Intel menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan lini GPU, termasuk Arc dan Xe, meskipun menjalin kemitraan strategis dengan NVIDIA dalam pengembangan chip generasi baru untuk PC dan aplikasi kecerdasan buatan (AI). Penegasan ini menepis spekulasi yang muncul setelah pengumuman kolaborasi tersebut, yang mengindikasikan bahwa masa depan GPU internal Intel mungkin terancam.
Kerja sama antara Intel dan NVIDIA difokuskan pada pengembangan chip revolusioner yang menggabungkan kekuatan CPU Intel dengan GPU kelas atas NVIDIA, seperti seri RTX untuk PC konsumen dan desain AI/HPC untuk segmen enterprise. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan solusi komputasi yang lebih kuat dan efisien untuk berbagai aplikasi.
Namun, Intel menekankan bahwa kolaborasi dengan NVIDIA bersifat komplementer dan tidak akan menghentikan pengembangan GPU internal mereka. "Kami tidak membahas roadmap spesifik saat ini, tetapi kolaborasi ini bersifat melengkapi dan Intel akan tetap memiliki lini produk GPU sendiri," ujar juru bicara Intel, menenangkan kekhawatiran para penggemar dan investor.
Intel saat ini sedang mempersiapkan arsitektur Xe3 Celestial, yang akan debut bersama prosesor Panther Lake. Chip ini dipastikan murni menggunakan GPU buatan Intel tanpa campur tangan NVIDIA, menegaskan komitmen perusahaan untuk mengembangkan teknologi GPU sendiri. Xe3 Celestial diharapkan membawa peningkatan signifikan dalam kinerja grafis dan efisiensi daya.
Namun, prosesor Nova Lake yang dijadwalkan rilis tahun depan diperkirakan akan menjadi yang pertama mengadopsi GPU RTX dari NVIDIA, terutama untuk varian premium. Langkah ini menunjukkan bahwa Intel bersedia memanfaatkan teknologi NVIDIA untuk segmen pasar tertentu, sambil tetap mempertahankan pengembangan GPU internal untuk pasar massal.
Beberapa waktu lalu, Intel juga sempat melaporkan pengembangan Nova Lake-AX SoC, yang digadang-gadang menjadi pesaing langsung AMD Ryzen AI MAX series. Chip ini dirancang dengan iGPU lebih besar, cache tambahan, serta inovasi packaging mutakhir. Nova Lake-AX SoC menunjukkan ambisi Intel untuk bersaing di pasar SoC AI, yang semakin berkembang pesat.
Meskipun semula dirumorkan membawa hingga 48 inti Xe3 iGPU, kolaborasi dengan NVIDIA membuka peluang penggunaan GPU RTX berbasis arsitektur Blackwell atau generasi berikutnya pada Nova Lake-AX SoC. Hal ini dapat memberikan peningkatan kinerja grafis yang signifikan dan memungkinkan chip untuk bersaing dengan produk-produk terbaik di pasar.
Langkah ini mengingatkan pada eksperimen Kaby Lake-G, yang memadukan CPU Intel dengan GPU Radeon Vega milik AMD. Meskipun proyek itu tidak sukses karena masalah driver, konsep multi-chiplet yang diperkenalkan menjadi dasar lahirnya SoC modern seperti AMD Strix Halo dan lini Intel AX. Kaby Lake-G menjadi pelajaran berharga bagi Intel dalam pengembangan desain multi-chiplet.
Kini, Intel memiliki teknologi Foveros interconnect untuk mendukung desain multi-chiplet yang lebih efisien, dan inilah yang akan dipakai dalam pengembangan chip kolaborasi Intel-NVIDIA. Foveros memungkinkan Intel untuk menggabungkan berbagai komponen chip dalam satu paket, meningkatkan kinerja dan efisiensi daya secara keseluruhan.
Meskipun menggandeng NVIDIA, Intel menegaskan tetap mengembangkan GPU Arc discrete secara mandiri. GPU Arc ditujukan untuk pasar game dan konten kreator, menawarkan alternatif bagi produk NVIDIA dan AMD. Intel berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan fitur GPU Arc untuk bersaing di pasar yang kompetitif ini.
Menurut analis, Intel tidak mungkin meninggalkan segmen ini karena akan memberi NVIDIA dominasi absolut di pasar GPU diskrit yang kini sudah menguasai 94% pangsa pasar. Kehadiran Intel di pasar GPU diskrit penting untuk menjaga persaingan dan memberikan pilihan yang lebih banyak kepada konsumen.
Rumor yang beredar menyebut Intel tengah menyiapkan GPU baru Battlemage BMG-G31 untuk desktop dan laptop, meski belum ada konfirmasi resmi. Battlemage diharapkan membawa peningkatan kinerja yang signifikan dibandingkan dengan generasi Arc sebelumnya, dan akan menjadi pesaing serius bagi produk NVIDIA dan AMD.
Intel dikenal menjaga kerahasiaan produknya hingga mendekati peluncuran, seperti yang terjadi pada lini Arc B-Series sebelumnya. Hal ini membuat sulit untuk mendapatkan informasi pasti tentang produk-produk Intel yang akan datang, tetapi rumor dan bocoran sering kali memberikan gambaran tentang apa yang diharapkan.
CEO NVIDIA Jensen Huang juga menyebut teknologi NVLINK akan dimanfaatkan dalam pengembangan akselerator AI, meski belum ada detail mengenai dampaknya pada lini Jaguar Shores milik Intel. NVLINK adalah teknologi interkoneksi berkecepatan tinggi yang dikembangkan oleh NVIDIA, dan dapat meningkatkan kinerja akselerator AI secara signifikan.
Produk hasil kerja sama ini diperkirakan baru akan diumumkan secara resmi di ajang CES 2026 atau pameran teknologi besar berikutnya. Ini berarti bahwa kita mungkin harus menunggu beberapa tahun untuk melihat hasil konkret dari kolaborasi Intel-NVIDIA.
Bagi Intel, langkah ini menunjukkan strategi ganda: memanfaatkan teknologi NVIDIA untuk segmen premium, sekaligus mempertahankan riset GPU internal seperti Arc, Xe3, dan Xe4 untuk pasar massal. Dengan begitu, Intel menegaskan dirinya masih akan menjadi pemain penting di industri GPU, bukan hanya pengikut. Intel bertekad untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi GPU sendiri, sambil memanfaatkan peluang kolaborasi untuk mempercepat kemajuan.
Keputusan Intel untuk tetap mengembangkan GPU Arc discrete dan lini produk Xe mereka menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjadi pemain utama dalam pasar GPU. Meskipun kemitraan dengan NVIDIA akan membantu Intel bersaing di segmen premium, perusahaan juga menyadari pentingnya memiliki teknologi GPU internal sendiri untuk melayani pasar massal dan menjaga persaingan di industri.
Dengan meluncurkan arsitektur Xe3 Celestial dan mempersiapkan GPU Battlemage BMG-G31, Intel menunjukkan bahwa mereka serius tentang pengembangan GPU internal. Selain itu, pengembangan Nova Lake-AX SoC dan pemanfaatan teknologi Foveros interconnect menunjukkan inovasi Intel dalam desain multi-chiplet dan integrasi AI.
Secara keseluruhan, strategi Intel adalah pendekatan yang seimbang yang memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan NVIDIA sambil mempertahankan kemandirian dan inovasi internal. Dengan berinvestasi dalam pengembangan GPU internal dan menjalin kemitraan strategis, Intel memposisikan diri untuk menjadi pemain penting di pasar GPU dalam jangka panjang.
Masa depan industri GPU akan menarik untuk disaksikan, dengan Intel, NVIDIA, dan AMD bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Dengan teknologi baru yang terus dikembangkan dan inovasi yang berkelanjutan, konsumen dapat mengharapkan kinerja grafis yang lebih baik dan pengalaman komputasi yang lebih imersif di masa mendatang.