InDrive, perusahaan ride-hailing asal Rusia, angkat bicara menanggapi polemik yang berkembang di masyarakat terkait pertemuan antara Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) beberapa waktu lalu. Perusahaan tersebut menegaskan bahwa dua perwakilan pengemudi yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah mitra pengemudi aktif InDrive yang telah bergabung sejak tahun 2020. Pernyataan ini dikeluarkan menyusul keraguan yang muncul di media sosial mengenai keaslian identitas beberapa perwakilan pengemudi yang hadir dalam pertemuan tersebut.
"Dua pengemudi yang hadir adalah mitra aktif kami yang sudah bergabung sejak 2020 dengan penuh dedikasi. Kami bangga atas kerja keras mereka dalam melayani penumpang setiap hari. Kehadiran mereka di pertemuan tersebut adalah jawaban dari undangan resmi Bapak Wakil Presiden," demikian pernyataan resmi dari juru bicara InDrive yang diterima oleh media pada hari Senin, 2 September 2025. InDrive juga menyatakan penolakannya terhadap segala bentuk intimidasi yang mungkin ditujukan kepada mitra pengemudinya, menegaskan bahwa perusahaan akan selalu melindungi dan mendukung para pengemudinya sebagai bagian dari keluarga besar InDrive.
Pertemuan antara Wapres Gibran dengan delapan perwakilan pengemudi ojol dari berbagai platform aplikasi, termasuk Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive, berlangsung di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada hari Minggu, 31 Agustus. Dalam pertemuan tersebut, Gibran terlihat mengenakan batik bernuansa cokelat-kuning dan berdialog dengan para pengemudi yang mengenakan seragam resmi perusahaan masing-masing. Diskusi yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut berlangsung dalam suasana santai, diselingi dengan kudapan dan minuman. Pertemuan ini digadang-gadang sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meredakan situasi sosial-politik yang tengah berkembang dengan mendengarkan secara langsung aspirasi dari masyarakat, khususnya para pengemudi ojol yang memiliki peran penting dalam mobilitas perkotaan.
Namun, setelah pertemuan tersebut, muncul keraguan di media sosial mengenai keaslian identitas beberapa perwakilan pengemudi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Mohamad Rahman Tohir, yang juga dikenal dengan nama Cang Rahman. Penggunaan istilah "eskalasi" dan panggilan "taruna" kepada rekannya menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin bukan pengemudi ojol biasa, melainkan memiliki latar belakang lain yang tidak terkait langsung dengan profesi tersebut.
Menanggapi kehebohan yang terjadi, GoTo, perusahaan induk Gojek, memberikan klarifikasi bahwa Cang Rahman adalah mitra aktif Gojek sejak tahun 2015. Direktur Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya, menjelaskan bahwa pihaknya dihubungi oleh Kantor Wakil Presiden pada hari Sabtu untuk mengirimkan perwakilan pengemudi ojol. Ade menegaskan bahwa Cang Rahman adalah mitra yang aktif, terlibat dalam komunitas pengemudi, dan dipercaya oleh rekan-rekannya untuk mewakili aspirasi mereka. "Cang Rahman adalah mitra aktif, terlibat dalam komunitas, dan dipercaya rekan-rekannya. Aspirasi yang disampaikan murni dari mitra, mulai dari dukungan untuk keluarga rekan yang meninggal hingga harapan situasi tetap aman," ujar Ade dalam keterangan resmi yang diterima media. Ade menambahkan bahwa undangan resmi dari pemerintah merupakan kesempatan berharga bagi mitra pengemudi untuk menyuarakan aspirasi mereka secara langsung kepada pemerintah. "Suara tulus para mitra adalah fondasi terkuat untuk mencari solusi bersama demi masa depan yang lebih baik," tegasnya.
Grab, platform ride-hailing lainnya yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, juga memberikan klarifikasi serupa. Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menegaskan bahwa dua perwakilan mereka, Riska (yang telah aktif sejak 2016 dan merupakan bagian dari komunitas Lady Grab Jakarta Barat) dan Arief (yang telah aktif sejak 2018 dan merupakan bagian dari komunitas Grab Militan Cikarang), adalah mitra resmi yang melayani pelanggan setiap hari dan terlibat aktif dalam kegiatan komunitas pengemudi Grab. "Keduanya dikenal sebagai sosok yang kerap menyuarakan aspirasi rekan-rekannya," kata Tirza dalam keterangan yang diterima media. Tirza juga menyebut bahwa undangan dari Kantor Wakil Presiden merupakan kesempatan penting bagi mitra pengemudi untuk menyampaikan pengalaman dan harapan mereka secara langsung kepada pemerintah. "Pengalaman nyata di lapangan jauh lebih relevan dibandingkan narasi pihak lain. Dialog ini memastikan suara komunitas ojol tersampaikan secara damai dan otentik," ujarnya. Grab juga menilai bahwa ruang dialog dengan pemerintah merupakan langkah penting untuk membangun ekosistem transportasi yang sehat dan berkelanjutan, yang menguntungkan semua pihak, termasuk pengemudi, pelanggan, dan pemerintah.
Polemik mengenai keaslian identitas perwakilan pengemudi ojol yang hadir dalam pertemuan dengan Wapres Gibran menunjukkan pentingnya transparansi dan verifikasi dalam proses representasi publik. Kepercayaan masyarakat terhadap proses dialog antara pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan dapat tergerus jika terdapat keraguan mengenai legitimasi perwakilan yang hadir. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan-perusahaan ride-hailing perlu memastikan bahwa perwakilan yang dipilih benar-benar merupakan bagian dari komunitas yang mereka wakili dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai isu-isu yang dihadapi oleh komunitas tersebut.
Selain itu, polemik ini juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif dari para pengemudi ojol dalam proses pengambilan kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka. Para pengemudi ojol memiliki pengalaman dan pengetahuan yang unik mengenai tantangan dan peluang dalam industri ride-hailing. Dengan melibatkan mereka secara aktif dalam proses dialog dan konsultasi, pemerintah dapat memperoleh informasi yang berharga untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan adil.
Penting juga untuk dicatat bahwa pertemuan antara Wapres Gibran dengan perwakilan pengemudi ojol merupakan sinyal positif dari pemerintah mengenai kesediaannya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Dialog semacam ini perlu terus dilakukan secara berkelanjutan untuk membangun jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, serta untuk menciptakan solusi yang konstruktif terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Namun, dialog saja tidak cukup. Pemerintah juga perlu mengambil tindakan nyata untuk menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan oleh para pengemudi ojol. Beberapa isu penting yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah antara lain adalah masalah tarif yang adil, perlindungan sosial bagi pengemudi, dan regulasi yang jelas dan transparan mengenai industri ride-hailing. Dengan mengambil tindakan nyata, pemerintah dapat menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan para pengemudi ojol dan menciptakan ekosistem transportasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Ke depan, diharapkan agar pemerintah dapat terus menjalin komunikasi yang baik dengan para pengemudi ojol dan kelompok-kelompok kepentingan lainnya. Proses dialog yang terbuka dan transparan merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan menciptakan solusi yang konstruktif terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan bekerja sama, pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Selain itu, perusahaan-perusahaan ride-hailing juga memiliki peran penting dalam memastikan bahwa para pengemudi mereka mendapatkan perlakuan yang adil dan layak. Perusahaan-perusahaan tersebut perlu berinvestasi dalam program-program pelatihan dan pengembangan yang dapat membantu para pengemudi meningkatkan keterampilan mereka dan meningkatkan pendapatan mereka. Perusahaan-perusahaan tersebut juga perlu menyediakan perlindungan sosial bagi para pengemudi, seperti asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan kerja. Dengan memberikan dukungan yang komprehensif kepada para pengemudi, perusahaan-perusahaan ride-hailing dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif.
Pemerintah, perusahaan ride-hailing, dan para pengemudi ojol perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem transportasi yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan saling mendengarkan dan menghormati, kita dapat menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua.
Polemik ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya di media sosial. Informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap dapat menimbulkan kesalahpahaman dan bahkan konflik. Oleh karena itu, sebelum kita membagikan informasi di media sosial, sebaiknya kita melakukan verifikasi terlebih dahulu dari sumber-sumber yang terpercaya. Dengan demikian, kita dapat membantu mencegah penyebaran hoaks dan menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat.
Dalam era digital saat ini, media sosial memiliki kekuatan yang besar untuk mempengaruhi opini publik. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kita dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan kritis.
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa polemik mengenai keaslian identitas perwakilan pengemudi ojol yang hadir dalam pertemuan dengan Wapres Gibran merupakan isu yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak. Namun, dengan dialog yang terbuka, transparansi, dan tindakan nyata, kita dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.