Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Terlalu Banyak Asupan Protein, Catat Batasannya

  • Maskobus
  • Sep 13, 2025

Protein adalah fondasi kehidupan, sebuah makronutrien esensial yang hadir dalam setiap sel tubuh kita. Peranannya sangat vital, mulai dari membangun dan memperbaiki jaringan, memproduksi enzim dan hormon, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh. Kebutuhan protein sangat krusial, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, atlet yang membutuhkan pemulihan otot, dan lansia yang ingin mempertahankan massa otot seiring bertambahnya usia. Namun, seperti halnya segala sesuatu dalam hidup, kelebihan protein juga dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan. Pola makan tinggi protein, terutama jika didominasi oleh daging merah dan produk hewani berlemak, dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.

Studi-studi ilmiah telah menunjukkan kaitan antara asupan protein yang berlebihan dengan pembentukan batu ginjal, peningkatan risiko penyakit jantung, dan bahkan kanker usus besar. Di sisi lain, pola makan yang kaya akan protein nabati, seperti kacang-kacangan, lentil, dan biji-bijian, tampaknya jauh lebih aman dan bahkan berpotensi memberikan efek perlindungan terhadap berbagai penyakit.

Dalam jangka pendek, konsumsi protein shake atau porsi daging yang terlalu besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, perut kembung, dan sakit perut. Ketidaknyamanan ini adalah sinyal dari tubuh bahwa sistem pencernaan sedang berjuang untuk mengatasi kelebihan beban protein.

Memahami Kebutuhan Protein Tubuh

Lantas, berapa banyak protein yang sebenarnya kita butuhkan? Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk protein adalah sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kg membutuhkan sekitar 48 gram protein per hari. Jumlah ini dapat dengan mudah dipenuhi melalui konsumsi makanan sehari-hari, seperti satu porsi yoghurt rendah lemak, sepotong dada ayam ukuran sedang, dan semangkuk sereal dengan susu. Bagi sebagian besar orang dewasa yang sehat, asupan protein sebesar ini sudah lebih dari cukup untuk mencegah kekurangan protein.

Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Terlalu Banyak Asupan Protein, Catat Batasannya

Namun, banyak orang, terutama mereka yang aktif berolahraga atau ingin meningkatkan massa otot, cenderung mengonsumsi protein dalam jumlah yang jauh lebih tinggi. Beberapa bahkan menargetkan asupan protein hingga 1 gram per pon berat badan (sekitar 2,2 gram per kilogram). Padahal, sangat jarang seseorang membutuhkan protein sebanyak itu, bahkan di kalangan atlet profesional sekalipun.

Pedoman diet Amerika Serikat merekomendasikan bahwa 10-35 persen kalori harian berasal dari protein. Namun, jenis protein yang dikonsumsi juga sangat penting untuk diperhatikan. Pilihlah sumber protein tanpa lemak seperti ikan salmon, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, dan yoghurt. Sumber-sumber ini menyediakan protein berkualitas tinggi tanpa kandungan lemak jenuh berlebih yang sering ditemukan pada daging merah dan daging olahan.

Batasan Aman Konsumsi Protein

Untuk rata-rata orang dengan indeks massa tubuh (IMT) normal, para ahli menyarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 2 gram protein per kilogram berat badan per hari. Jadi, bagi seseorang dengan berat badan 60 kg, batas aman konsumsi protein adalah sekitar 120 gram per hari.

Kebanyakan orang tidak dapat mencapai asupan protein sebanyak ini secara alami, kecuali jika mereka secara sengaja menambahkan suplemen protein dan mengonsumsi makanan padat protein dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko yang terkait dengan konsumsi protein berlebihan dan berhati-hati dalam mengatur pola makan Anda.

Dampak Negatif Kelebihan Protein pada Tubuh

Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi jika Anda mengonsumsi protein terlalu banyak:

  1. Masalah Pencernaan: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kelebihan protein dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit, kembung, dan sakit perut. Hal ini terjadi karena tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna protein dibandingkan karbohidrat atau lemak. Selain itu, beberapa sumber protein, seperti daging merah, juga mengandung lemak yang dapat memperlambat proses pencernaan.

  2. Dehidrasi: Tubuh membutuhkan lebih banyak air untuk memproses protein dibandingkan makronutrien lainnya. Jika Anda mengonsumsi protein dalam jumlah besar tanpa meningkatkan asupan air, Anda berisiko mengalami dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala, kelelahan, dan penurunan kinerja fisik.

  3. Beban pada Ginjal: Ginjal berperan penting dalam menyaring limbah dari darah, termasuk produk sampingan dari metabolisme protein. Konsumsi protein yang berlebihan dapat memberikan tekanan ekstra pada ginjal, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Orang dengan kondisi ginjal yang sudah ada sebelumnya harus sangat berhati-hati dalam mengatur asupan protein mereka.

  4. Peningkatan Risiko Batu Ginjal: Asupan protein yang tinggi, terutama dari sumber hewani, dapat meningkatkan kadar kalsium dalam urin. Kadar kalsium yang tinggi dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

  5. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein yang tinggi, terutama dari daging merah dan produk hewani berlemak, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kadar kolesterol LDL yang tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

  6. Peningkatan Risiko Kanker: Beberapa penelitian juga mengaitkan konsumsi daging merah yang tinggi dengan peningkatan risiko kanker usus besar. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan senyawa karsinogenik yang terbentuk selama proses memasak daging merah pada suhu tinggi.

  7. Kenaikan Berat Badan: Meskipun protein dapat membantu meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi nafsu makan, konsumsi protein yang berlebihan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini karena kelebihan protein akan diubah menjadi glukosa atau lemak dan disimpan dalam tubuh.

  8. Osteoporosis: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan protein yang sangat tinggi dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

  9. Bau Mulut: Metabolisme protein menghasilkan amonia, yang dapat menyebabkan bau mulut.

  10. Kelelahan: Meskipun protein penting untuk energi, konsumsi protein yang berlebihan dapat membuat Anda merasa lelah dan lesu. Hal ini mungkin disebabkan oleh beban ekstra pada ginjal dan sistem pencernaan.

Tips Mengonsumsi Protein dengan Sehat

Berikut adalah beberapa tips untuk mengonsumsi protein dengan sehat:

  • Hitung Kebutuhan Protein Anda: Tentukan berapa banyak protein yang Anda butuhkan berdasarkan berat badan, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan Anda.
  • Pilih Sumber Protein yang Sehat: Prioritaskan sumber protein tanpa lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, lentil, dan biji-bijian.
  • Batasi Konsumsi Daging Merah dan Daging Olahan: Jika Anda mengonsumsi daging merah, pilihlah potongan tanpa lemak dan batasi porsinya. Hindari daging olahan seperti sosis dan bacon.
  • Perhatikan Ukuran Porsi: Jangan berlebihan dalam mengonsumsi protein. Ikuti panduan ukuran porsi yang direkomendasikan.
  • Minum Air yang Cukup: Pastikan Anda minum air yang cukup untuk membantu tubuh memproses protein.
  • Kombinasikan Protein dengan Karbohidrat dan Lemak Sehat: Jangan hanya fokus pada protein. Pastikan Anda mendapatkan nutrisi seimbang dari semua kelompok makanan.
  • Konsultasikan dengan Dokter atau Ahli Gizi: Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang asupan protein Anda, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.

Kesimpulan

Protein adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh. Namun, mengonsumsi protein terlalu banyak dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Penting untuk memahami kebutuhan protein Anda dan memilih sumber protein yang sehat. Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa Anda mendapatkan cukup protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda tanpa membahayakan kesehatan Anda. Ingatlah, keseimbangan adalah kunci untuk hidup sehat.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :