Karies Gigi pada Anak di Atas 90 Persen, IDGAI Soroti Kebiasaan Ini

  • Maskobus
  • Aug 22, 2025

Penyakit gigi dan mulut masih menjadi momok kesehatan yang mengkhawatirkan bagi anak-anak usia sekolah di Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa masalah gigi, khususnya karies atau gigi berlubang, mendominasi temuan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah. Kondisi ini menyoroti perlunya perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk orang tua, tenaga medis, dan pemerintah, untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan preventif terhadap kesehatan gigi anak.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumiwi, sebelumnya mengungkapkan bahwa dalam program CKG Sekolah, yang menyasar Sekolah Rakyat, tiga masalah kesehatan utama yang terdeteksi adalah masalah gigi, kebugaran fisik yang kurang, dan anemia. Tingginya prevalensi masalah gigi ini menjadi lampu merah yang mengindikasikan adanya kekurangan dalam upaya menjaga kesehatan gigi anak secara nasional.

Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) DKI Jakarta, Dr. drg. Eva Fauziah, SpKGA, K-PKOA, mengamini bahwa prevalensi masalah gigi pada anak, terutama karies, memang sangat tinggi. "Karies gigi pada anak itu prevalensinya masih tinggi sekitar 90 persen lebih," ungkap drg. Eva saat ditemui di Jakarta Timur pada Jumat, 22 Agustus 2025. Angka ini menunjukkan bahwa hampir seluruh anak di Indonesia berpotensi mengalami karies gigi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kualitas hidup mereka.

Drg. Eva menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya angka karies pada anak adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran, baik pada anak-anak maupun orang tua, mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Banyak anak-anak yang tidak tahu bagaimana cara menyikat gigi yang benar, jenis makanan yang baik dan buruk untuk gigi, serta pentingnya pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi. Sementara itu, banyak orang tua yang kurang memperhatikan kesehatan gigi anak-anak mereka, atau tidak memiliki informasi yang cukup untuk membantu anak-anak mereka menjaga kesehatan gigi.

Penyebab utama karies gigi adalah sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi dan tidak dibersihkan dengan baik. Sisa-sisa makanan ini menjadi sumber makanan bagi bakteri yang ada di dalam mulut. Bakteri ini kemudian menghasilkan asam yang dapat merusak lapisan email gigi, yang merupakan lapisan terluar dan terkeras dari gigi. Jika lapisan email gigi rusak, maka akan terbentuk lubang pada gigi, yang disebut karies.

Karies Gigi pada Anak di Atas 90 Persen, IDGAI Soroti Kebiasaan Ini

Drg. Eva menyoroti bahwa makanan manis merupakan salah satu penyebab utama karies gigi. Makanan manis cenderung lebih sulit dibersihkan dari gigi dibandingkan dengan makanan lain. Selain itu, makanan manis juga mengandung gula yang merupakan sumber makanan utama bagi bakteri penyebab karies. "Sebenarnya makanan yang manis lebih banyak (menyebabkan karies). Makanan manis termasuk sulit untuk dibersihkan. Kalau yang berserat malah lebih bagus," jelas drg. Eva. Makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran, justru dapat membantu membersihkan gigi secara alami saat dikunyah.

Menyadari tingginya prevalensi karies gigi pada anak dan dampaknya yang merugikan, drg. Eva menekankan pentingnya tindakan preventif atau upaya pencegahan untuk mencegah masalah gigi seperti karies muncul. Tindakan preventif ini meliputi berbagai upaya, mulai dari edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut, praktik menyikat gigi yang benar, hingga pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi.

Salah satu tindakan preventif yang paling penting adalah menyikat gigi secara rutin dua kali sehari, yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Menyikat gigi membantu membersihkan sisa-sisa makanan dan plak yang menempel pada gigi, sehingga mencegah bakteri penyebab karies berkembang biak. Selain itu, cara menyikat gigi yang benar juga sangat penting untuk diperhatikan. Menyikat gigi yang benar adalah dengan menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi berfluoride, serta menyikat seluruh permukaan gigi dengan gerakan memutar atau naik turun secara perlahan dan menyeluruh.

Edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut juga sangat penting untuk diberikan kepada anak-anak dan orang tua. Edukasi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti penyuluhan di sekolah-sekolah, seminar kesehatan gigi, atau melalui media sosial dan website kesehatan. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta memberikan informasi mengenai cara-cara mencegah karies gigi.

Selain itu, pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi juga sangat penting untuk dilakukan secara berkala, minimal setiap enam bulan sekali. Pemeriksaan gigi rutin dapat membantu mendeteksi masalah gigi sejak dini, sehingga dapat segera ditangani sebelum menjadi lebih parah. Dokter gigi juga dapat memberikan saran dan tips mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.

"Jadi kalau terus-terusan tidak dibersihkan (sisa-sisa makanan) maka akan menyebabkan terjadinya karies," pungkas drg. Eva. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut secara konsisten untuk mencegah terjadinya karies gigi.

Untuk mengatasi masalah karies gigi pada anak, diperlukan upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi: Pemerintah, tenaga medis, dan organisasi kesehatan perlu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, terutama pada anak-anak. Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti penyuluhan di sekolah-sekolah, seminar kesehatan, kampanye di media sosial, dan pembuatan materi edukasi yang menarik dan mudah dipahami.

  2. Promosi Kebiasaan Menyikat Gigi yang Benar: Penting untuk mengajarkan anak-anak cara menyikat gigi yang benar sejak dini. Orang tua dapat membimbing anak-anak mereka menyikat gigi dua kali sehari dengan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi berfluoride. Selain itu, orang tua juga perlu memastikan bahwa anak-anak mereka menyikat seluruh permukaan gigi dengan gerakan yang benar.

  3. Pembatasan Konsumsi Makanan Manis: Orang tua perlu membatasi konsumsi makanan manis pada anak-anak mereka. Makanan manis merupakan salah satu penyebab utama karies gigi. Jika anak-anak mengonsumsi makanan manis, pastikan mereka segera menyikat gigi setelahnya.

  4. Peningkatan Akses ke Layanan Kesehatan Gigi: Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat ke layanan kesehatan gigi, terutama di daerah-daerah terpencil. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun lebih banyak puskesmas dan klinik gigi, serta meningkatkan jumlah tenaga medis gigi yang berkualitas.

  5. Program Pencegahan Karies Gigi di Sekolah: Pemerintah dapat bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan program pencegahan karies gigi. Program ini dapat meliputi penyuluhan kesehatan gigi, pemeriksaan gigi gratis, dan pemberian sikat gigi dan pasta gigi gratis kepada siswa.

  6. Pemberian Fluoride: Fluoride adalah mineral yang dapat membantu memperkuat lapisan email gigi dan mencegah karies. Fluoride dapat diberikan melalui berbagai cara, seperti pasta gigi berfluoride, obat kumur berfluoride, atau aplikasi fluoride oleh dokter gigi.

  7. Peran Aktif Orang Tua: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi anak-anak mereka. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik dengan menjaga kesehatan gigi mereka sendiri, serta membimbing dan memotivasi anak-anak mereka untuk menjaga kesehatan gigi mereka.

Dengan upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan prevalensi karies gigi pada anak di Indonesia dapat menurun secara signifikan. Kesehatan gigi yang baik akan berdampak positif pada kesehatan dan kualitas hidup anak-anak, serta membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :