Inggris dan Kanada, dua negara dengan pengaruh global yang signifikan, secara resmi mengakui Negara Palestina. Keputusan ini, yang diumumkan pada tanggal 22 September 2025, mengikuti jejak Australia dan menandai perubahan penting dalam lanskap geopolitik Timur Tengah. Pengakuan ini disambut dengan sorak-sorai oleh rakyat Palestina dan para pendukung perdamaian di seluruh dunia, sementara Israel dan sekutunya menyatakan kekecewaan dan kekhawatiran.
Alasan di Balik Pengakuan
Keputusan Inggris dan Kanada untuk mengakui Negara Palestina didorong oleh beberapa faktor utama:
-
Mendukung Solusi Dua Negara: Kedua negara menegaskan bahwa pengakuan ini merupakan langkah penting untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina dan mencapai solusi dua negara yang berkelanjutan. Mereka percaya bahwa mengakui Negara Palestina akan memberikan legitimasi dan kekuatan kepada rakyat Palestina untuk bernegosiasi dengan Israel sebagai negara yang setara.
-
Menjunjung Tinggi Hukum Internasional: Inggris dan Kanada menekankan bahwa pengakuan ini didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan hak mereka untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat. Mereka berpendapat bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina melanggar hukum internasional dan bahwa pengakuan Negara Palestina adalah cara untuk mengoreksi ketidakadilan ini.
-
Desakan Domestik dan Internasional: Tekanan dari masyarakat sipil, kelompok advokasi, dan partai politik di dalam negeri, serta seruan dari organisasi internasional dan negara-negara lain, juga memainkan peran penting dalam keputusan Inggris dan Kanada. Para pendukung pengakuan Negara Palestina berpendapat bahwa sudah waktunya bagi komunitas internasional untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap pendudukan Israel dan untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina.

Reaksi Internasional
Pengakuan Negara Palestina oleh Inggris dan Kanada telah memicu berbagai reaksi di seluruh dunia:
-
Palestina: Pemerintah dan rakyat Palestina menyambut baik pengakuan ini sebagai kemenangan bersejarah dan sebagai langkah maju yang signifikan menuju kemerdekaan dan kedaulatan. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Inggris dan Kanada atas dukungan mereka dan menyerukan negara-negara lain untuk mengikuti jejak mereka.
-
Israel: Pemerintah Israel mengecam pengakuan ini sebagai "tindakan sepihak" yang merusak proses perdamaian dan memberikan insentif kepada Palestina untuk menghindari negosiasi. Mereka menegaskan kembali bahwa Negara Palestina hanya dapat didirikan melalui negosiasi langsung dengan Israel dan bahwa pengakuan sepihak tidak akan membawa perdamaian.
-
Amerika Serikat: Pemerintah Amerika Serikat menyatakan kekecewaannya atas keputusan Inggris dan Kanada, dengan alasan bahwa pengakuan Negara Palestina harus menjadi hasil dari negosiasi antara Israel dan Palestina. Mereka menegaskan kembali komitmen mereka untuk solusi dua negara yang dinegosiasikan dan menyerukan kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan.
-
Negara-Negara Arab dan Muslim: Sebagian besar negara-negara Arab dan Muslim menyambut baik pengakuan Negara Palestina oleh Inggris dan Kanada. Mereka memuji kedua negara atas dukungan mereka terhadap hak-hak rakyat Palestina dan menyerukan negara-negara lain untuk mengikuti jejak mereka.
-
Uni Eropa: Reaksi di Uni Eropa beragam, dengan beberapa negara anggota menyambut baik pengakuan ini dan yang lain menyatakan kekhawatiran. Uni Eropa secara keseluruhan tetap berkomitmen untuk solusi dua negara yang dinegosiasikan, tetapi ada perbedaan pendapat tentang cara terbaik untuk mencapai tujuan ini.
Implikasi dan Konsekuensi
Pengakuan Negara Palestina oleh Inggris dan Kanada memiliki implikasi dan konsekuensi yang luas:
-
Legitimasi Internasional: Pengakuan ini memberikan legitimasi internasional yang lebih besar kepada Negara Palestina dan memperkuat posisinya di panggung dunia. Palestina sekarang dapat lebih mudah mengakses bantuan internasional, berpartisipasi dalam organisasi internasional, dan mengajukan kasus ke pengadilan internasional.
-
Tekanan pada Israel: Pengakuan ini meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengakhiri pendudukan atas wilayah Palestina dan untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti dengan Palestina. Israel sekarang menghadapi isolasi internasional yang lebih besar dan kritik yang lebih kuat atas kebijakannya.
-
Proses Perdamaian: Pengakuan ini dapat membantu menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina dengan menciptakan kondisi yang lebih seimbang untuk negosiasi. Palestina sekarang dapat bernegosiasi dengan Israel sebagai negara yang setara, dan Israel mungkin merasa lebih terdorong untuk membuat konsesi.
-
Dampak Regional: Pengakuan ini dapat memiliki dampak yang lebih luas pada stabilitas regional. Hal ini dapat memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina dan dapat mendorong negara-negara lain di kawasan itu untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap pendudukan Israel.
Tantangan dan Rintangan
Meskipun pengakuan Negara Palestina oleh Inggris dan Kanada merupakan langkah maju yang signifikan, masih ada tantangan dan rintangan yang signifikan yang harus diatasi:
-
Pendudukan Israel: Pendudukan Israel atas wilayah Palestina terus menjadi hambatan utama bagi pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Israel harus mengakhiri pendudukan, menarik pasukannya, dan membongkar permukiman ilegalnya agar Palestina dapat membangun negara mereka sendiri.
-
Perpecahan Internal Palestina: Perpecahan internal antara Fatah dan Hamas melemahkan posisi Palestina dan mempersulit untuk mencapai kesepakatan damai dengan Israel. Palestina harus mengatasi perpecahan mereka dan membentuk pemerintahan persatuan yang dapat mewakili semua rakyat Palestina.
-
Oposisi Israel: Pemerintah Israel terus menentang pembentukan Negara Palestina dan telah mengambil langkah-langkah untuk menggagalkan upaya Palestina untuk mencapai kemerdekaan. Israel harus mengubah kebijakannya dan mengakui hak rakyat Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat.
-
Kurangnya Dukungan Internasional: Meskipun Inggris dan Kanada telah mengakui Negara Palestina, banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat, belum melakukannya. Palestina membutuhkan dukungan internasional yang lebih luas untuk mencapai kemerdekaan dan membangun negara yang layak.
Langkah Selanjutnya
Setelah pengakuan Negara Palestina oleh Inggris dan Kanada, langkah-langkah berikut perlu diambil:
-
Negosiasi: Israel dan Palestina harus kembali ke meja perundingan dan terlibat dalam negosiasi yang berarti untuk mencapai kesepakatan damai yang komprehensif. Kesepakatan ini harus mencakup solusi untuk semua masalah inti, termasuk perbatasan, pengungsi, Yerusalem, dan keamanan.
-
Pembangunan Negara: Palestina harus terus membangun institusi-institusi negara mereka dan mengembangkan ekonomi mereka. Ini akan membantu menciptakan negara yang layak dan berkelanjutan yang dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Palestina.
-
Dukungan Internasional: Komunitas internasional harus terus memberikan dukungan kepada Palestina dalam upaya mereka untuk membangun negara dan mencapai perdamaian. Ini termasuk memberikan bantuan keuangan, dukungan politik, dan bantuan teknis.
-
Akuntabilitas: Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia. Ini termasuk mengakhiri pendudukan, membongkar permukiman ilegal, dan menghentikan kekerasan terhadap warga sipil Palestina.
Kesimpulan
Pengakuan Negara Palestina oleh Inggris dan Kanada merupakan langkah bersejarah menuju perdamaian di Timur Tengah. Hal ini memberikan legitimasi internasional yang lebih besar kepada Palestina, meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengakhiri pendudukan, dan dapat membantu menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina. Meskipun masih ada tantangan dan rintangan yang signifikan yang harus diatasi, pengakuan ini memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina dan bagi semua orang yang percaya pada perdamaian dan keadilan di Timur Tengah. Komunitas internasional harus terus mendukung Palestina dalam upaya mereka untuk membangun negara dan mencapai perdamaian, dan Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia. Hanya dengan begitu perdamaian abadi dapat dicapai di Timur Tengah.