial ekonomi dan akses terhadap perawatan kesehatan yang lebih baik dapat mempengaruhi keputusan untuk menjalani operasi caesar.
Pada 2018, sebuah artikel di The Lancet memperingatkan tentang apa yang disebutnya sebagai ‘epidemi operasi caesar’, saat kasusnya meningkat. Artikel tersebut menyatakan bahwa operasi caesar menjadi operasi paling umum di banyak negara dunia. Peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan operasi caesar yang tidak sesuai dengan indikasi medis yang jelas.
Operasi caesar adalah prosedur yang dapat menyelamatkan nyawa perempuan dan bayi ketika komplikasi terjadi selama kehamilan atau persalinan. Namun, penggunaan operasi caesar untuk alasan yang tidak diindikasikan secara medis merupakan penyebab kekhawatiran karena prosedur ini dikaitkan dengan efek jangka pendek dan jangka panjang yang cukup besar serta biaya perawatan kesehatan.
"Namun, penggunaan operasi caesar untuk alasan yang tidak diindikasikan secara medis merupakan penyebab kekhawatiran karena prosedur ini dikaitkan dengan efek jangka pendek dan jangka panjang yang cukup besar serta biaya perawatan kesehatan," sorot para pakar di artikel terkait. Pernyataan ini menekankan pentingnya mempertimbangkan manfaat dan risiko operasi caesar dengan cermat sebelum memutuskan untuk melakukan prosedur tersebut.
"Penggunaan operasi caesar telah meningkat selama 30 tahun terakhir, melebihi 10-15 persen kelahiran yang dianggap optimal, dan tanpa manfaat maternal atau perinatal yang signifikan." Pernyataan ini menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan operasi caesar tidak selalu menghasilkan hasil yang lebih baik bagi ibu dan bayi.
Bulan lalu di Assam, adapula seorang dokter palsu yang melakukan lebih dari 50 operasi caesar dan operasi ginekologi selama satu dekade. Ia ditangkap saat berpraktik di sebuah rumah sakit swasta. Surat keterangan dokter milik Pulok Malakar terbukti palsu, sehingga memicu tindakan keras oleh petugas setempat. Kasus ini menyoroti pentingnya verifikasi kredensial medis dan pengawasan praktik medis untuk melindungi keselamatan pasien.
Kasus dr. Kantheswar Bordoloi dan peningkatan tingkat operasi caesar di India menimbulkan pertanyaan penting tentang praktik medis, keselamatan pasien, dan etika profesional. Investigasi yang sedang berlangsung akan memberikan informasi yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi dan apakah ada pelanggaran yang dilakukan. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi semua dokter untuk selalu memprioritaskan keselamatan pasien dan mengikuti standar profesional yang tinggi dalam setiap tindakan medis yang dilakukan.