Jungkook BTS Akui Mengidap ADHD, Kondisi Medis Apa Itu?

  • Maskobus
  • Sep 01, 2025

Pengakuan mengejutkan datang dari Jungkook, anggota grup idola global BTS, yang membuka diri tentang kondisi kesehatan mentalnya. Dalam sebuah siaran langsung (live streaming) yang intim dengan para penggemarnya, Jungkook mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Pengakuan ini sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar dan masyarakat luas, memicu diskusi tentang ADHD dan dampaknya pada kehidupan individu.

Keterbukaan Jungkook ini bermula ketika seorang penggemar dalam siaran langsung tersebut meminta Jungkook untuk tidak terlalu banyak bergerak saat duduk. Menanggapi permintaan tersebut, Jungkook dengan jujur menjelaskan bahwa ia tidak bisa mengendalikan kegelisahannya karena ia mengidap ADHD. Ia mengungkapkan bahwa kondisi ini membuatnya sulit untuk duduk diam dan fokus dalam waktu yang lama.

Pengakuan jujur Jungkook ini langsung disambut dengan gelombang dukungan dari para penggemar di seluruh dunia. Banyak penggemar yang juga mengidap ADHD atau memiliki orang terdekat yang berjuang dengan kondisi tersebut, merasa terinspirasi dan termotivasi oleh keberanian Jungkook untuk berbagi pengalamannya. Mereka merasa terwakili dan didukung oleh idola mereka, yang telah membantu meningkatkan kesadaran tentang ADHD.

Siaran langsung tersebut, yang awalnya merupakan obrolan santai setelah kepulangan Jungkook dari Amerika Serikat, berubah menjadi momen yang penuh makna dan menyentuh hati. Jutaan penggemar menyaksikan dengan penuh perhatian saat Jungkook berbicara tentang ADHD dan bagaimana hal itu memengaruhi dirinya. Momen ini menunjukkan sisi lain dari seorang idola yang seringkali hanya dilihat di atas panggung, sebagai seorang individu yang juga memiliki tantangan dan perjuangan dalam hidupnya.

Kehadiran V, anggota BTS lainnya, dalam siaran langsung tersebut juga menambah kehangatan dan keceriaan. Interaksi keduanya yang akrab dan penuh canda tawa memberikan sedikit hiburan di tengah suasana yang serius. Momen ini memperlihatkan sekilas persahabatan erat antara Jungkook dan V, yang dikenal dengan sebutan "Taekook" oleh para penggemar.

Jungkook BTS Akui Mengidap ADHD, Kondisi Medis Apa Itu?

Lantas, apa sebenarnya ADHD itu? Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian, mengendalikan impuls, dan mengatur tingkat aktivitas. Kondisi ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat berlanjut hingga dewasa. ADHD bukan sekadar masalah perilaku atau kurangnya disiplin, melainkan kondisi medis yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang tepat.

Gejala ADHD dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi secara umum meliputi kesulitan berkonsentrasi, mudah teralihkan perhatian, hiperaktivitas (gerakan berlebihan), impulsivitas (bertindak tanpa berpikir panjang), dan kesulitan mengatur diri sendiri. Gejala-gejala ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial, dan harga diri.

Cleveland Clinic menjelaskan bahwa ADHD menyebabkan pola persisten berupa kurang perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Gejala ADHD biasanya dimulai sebelum usia 12 tahun dan meliputi kegelisahan, kesulitan memperhatikan, dan kehilangan barang. Meskipun ADHD seringkali didiagnosis pada masa kanak-kanak, banyak orang baru menyadari bahwa mereka mengidap ADHD setelah dewasa.

Terdapat beberapa jenis ADHD, masing-masing dengan karakteristik yang berbeda:

  1. Inattentive ADHD (Dominan Tidak Perhatian): Jenis ADHD ini ditandai dengan kesulitan berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, dan tetap teratur. Orang dengan inattentive ADHD mungkin sering melamun, membuat kesalahan ceroboh, kesulitan mengikuti instruksi, dan mudah kehilangan barang. Mereka mungkin tampak tidak mendengarkan ketika diajak bicara dan kesulitan mengatur waktu. Pada tipe ini, seseorang hanya memiliki sedikit atau tidak ada gejala hiperaktif.
  2. Hyperactive-Impulsive ADHD (Dominan Hiperaktif-Impulsif): Jenis ADHD ini ditandai dengan hiperaktivitas (gerakan berlebihan) dan impulsivitas (bertindak tanpa berpikir panjang). Orang dengan hyperactive-impulsive ADHD mungkin sulit untuk duduk diam, sering gelisah, berbicara berlebihan, menyela pembicaraan orang lain, dan kesulitan menunggu giliran. Mereka memiliki energi berlebih dan suka sekali bicara. Bahkan, energi ini bisa berdampak sedikit negatif, seperti suka menyela orang lain dan bertindak tanpa berpikir lebih dulu.
  3. Combined Presentation (Kombinasi): Jenis ADHD ini merupakan kombinasi dari gejala inattentive dan hyperactive-impulsive. Orang dengan combined presentation ADHD menunjukkan gejala kesulitan berkonsentrasi, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Ini adalah jenis ADHD yang paling umum, dan kebanyakan orang mengaitkannya dengan kondisi tersebut. Seseorang mungkin memiliki banyak gejala seperti menghindari tugas yang memerlukan fokus, sulit memerhatikan detail, mudah lupa, hingga hiperaktif-impulsif.
  4. Unspecified Presentation (Tidak Terklasifikasi): Jenis ADHD ini digunakan ketika seseorang menunjukkan gejala ADHD tetapi tidak memenuhi kriteria untuk salah satu dari tiga jenis di atas. Pada fase ini, akan timbul gejala yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Gejala yang muncul bisa saja di luar tanda-tanda di jenis-jenis ADHD lainnya, sehingga dokter mungkin akan kesulitan dalam mendiagnosis.

Penting untuk diingat bahwa diagnosis ADHD harus ditegakkan oleh profesional kesehatan yang berkualifikasi, seperti psikiater atau psikolog. Diagnosis biasanya melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap riwayat medis, perilaku, dan fungsi kognitif seseorang.

Penyebab ADHD belum sepenuhnya dipahami, tetapi penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik, lingkungan, dan perkembangan otak dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini. ADHD bukanlah hasil dari pola asuh yang buruk atau kurangnya disiplin.

Meskipun tidak ada obat untuk ADHD, ada berbagai pengobatan yang efektif untuk membantu orang dengan ADHD mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Pengobatan ADHD biasanya melibatkan kombinasi terapi perilaku, pengobatan, dan dukungan pendidikan.

  • Terapi Perilaku: Terapi perilaku, seperti pelatihan keterampilan sosial dan terapi kognitif perilaku (CBT), dapat membantu orang dengan ADHD mengembangkan keterampilan untuk mengatur perilaku mereka, meningkatkan fokus, dan mengatasi impulsivitas.
  • Pengobatan: Obat-obatan stimulan dan non-stimulan dapat membantu meningkatkan fokus, mengurangi hiperaktivitas, dan mengendalikan impulsivitas pada orang dengan ADHD. Obat-obatan ini harus diresepkan dan diawasi oleh dokter.
  • Dukungan Pendidikan: Anak-anak dan remaja dengan ADHD mungkin memerlukan dukungan tambahan di sekolah, seperti akomodasi di kelas, bantuan tugas, dan strategi belajar yang disesuaikan.

Keterbukaan Jungkook tentang ADHD telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kondisi ini. Dengan berbagi pengalamannya, Jungkook telah membantu mengurangi stigma yang seringkali terkait dengan ADHD dan memberikan harapan bagi orang lain yang berjuang dengan kondisi serupa. Pengakuan Jungkook juga mendorong diskusi yang lebih terbuka tentang kesehatan mental dan pentingnya mencari bantuan jika dibutuhkan.

Kisah Jungkook adalah pengingat bahwa ADHD bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan dan menjalani kehidupan yang bermakna. Dengan dukungan yang tepat, orang dengan ADHD dapat mencapai potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi yang berharga bagi masyarakat.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ADHD dan dampaknya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mungkin mengidap ADHD, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Ingatlah, Anda tidak sendirian.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :