IHDC Luncurkan Kajian Strategis untuk Ideologi Kesehatan Indonesia

  • Maskobus
  • Aug 20, 2025

Jakarta – Indonesia Health Development Center (IHDC) secara resmi meluncurkan laporan kajian strategis bertajuk "Reinterpretasi Ideologi Kesehatan Indonesia: IHDC Model 2025". Peluncuran yang berlangsung di Hotel Luwansa, Jakarta pada Rabu, 20 Agustus 2025 ini menandai sebuah tonggak penting dalam upaya merumuskan dan membangun sistem kesehatan nasional yang kokoh, berlandaskan pada prinsip keadilan sosial, kedaulatan rakyat, dan partisipasi publik yang inklusif. Laporan yang dikenal dengan nama "Model 2025" ini diharapkan menjadi panduan komprehensif bagi para pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi kesehatan Indonesia yang ideal.

Laporan ini merupakan hasil kerja keras tim multidisiplin dari IHDC yang dipimpin oleh Dr. Dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK. Tim ini terdiri dari para ahli di berbagai bidang, termasuk kesehatan masyarakat, ekonomi kesehatan, hukum kesehatan, sosiologi, dan antropologi. Pendekatan multidisiplin ini memastikan bahwa kajian ini mempertimbangkan berbagai aspek yang relevan dengan sistem kesehatan Indonesia, mulai dari aspek medis hingga aspek sosial dan budaya.

Acara peluncuran ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting di bidang kesehatan, termasuk perwakilan dari pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan media. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan ini menunjukkan betapa pentingnya isu ideologi kesehatan bagi masa depan sistem kesehatan Indonesia.

Ketua Dewan Pembina IHDC, Prof. Nila F. Moeloek, yang juga menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI periode 2014-2019, memberikan sambutan kunci dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Prof. Nila menekankan bahwa kesehatan bukan hanya sekadar urusan teknis medis, melainkan juga merupakan isu ideologis yang fundamental. Ia menegaskan bahwa sistem kesehatan Indonesia harus dibangun di atas nilai-nilai Pancasila, yang menjunjung tinggi keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan.

"Kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara, dan negara memiliki kewajiban untuk memenuhinya," ujar Prof. Nila. "Namun, pemenuhan hak kesehatan ini tidak bisa hanya dilakukan dengan pendekatan teknis semata. Kita juga harus memperhatikan aspek ideologisnya. Sistem kesehatan kita harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, yang menjamin keadilan, kemanusiaan, dan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia."

IHDC Luncurkan Kajian Strategis untuk Ideologi Kesehatan Indonesia

Prof. Nila juga mengapresiasi kerja keras tim IHDC yang telah menghasilkan laporan kajian strategis ini. Ia berharap laporan ini dapat menjadi referensi penting bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan dan program kesehatan yang lebih efektif dan berkeadilan.

Dr. Dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, selaku ketua tim peneliti IHDC, memaparkan secara rinci mengenai enam dimensi utama yang menjadi landasan ideologi kesehatan Indonesia dalam Model 2025. Enam dimensi tersebut adalah:

  1. Kedaulatan atas Sumber Daya Kesehatan Nasional: Dimensi ini menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memiliki kendali penuh atas sumber daya kesehatan yang dimilikinya, termasuk sumber daya manusia, infrastruktur, teknologi, dan anggaran. Kedaulatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem kesehatan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

  2. Komunitas dan Solidaritas Berbasis Gotong Royong: Dimensi ini menekankan pentingnya peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial harus menjadi landasan dalam penyelenggaraan sistem kesehatan, sehingga masyarakat dapat saling membantu dan mendukung dalam mengatasi masalah kesehatan.

  3. Kesetaraan bagi Kelompok Rentan: Dimensi ini menekankan pentingnya memberikan perhatian khusus kepada kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat, seperti anak-anak, perempuan, lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat miskin. Sistem kesehatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan kelompok-kelompok rentan ini secara adil dan merata.

  4. Ekonomi dan Jaminan Pembiayaan yang Adil: Dimensi ini menekankan pentingnya sistem pembiayaan kesehatan yang adil dan berkelanjutan. Sistem pembiayaan ini harus mampu menjamin akses pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat, tanpa membebani mereka dengan biaya yang tidak terjangkau.

  5. Pendidikan dan Promosi Kesehatan: Dimensi ini menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan. Pendidikan dan promosi kesehatan harus dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai kesehatan mereka.

  6. Tata Kelola yang Transparan dan Partisipatif: Dimensi ini menekankan pentingnya tata kelola sistem kesehatan yang transparan, akuntabel, dan partisipatif. Tata kelola ini harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta, dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program kesehatan.

Dr. Ray menjelaskan bahwa masing-masing dimensi tersebut dilengkapi dengan indikator keberhasilan yang terukur, mulai dari indeks literasi kesehatan masyarakat hingga audit sosial layanan publik berbasis komunitas. Indikator-indikator ini akan digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan dalam mewujudkan ideologi kesehatan Indonesia yang ideal.

"Partisipasi rakyat adalah roh utama dalam seluruh gagasan IHDC," tegas Dr. Ray. "Kami percaya bahwa tanpa partisipasi aktif masyarakat, sulit untuk mewujudkan sistem kesehatan yang benar-benar berkeadilan dan berkelanjutan."

IHDC berharap agar hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai referensi utama dalam penyusunan dokumen-dokumen strategis pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan. Selain itu, IHDC juga akan melakukan advokasi lintas sektor untuk memastikan bahwa ideologi kesehatan Indonesia yang diusung dalam Model 2025 dapat diimplementasikan secara efektif di seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai bagian dari acara peluncuran, IHDC secara simbolis menyerahkan executive summary blueprint Model 2025 kepada perwakilan dari pemerintah, akademisi, dan media. Penyerahan ini merupakan simbol komitmen IHDC untuk bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan visi kesehatan Indonesia yang ideal.

IHDC merupakan lembaga riset dan advokasi nirlaba yang fokus pada isu-isu sistem kesehatan berbasis nilai. Lembaga ini didirikan oleh tokoh-tokoh lintas disiplin yang memiliki kepedulian terhadap masalah kesehatan di Indonesia. IHDC aktif dalam melakukan kajian dan advokasi terkait berbagai isu kesehatan, seperti stunting, kesehatan anak, dan literasi kesehatan masyarakat.

Selain meluncurkan laporan Model 2025, IHDC juga aktif dalam berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem kesehatan Indonesia. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

  • Melakukan penelitian dan kajian mengenai berbagai isu kesehatan: IHDC secara rutin melakukan penelitian dan kajian mengenai berbagai isu kesehatan yang relevan dengan kondisi Indonesia. Hasil penelitian dan kajian ini digunakan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan kebijakan dan program kesehatan.

  • Menyelenggarakan seminar dan workshop mengenai isu-isu kesehatan: IHDC secara rutin menyelenggarakan seminar dan workshop mengenai isu-isu kesehatan yang актуаl. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan.

  • Melakukan advokasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya: IHDC aktif melakukan advokasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperjuangkan kebijakan dan program kesehatan yang lebih baik.

  • Bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil lainnya: IHDC bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

IHDC berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas sistem kesehatan Indonesia. Lembaga ini percaya bahwa dengan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, Indonesia dapat mewujudkan sistem kesehatan yang berkeadilan, berkualitas, dan berkelanjutan.

Laporan "Reinterpretasi Ideologi Kesehatan Indonesia: IHDC Model 2025" dapat diakses secara publik melalui situs web resmi IHDC. IHDC mengundang seluruh masyarakat untuk membaca dan mempelajari laporan ini, serta memberikan masukan dan saran yang konstruktif untuk perbaikan sistem kesehatan Indonesia.

Dengan peluncuran laporan ini, IHDC berharap dapat memicu diskusi yang lebih mendalam mengenai ideologi kesehatan Indonesia, serta mendorong aksi nyata untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia. Laporan ini bukan hanya sekadar dokumen akademis, tetapi juga merupakan panggilan untuk bertindak, sebuah seruan untuk membangun sistem kesehatan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Ke depan, IHDC berencana untuk terus mengembangkan Model 2025, dengan memasukkan berbagai perkembangan terbaru di bidang kesehatan, serta mempertimbangkan masukan dan saran dari para pemangku kepentingan. IHDC juga akan terus melakukan advokasi untuk memastikan bahwa Model 2025 dapat diimplementasikan secara efektif di seluruh Indonesia.

IHDC yakin bahwa dengan kerja keras dan komitmen dari seluruh pihak, Indonesia dapat mewujudkan visi kesehatan yang ideal, di mana setiap warga negara memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau geografis. Kesehatan adalah hak dasar setiap manusia, dan IHDC akan terus berjuang untuk memastikan bahwa hak ini dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :