Ilmuwan Selidiki Perilaku Hewan Primata yang Ketahuan Mengupil

  • Maskobus
  • Aug 26, 2025

Aye-aye, primata endemik Madagaskar, baru-baru ini menjadi sorotan karena kebiasaan uniknya: mengupil dengan cara yang ekstrem. Primata ini tercatat untuk pertama kalinya memasukkan hampir seluruh jarinya yang panjangnya mencapai 8 cm ke dalam lubang hidung mereka, mencapai rongga pusar, lalu mengeluarkannya dan menjilatinya hingga bersih. Penemuan ini mengejutkan para ilmuwan dan memicu pertanyaan baru tentang perilaku mengupil di dunia hewan.

Mengupil, atau rhinotillexomania dalam istilah ilmiah, adalah perilaku umum yang dilakukan oleh hampir semua manusia. Meskipun demikian, alasan pasti mengapa kita mengupil masih menjadi misteri. Selama bertahun-tahun, berbagai studi telah mencoba menjelaskan fenomena ini, dengan dugaan bahwa mengupil mungkin merupakan upaya untuk menghilangkan iritasi di hidung, mendapatkan nutrisi tertentu, atau bahkan mendukung sistem kekebalan tubuh. Namun, hingga saat ini, belum ada penjelasan yang memuaskan mengapa perilaku ini bisa berevolusi dan bertahan.

Ternyata, kebiasaan mengupil tidak hanya terbatas pada manusia. Sejumlah spesies primata non-manusia, termasuk simpanse, kera, dan gorila, juga diketahui melakukan perilaku serupa. Aye-aye menjadi tambahan terbaru dalam daftar hewan yang ketahuan mengupil. Temuan ini terungkap dalam sebuah studi yang meneliti perilaku tersebut secara rinci untuk pertama kalinya pada spesies ini.

Roberto Portela Miguez, kurator senior mamalia di Natural History Museum dan salah satu penulis pendamping studi ini, mengungkapkan keterkejutannya saat pertama kali melihat video aye-aye mengupil. "Saat pertama kali melihat video ini, saya benar-benar terpukau dengan perilaku mengupil itu," katanya. "Saya belum pernah mendengar hal seperti itu sebelumnya, selain pada manusia. Ini mengejutkan karena aye-aye adalah spesies yang cukup ikonik, jadi Anda mungkin mengira hal ini sudah pernah dilaporkan sebelumnya," tambahnya.

Para peneliti bahkan melakukan pemindaian CT untuk melihat lebih dekat bagaimana aye-aye melakukan aksi mengupilnya. Hasil pemindaian tersebut mengungkapkan sesuatu yang luar biasa. "Kami terkejut dengan hasil rekonstruksi bahwa jari aye-aye dapat menembus hidungnya hingga hampir ke bagian belakang tenggorokannya," kata para peneliti. Penemuan ini menunjukkan bahwa aye-aye memiliki kemampuan unik untuk memasukkan jarinya jauh ke dalam saluran hidungnya.

Ilmuwan Selidiki Perilaku Hewan Primata yang Ketahuan Mengupil

Aye-aye adalah spesies lemur nokturnal yang hanya ditemukan di pulau Madagaskar. Mereka memiliki anatomi yang unik, dengan enam jari di masing-masing tangan, termasuk ‘ibu jari palsu’ yang membantu mereka mencengkeram dan dua jari yang sangat panjang yang digunakan untuk menemukan dan mengeluarkan larva dari dalam pohon. Habitat aye-aye di hutan terancam oleh hilangnya habitat di seluruh Madagaskar, yang menyebabkan mereka diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah. Akibatnya, banyak aye-aye ditemukan di kebun binatang dan fasilitas konservasi di seluruh dunia.

Inspirasi untuk penelitian ini datang dari pengamatan terhadap seekor aye-aye bernama Kali yang tinggal di Duke Lemur Center di Carolina Utara, Amerika Serikat. Kali tertangkap kamera memasukkan jari ketiganya yang panjangnya 8 cm sepenuhnya ke dalam hidungnya, dan kemudian menjilati lendir hidung dari jari-jarinya. Perilaku ini direkam oleh Dr. Anne-Claire Fabre, kurator mamalia di Naturhistorisches Museum der Burgergemeinde Bern dan profesor madya di Bern University, yang juga merupakan penulis utama penelitian ini.

"Saya benar-benar terkejut melihat ini. Memasukkan seluruh jari ketiganya ke dalam hidungnya sungguh mengesankan! Saya mencoba membayangkan ke mana arahnya, yang kemudian menginspirasi tulisan ini," kata Anne-Claire. Pemindaian CT menunjukkan bahwa ketika dimasukkan, jari tersebut cukup panjang untuk melewati seluruh saluran hidung, berakhir di faring, di antara bagian belakang mulut dan esofagus. Meskipun demikian, tujuan pasti dari perilaku ini masih belum jelas.

Para peneliti membandingkan perilaku mengupil pada aye-aye dengan spesies lain di seluruh dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa hewan yang mampu memanipulasi objek dengan cermat cenderung suka mengupil. Kapusin, misalnya, menonjol dari kerabat dekatnya karena mampu mencengkeram objek dengan tepat hanya dengan menggerakkan jari-jari mereka secara mandiri. "Kami menemukan bahwa perilaku tersebut cenderung dilakukan pada spesies yang memiliki ketangkasan jari yang tinggi," ujar Roberto. "Hewan non-primata mungkin tidak memiliki ketangkasan yang sama untuk mengupil, jadi ini mungkin hanya fenomena yang terjadi pada kita dan spesies kita yang berkerabat dekat," tambahnya.

Selain itu, banyak primata juga tercatat menggunakan alat, seperti ranting, untuk mengupil. Hal ini dapat memperluas jangkauan potensial spesies di luar spesies yang jari-jarinya cukup kecil untuk masuk ke dalam lubang hidungnya.

Meskipun beberapa hewan yang digunakan dalam penelitian ini ditawan, sehingga bisa saja menunjukkan perilaku abnormal, para peneliti mengatakan bahwa hal ini tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa mengupil merupakan perilaku yang tersebar luas dan masih harus dipahami dengan baik. "Kurangnya penelitian sejauh ini mungkin berkaitan dengan rumitnya penyelidikan, karena perilaku seperti ini mungkin terlewatkan jika Anda tidak mengamatinya sepanjang hari. Mamalia bisa sangat sulit dipahami, sehingga hal ini semakin sulit diamati," jelas Anne-Claire.

Penelitian ini membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut tentang perilaku mengupil pada hewan. Para ilmuwan berharap dapat memahami lebih baik mengapa hewan melakukan perilaku ini, apa manfaatnya, dan bagaimana perilaku ini berevolusi. Penelitian lebih lanjut juga dapat membantu kita memahami lebih baik tentang kebiasaan mengupil pada manusia.

Menariknya, kebiasaan menjijikkan seperti koprofagi (memakan kotoran) telah banyak diteliti dalam dunia sains. Oleh karena itu, tidak ada alasan mengapa mengupil dan memakan ingus tidak diteliti juga. Penelitian lebih lanjut tentang perilaku ini dapat memberikan wawasan baru tentang perilaku hewan, evolusi, dan bahkan kesehatan.

Penemuan ini menyoroti kompleksitas dan keragaman perilaku hewan, bahkan pada spesies yang sudah dikenal seperti aye-aye. Ini juga mengingatkan kita bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang dunia hewan dan bahwa perilaku yang tampak aneh atau menjijikkan mungkin memiliki penjelasan yang lebih dalam dan signifikan. Studi tentang perilaku mengupil pada aye-aye adalah langkah penting dalam memahami lebih baik tentang perilaku hewan dan tempat kita di dunia alam. Ini juga mendorong kita untuk melihat lebih dekat perilaku yang sering kita abaikan atau anggap remeh, karena mereka mungkin menyimpan kunci untuk memahami lebih baik tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Penelitian ini juga menekankan pentingnya konservasi spesies terancam punah seperti aye-aye. Dengan melindungi habitat mereka dan mempelajari perilaku mereka, kita dapat memastikan bahwa spesies unik ini terus berkembang dan memberikan kontribusi berharga bagi pemahaman kita tentang dunia alam. Lebih jauh lagi, penelitian ini menyoroti pentingnya observasi yang cermat dan pemikiran yang terbuka dalam penelitian ilmiah. Penemuan perilaku mengupil pada aye-aye adalah hasil dari pengamatan yang teliti dan kemauan untuk menjelajahi bidang penelitian yang tidak konvensional. Ini adalah pengingat bahwa penemuan ilmiah seringkali datang dari tempat yang tidak terduga dan bahwa kita harus selalu terbuka untuk kemungkinan baru.

Dengan terus mempelajari perilaku hewan, kita dapat memperoleh wawasan baru tentang evolusi, ekologi, dan kesehatan. Penelitian tentang perilaku mengupil pada aye-aye hanyalah salah satu contoh bagaimana penelitian ilmiah dapat mengungkap misteri dunia alam dan meningkatkan pemahaman kita tentang diri kita sendiri.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :