IHSG Diproyeksi Melemah, Investor Masih Khawatir Keamanan & Politik RI

  • Maskobus
  • Sep 01, 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Selasa, 2 September 2025. Pada penutupan perdagangan Senin, 1 September 2025, IHSG mengalami koreksi sebesar 1,21 persen, berakhir di level 7.736. Sentimen negatif dari dalam negeri, terutama kekhawatiran terhadap kondisi keamanan dan stabilitas politik, menjadi faktor utama yang menekan kinerja IHSG.

Analis dari Phintraco Sekuritas memprediksi bahwa IHSG akan bergerak fluktuatif dalam rentang 7.550 hingga 7.780. Secara teknikal, indikator MACD dan Stochastic RSI belum memberikan sinyal pembalikan arah yang kuat. Meskipun Stochastic berada di area oversold dan terdapat akumulasi beli di level support, potensi technical rebound masih terbatas. Konfirmasi rebound baru akan terjadi jika IHSG mampu bertahan di atas level 7.780.

"Stochastic yang berada di area oversold dan adanya akumulasi beli di level support, mengindikasikan potensi terjadinya technical rebound. Namun peluang rebound akan terkonfirmasi jika IHSG mampu bertahan di atas level 7.780," tulis analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya.

Kekhawatiran terhadap kondisi keamanan dan politik dalam negeri masih menjadi momok bagi investor. Ketidakpastian politik dan potensi gangguan keamanan dapat mempengaruhi iklim investasi dan mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia.

IHSG Diproyeksi Melemah, Investor Masih Khawatir Keamanan & Politik RI

Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor positif yang dapat menahan laju penurunan IHSG. Aksi bargain hunting mulai terlihat pada saham-saham yang sebelumnya mengalami penurunan tajam. Kenaikan harga emas global juga mendorong minat beli pada saham-saham komoditas emas. Di sisi lain, sektor teknologi mencatat koreksi terdalam, yang dapat menjadi peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi.

Data indikator ekonomi domestik masih menunjukkan kinerja yang solid. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami peningkatan signifikan, mencapai level 51,5 pada bulan Agustus. Angka ini naik dari level 49,2 pada bulan Juli, dan merupakan level tertinggi sejak Maret 2025. Peningkatan PMI manufaktur menunjukkan bahwa aktivitas sektor manufaktur mengalami ekspansi setelah mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut.

Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juli juga membukukan surplus sebesar USD 4,18 miliar, meningkat dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang sebesar USD 4,11 miliar. Surplus neraca perdagangan menunjukkan bahwa kinerja ekspor Indonesia masih kuat, dan dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Inflasi pada bulan Agustus 2025 melambat menjadi 2,31 persen secara year on year (yoy), dari sebelumnya 2,37 persen. Hal ini terjadi seiring dengan adanya deflasi sebesar 0,08 persen month to month (mtm). Laju inflasi ini masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) yang sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen yoy. Terkendalinya inflasi memberikan ruang bagi BI untuk mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang patut diperhatikan pada perdagangan Selasa, 2 September 2025, yaitu BBTN, ICBP, ENRG, RAJA, dan SMGR. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis teknikal dan fundamental terhadap masing-masing saham.

Analis dari MNC Sekuritas memproyeksikan bahwa IHSG masih rentan terhadap koreksi lebih lanjut, dalam rangka membentuk wave 2 dari wave (3) pada label hitam, atau wave 4 dari wave (1) pada label merah. Area koreksi IHSG diperkirakan akan menguji level 7.233-7.534.

"Atau wave 4 dari wave (1) pada label merah. Adapun area koreksi IHSG kami perkirakan akan menguji 7.233-7.534," tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya.

MNC Sekuritas merekomendasikan saham MBMA, PGEO, RATU, dan WINS untuk diperhatikan pada perdagangan Selasa, 2 September 2025. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis teknikal dan fundamental terhadap masing-masing saham.

Analisis Mendalam Faktor Keamanan dan Politik

Kekhawatiran investor terhadap keamanan dan politik di Indonesia bukan tanpa alasan. Dalam beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan aktivitas kelompok-kelompok tertentu yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan. Selain itu, tensi politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) juga turut menambah ketidakpastian di pasar.

Investor asing, khususnya, sangat sensitif terhadap isu-isu keamanan dan politik. Mereka cenderung lebih memilih negara-negara yang memiliki stabilitas politik dan keamanan yang terjamin. Jika kondisi keamanan dan politik di Indonesia memburuk, investor asing dapat menarik investasinya dari pasar saham Indonesia, yang dapat memicu penurunan IHSG lebih lanjut.

Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga stabilitas keamanan dan politik. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan koordinasi antara aparat keamanan, memperkuat penegakan hukum, dan membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga perlu menciptakan iklim politik yang kondusif, dengan menjamin kebebasan berpendapat dan menghormati hak-hak politik masyarakat.

Dampak Sektor Ekonomi Lainnya

Pelemahan IHSG dapat berdampak negatif terhadap sektor ekonomi lainnya. Penurunan harga saham dapat mengurangi kekayaan investor, yang dapat mengurangi konsumsi masyarakat. Selain itu, pelemahan IHSG juga dapat mengurangi minat perusahaan untuk melakukan investasi, karena biaya modal menjadi lebih mahal.

Sektor perbankan juga dapat terkena dampak dari pelemahan IHSG. Penurunan harga saham bank dapat mengurangi modal bank, yang dapat membatasi kemampuan bank untuk memberikan kredit. Selain itu, pelemahan IHSG juga dapat meningkatkan risiko kredit macet, karena perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam bentuk saham akan mengalami kesulitan untuk membayar utangnya.

Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian

Di tengah ketidakpastian pasar, investor perlu menerapkan strategi investasi yang hati-hati. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio, yaitu dengan menanamkan modal pada berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, dan properti. Diversifikasi portofolio dapat mengurangi risiko investasi, karena kerugian pada satu jenis aset dapat dikompensasi oleh keuntungan pada jenis aset lainnya.

Investor juga perlu melakukan analisis fundamental dan teknikal yang cermat sebelum membeli saham. Analisis fundamental digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan prospek bisnisnya, sedangkan analisis teknikal digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham berdasarkan data historis. Dengan melakukan analisis yang cermat, investor dapat memilih saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik dan risiko yang terkendali.

Selain itu, investor juga perlu memperhatikan time horizon investasi. Investasi jangka panjang cenderung lebih aman dibandingkan investasi jangka pendek, karena investor memiliki waktu yang lebih lama untuk mendapatkan keuntungan dari investasinya. Investasi jangka pendek lebih cocok untuk investor yang memiliki toleransi risiko yang tinggi dan ingin mendapatkan keuntungan yang cepat.

Peran Pemerintah dan Regulator

Pemerintah dan regulator pasar modal memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pasar saham. Pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif, dengan memberikan kepastian hukum dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Regulator pasar modal perlu mengawasi aktivitas perdagangan di pasar saham, dan menindak tegas pelaku pasar yang melakukan praktik-praktik yang merugikan investor.

Selain itu, pemerintah dan regulator pasar modal juga perlu meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Dengan meningkatkan literasi keuangan, masyarakat akan lebih memahami risiko dan manfaat investasi, dan dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak.

Kesimpulan

IHSG diproyeksikan akan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Selasa, 2 September 2025. Kekhawatiran terhadap kondisi keamanan dan politik dalam negeri masih menjadi faktor utama yang menekan kinerja IHSG. Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor positif yang dapat menahan laju penurunan IHSG, seperti aksi bargain hunting dan kenaikan harga emas global.

Di tengah ketidakpastian pasar, investor perlu menerapkan strategi investasi yang hati-hati, dengan melakukan diversifikasi portofolio, melakukan analisis fundamental dan teknikal yang cermat, dan memperhatikan time horizon investasi. Pemerintah dan regulator pasar modal memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas pasar saham, dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, mengawasi aktivitas perdagangan di pasar saham, dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :