Meningkatnya adopsi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia secara signifikan mendorong kebutuhan akan infrastruktur data center yang mumpuni. Hal ini dikarenakan pengembangan dan implementasi solusi AI membutuhkan daya komputasi dan kapasitas penyimpanan data yang besar, yang hanya dapat dipenuhi oleh data center modern. Equinix Indonesia, sebagai salah satu pemain utama di industri data center, menyadari tren ini dan telah berinvestasi dalam pembangunan data center yang siap mendukung beban kerja AI.
Pada bulan Mei 2025, Equinix Indonesia meresmikan JK1 Jakarta International Business Exchange (IBX), sebuah data center baru yang berlokasi strategis di Kuningan Barat, Jakarta Selatan, dekat dengan Gedung Cyber 1. Data center ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan komputasi intensif dari aplikasi AI, dengan fokus pada interkoneksi dan efisiensi energi.
detikINET berkesempatan mengunjungi data center JK1 pada Senin, 8 September 2025, untuk melihat langsung fasilitas dan teknologi yang ditawarkan. Gedung 8 lantai ini memiliki kapasitas 1.600 kabinet dan ruang kolokasi seluas 5.300 meter persegi, menjadikannya salah satu data center terbesar di Jakarta.
Managing Director Equinix Indonesia, Haris Izmee, menjelaskan bahwa JK1 dirancang sejak awal untuk menangani beban kerja AI. Fase I pembangunan mencakup dua data hall di dua lantai, dengan kapasitas 2,4 megawatt dan 550 kabinet yang dilengkapi dengan pendingin air (water cooling) untuk memenuhi kebutuhan pendinginan yang tinggi dari perangkat keras AI.
"Nanti di Fase II kita akan implementasikan liquid cooling, itu untuk AI workload yang jauh lebih advance," ujar Haris. Implementasi liquid cooling akan memungkinkan JK1 untuk mendukung beban kerja AI yang lebih kompleks dan menuntut, seperti pelatihan model AI yang sangat besar.
Equinix Indonesia berkomitmen untuk membawa teknologi data center terbaru ke Indonesia, termasuk liquid cooling. Secara sederhana, prinsip liquid cooling adalah menggunakan jalur air untuk mendinginkan setiap rak di data center, menggantikan metode pendinginan udara konvensional yang kurang efisien untuk beban kerja AI yang padat.
Haris menekankan bahwa tren AI membuat keberadaan data center semakin penting, termasuk di Indonesia. Percepatan penggunaan AI untuk berbagai aplikasi, mulai dari layanan pelanggan hingga analisis data, secara langsung meningkatkan permintaan akan data center.
"Sekarang kita lihat kebanyakan AI masih di tahap LLM (Large Language Model) atau chat. Ke depannya kita bisa lihat ada kemungkinan penggunaan lebih banyak lagi," jelas Haris. Penggunaan AI yang lebih canggih di Indonesia akan membutuhkan GPU (Graphics Processing Unit) yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Dampaknya, data center akan membutuhkan daya yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak panas.
"Jadi kita akan perlu liquid cooling itu," ujar Haris. Liquid cooling menjadi solusi yang esensial untuk mengatasi tantangan pendinginan pada data center yang mendukung beban kerja AI yang intensif.
Equinix Indonesia sangat memperhatikan efisiensi energi dan prinsip keberlanjutan dalam operasional data center mereka. JK1 dirancang untuk mencapai efisiensi penggunaan energi (PUE) rata-rata sebesar 1,41 pada kondisi beban penuh. Fasilitas ini akan dioperasikan secara efisien sesuai dengan standar A1A yang diakui secara global dari American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE).
Haris menegaskan bahwa JK1 memiliki reliabilitas tinggi dengan uptime mencapai 99,9999%. Mereka memiliki sistem berlapis untuk memastikan data center mereka tidak pernah mati listrik, termasuk back up power berupa empat generator 2.000 kVA. Keandalan dan ketersediaan data center sangat penting untuk mendukung aplikasi AI yang membutuhkan akses data dan komputasi tanpa gangguan.
Selain infrastruktur fisik, Equinix Indonesia juga berinvestasi dalam pengembangan talenta digital untuk mengoperasikan data center JK1. Saat ini, JK1 dioperasikan oleh 20 orang sejak diresmikan pada bulan Mei 2025.
"Memang mau cari talenta digital di Indonesia terutama untuk digital infrastructure atau data center nggak gampang. Sangat sedikit di Indonesia," kata Haris. Keterampilan khusus diperlukan untuk mengelola dan memelihara data center modern, termasuk pengetahuan tentang jaringan, keamanan, dan sistem pendingin.
Equinix Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan universitas untuk mempersiapkan talenta digital data center. Mereka berencana untuk memperluas bangunan JK1. Dalam kapasitas penuh di masa depan, data center JK1 akan membutuhkan hingga 50 orang untuk operasional. Sementara untuk proses konstruksi dan desain, sudah ada ratusan SDM yang dipekerjakan. Investasi dalam pengembangan talenta lokal sangat penting untuk memastikan keberlanjutan operasional data center dan mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.
Equinix Indonesia sedang menjajaki kerjasama dengan sejumlah pihak yang ingin mengembangkan solusi AI. Mereka akan membutuhkan keberadaan data center untuk melatih solusi AI yang akan disiapkan.
"Kita sekarang lagi dalam proses untuk memampukan mereka untuk bisa membuat solusi (AI-red) di atas infrastrukturnya kita. Kita berharap bisa membuat suatu solusi yang sangat relevan untuk konsumen-konsumen kita di Indonesia yang bisa pakai private cloud AI di Equinix," papar Haris. Kolaborasi dengan pengembang AI akan memungkinkan Equinix Indonesia untuk menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pelanggan dan mendorong inovasi di bidang AI.
Haris mengatakan pengembangan AI di Indonesia membutuhkan kolaborasi. Data center JK1 milik Equinix Indonesia membuka diri sepenuhnya untuk ruang kolaborasi itu.
"Tidak ada satupun perusahaan yang bisa sendirian mengerjakan AI. Sudah pasti ada spesialisasinya. Yang masuk akal adalah kita harus berkolaborasi. Kita harus bikin ekosistem partner," pungkasnya. Ekosistem yang kuat, yang terdiri dari penyedia data center, pengembang AI, peneliti, dan pengguna akhir, akan mempercepat adopsi AI di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
Pentingnya data center sebagai fondasi untuk pengembangan AI di Indonesia tidak dapat dipungkiri. Dengan infrastruktur yang memadai, talenta yang kompeten, dan ekosistem kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi di berbagai sektor. Investasi Equinix Indonesia dalam data center JK1 merupakan langkah penting dalam mendukung ambisi Indonesia untuk menjadi pemain utama di era AI.
Selain itu, keberadaan data center yang andal dan aman juga penting untuk menjaga kedaulatan data Indonesia. Dengan menyimpan data secara lokal, perusahaan dan pemerintah dapat memiliki kendali lebih besar atas data mereka dan mengurangi risiko pelanggaran data atau akses yang tidak sah. Hal ini sangat penting mengingat meningkatnya ancaman keamanan siber dan pentingnya melindungi informasi sensitif.
Pemerintah Indonesia juga memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan data center dan ekosistem AI. Pemerintah dapat memberikan insentif pajak, mempermudah perizinan, dan berinvestasi dalam infrastruktur pendukung, seperti jaringan listrik dan telekomunikasi. Selain itu, pemerintah dapat mempromosikan pendidikan dan pelatihan di bidang data center dan AI untuk memastikan ketersediaan talenta yang kompeten.
Kebutuhan akan data center yang mumpuni untuk mendukung pengembangan AI di Indonesia akan terus meningkat di masa depan. Dengan investasi yang tepat, kolaborasi yang efektif, dan dukungan pemerintah yang kuat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi AI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Data center bukan hanya sekadar infrastruktur fisik, tetapi juga merupakan fondasi penting untuk membangun masa depan digital Indonesia.