Kanker kolorektal, yang dulunya dianggap sebagai penyakit orang tua, kini semakin mengkhawatirkan karena menyerang usia muda. Kisah Monika Choudhary, seorang wanita berusia 29 tahun yang didiagnosis kanker kolorektal stadium lanjut, menjadi pengingat betapa pentingnya kesadaran akan penyakit ini. Monika, yang selalu menjaga kesehatan dan pola makan, tidak menyangka akan didiagnosis kanker. Perubahan gaya hidupnya, terutama setelah fokus pada pekerjaan yang menuntut, menjadi faktor pemicu yang tidak disadarinya.
Monika menceritakan bahwa jam kerjanya yang panjang dan tekanan deadline membuatnya stres dan kurang bergerak. Rutinitas olahraganya pun terbengkalai. Awalnya, ia merasakan kelelahan dan rasa tidak nyaman, namun mengabaikannya karena menganggapnya sebagai efek samping dari pekerjaan. Hingga akhirnya, pemeriksaan kesehatan mengungkap kenyataan pahit: kanker kolorektal stadium 4. Monika meyakini bahwa stres, kelelahan, dan kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada kondisinya.
Kisah Monika adalah contoh nyata bahwa kanker kolorektal tidak mengenal usia. Penting bagi kita untuk memahami gejala-gejala awal kanker kolorektal dan faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Apa Itu Kanker Kolorektal?
Kanker kolorektal adalah kanker yang dimulai di usus besar (kolon) atau rektum. Keduanya adalah bagian dari sistem pencernaan yang memproses makanan. Sebagian besar kanker kolorektal dimulai sebagai pertumbuhan kecil dan jinak yang disebut polip. Seiring waktu, beberapa polip ini dapat berubah menjadi kanker.
Kanker kolorektal stadium 4, seperti yang dialami Monika, adalah kondisi ketika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti hati, paru-paru, atau kelenjar getah bening. Kondisi ini juga dikenal sebagai kanker usus besar metastatik, stadium lanjut, atau jauh.
Mengapa Kanker Kolorektal Semakin Banyak Menyerang Usia Muda?
Meskipun penyebab pasti peningkatan kasus kanker kolorektal pada usia muda belum diketahui, beberapa faktor diduga berperan:
-
Perubahan Gaya Hidup: Gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh tekanan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko kanker kolorektal. Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat (tinggi lemak, rendah serat), dan stres kronis dapat memicu peradangan dan kerusakan sel dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko kanker.
-
Obesitas: Obesitas, terutama obesitas abdominal (lemak di sekitar perut), telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Lemak visceral menghasilkan hormon dan zat lain yang dapat memicu peradangan dan pertumbuhan sel kanker.
-
Pola Makan Tidak Sehat: Pola makan tinggi daging merah dan olahan, rendah serat, buah-buahan, dan sayuran dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Daging merah dan olahan mengandung senyawa yang dapat merusak DNA dan meningkatkan peradangan. Serat, di sisi lain, membantu menjaga kesehatan usus dan mencegah pembentukan polip.
-
Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan telah lama diketahui sebagai faktor risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal. Zat-zat kimia dalam rokok dan alkohol dapat merusak DNA dan meningkatkan risiko mutasi sel yang mengarah pada kanker.
-
Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau polip usus dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Beberapa sindrom genetik, seperti sindrom Lynch dan familial adenomatous polyposis (FAP), juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal secara signifikan.
-
Perubahan Mikrobioma Usus: Mikrobioma usus adalah komunitas kompleks mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan. Perubahan dalam komposisi mikrobioma usus, yang sering disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat dan penggunaan antibiotik yang berlebihan, dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Gejala Kanker Kolorektal yang Sering Diabaikan
Salah satu alasan mengapa kanker kolorektal sering terlambat terdeteksi adalah karena gejalanya seringkali tidak spesifik dan mudah diabaikan. Berikut adalah beberapa gejala kanker kolorektal yang perlu diwaspadai:
-
Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar: Perubahan kebiasaan buang air besar yang berlangsung lebih dari beberapa hari, seperti diare, sembelit, atau perubahan konsistensi tinja, dapat menjadi tanda kanker kolorektal.
-
Pendarahan Rektum atau Darah dalam Tinja: Pendarahan rektum atau darah dalam tinja adalah gejala yang serius dan tidak boleh diabaikan. Darah mungkin berwarna merah terang atau gelap, dan mungkin bercampur dengan tinja atau hanya terlihat di kertas toilet.
-
Nyeri atau Kram Perut: Nyeri atau kram perut yang persisten dan tidak jelas penyebabnya dapat menjadi tanda kanker kolorektal.
-
Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab yang Jelas: Penurunan berat badan yang signifikan tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik dapat menjadi tanda kanker.
-
Kelelahan: Kelelahan yang ekstrem dan tidak hilang setelah istirahat yang cukup dapat menjadi tanda kanker.
-
Perasaan Tidak Tuntas Setelah Buang Air Besar: Merasa seperti tidak dapat mengosongkan usus sepenuhnya setelah buang air besar dapat menjadi tanda kanker kolorektal.
-
Anemia Defisiensi Besi: Kanker kolorektal dapat menyebabkan pendarahan kronis yang tidak disadari, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
Pada kanker kolorektal stadium 4, gejala lain mungkin muncul tergantung pada organ yang terkena:
- Kanker yang menyebar ke hati: Dapat menyebabkan penyakit kuning (kulit dan mata menguning), pembengkakan perut, dan nyeri di sisi kanan atas perut.
- Kanker yang menyebar ke paru-paru: Dapat menyebabkan sesak napas, batuk kronis, dan nyeri dada.
Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Kolorektal
Meskipun tidak semua kasus kanker kolorektal dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
-
Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan yang kaya serat, buah-buahan, dan sayuran. Batasi konsumsi daging merah dan olahan, serta makanan tinggi lemak.
-
Aktivitas Fisik Teratur: Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari.
-
Menjaga Berat Badan Ideal: Hindari obesitas dan jaga berat badan yang sehat.
-
Berhenti Merokok dan Membatasi Konsumsi Alkohol: Jika Anda merokok, berhentilah. Batasi konsumsi alkohol Anda.
-
Skrining Kanker Kolorektal: Skrining kanker kolorektal adalah cara terbaik untuk mendeteksi kanker pada tahap awal, ketika lebih mudah diobati. Dokter Anda dapat merekomendasikan jenis skrining yang tepat untuk Anda berdasarkan usia, riwayat keluarga, dan faktor risiko lainnya. Pilihan skrining meliputi kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, tes darah samar tinja (FOBT), dan tes DNA tinja.
Pentingnya Kesadaran dan Tindakan Dini
Kisah Monika Choudhary adalah pengingat yang kuat bahwa kanker kolorektal dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau gaya hidup. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang gejala-gejala kanker kolorektal dan faktor-faktor risiko yang terkait dengan penyakit ini. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan. Jangan abaikan kesehatan Anda. Jadikan pencegahan dan deteksi dini sebagai prioritas.