Kenapa Ada Orang yang Suka ‘Kabur’ dari Masalah? Ini Kata Psikolog

  • Maskobus
  • Sep 04, 2025

Fenomena menghindar atau ‘kabur’ dari masalah seringkali dipandang sebagai tindakan pengecut, namun psikolog klinis Maharani Octy Ningsih menjelaskan bahwa perilaku ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan diri yang kompleks. Otak secara naluriah berusaha melindungi individu dari emosi negatif yang terkait dengan masalah tersebut. Maharani menekankan bahwa pemahaman yang lebih mendalam tentang alasan di balik perilaku ini dapat membantu kita merespons dengan lebih bijak dan konstruktif.

Mekanisme Pertahanan Diri: Mengapa Kita ‘Kabur’?

Menurut Maharani, ada beberapa faktor utama yang mendorong seseorang untuk menghindar dari masalah:

  1. Kenapa Ada Orang yang Suka 'Kabur' dari Masalah? Ini Kata Psikolog

    Menghindari Rasa Sakit Emosional: Masalah seringkali memicu emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau perasaan terpuruk. Bagi sebagian orang, pura-pura tidak ada masalah terasa lebih mudah daripada menghadapi emosi-emosi yang tidak menyenangkan ini. Mereka mungkin meyakinkan diri sendiri bahwa masalah akan hilang dengan sendirinya atau bahwa mereka tidak memiliki sumber daya untuk menghadapinya.

  2. Kurangnya Keterampilan Problem Solving: Tidak semua orang memiliki keterampilan yang memadai untuk menyelesaikan konflik atau masalah secara efektif. Kurangnya pengalaman dalam mengelola konflik yang baik dapat membuat seseorang merasa kewalahan dan akhirnya memilih untuk menghindar sebagai jalan pintas. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana memulai proses penyelesaian masalah atau takut membuat situasi menjadi lebih buruk.

  3. Pengalaman Traumatis di Masa Lalu: Pengalaman negatif di masa lalu, di mana upaya untuk menghadapi masalah justru berujung pada konsekuensi buruk seperti dimarahi, disalahkan, atau dipermalukan, dapat membentuk persepsi bahwa menghadapi masalah adalah sesuatu yang berbahaya. Otak kemudian akan secara otomatis memicu respons menghindar sebagai bentuk perlindungan diri.

  4. Perasaan Tidak Mampu: Kurangnya kepercayaan diri dan keyakinan akan kemampuan diri sendiri untuk mengatasi masalah juga dapat menjadi pemicu perilaku menghindar. Individu mungkin merasa minder, lemah, atau takut melakukan kesalahan, sehingga mereka memilih untuk mundur sebelum mencoba. Mereka mungkin meragukan kemampuan mereka untuk menemukan solusi atau takut akan kegagalan.

Ciri-ciri Orang yang Suka Menghindar dari Masalah

Meskipun setiap orang mungkin sesekali menghindar dari masalah, ada beberapa ciri-ciri yang dapat mengindikasikan kecenderungan yang lebih kuat untuk melakukan hal tersebut:

  • Menunda-nunda: Menunda-nunda tugas atau keputusan penting yang terkait dengan masalah.
  • Mengalihkan Perhatian: Mencari distraksi atau kesibukan lain untuk menghindari memikirkan masalah.
  • Menyangkal: Menolak mengakui keberadaan masalah atau meremehkan dampaknya.
  • Menghindari Orang: Menghindari orang-orang yang terkait dengan masalah atau yang mungkin menanyakan tentangnya.
  • Marah atau Frustasi: Menunjukkan kemarahan atau frustrasi yang tidak proporsional ketika masalah disinggung.
  • Menarik Diri: Menarik diri dari aktivitas sosial dan hubungan interpersonal.
  • Menggunakan Substansi: Menggunakan alkohol, obat-obatan, atau zat adiktif lainnya untuk mengatasi emosi negatif.

Kapan Menghindar Menjadi Masalah?

Maharani menjelaskan bahwa menghindar sesekali adalah hal yang normal dan bahkan bisa bermanfaat dalam situasi tertentu. Namun, jika kebiasaan ini menjadi terlalu sering dan mulai berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan, maka hal tersebut dapat menjadi indikasi adanya masalah psikologis.

Avoidance Coping: Pola yang Merugikan

Dalam psikologi, pola menghindar dari masalah dikenal sebagai avoidance coping. Meskipun awalnya mungkin memberikan rasa lega sementara, strategi ini justru dapat memperburuk masalah dalam jangka panjang. Maharani menekankan bahwa kabur dari masalah bukanlah tanda kelemahan atau keanehan, melainkan cara tubuh melindungi diri. Namun, jika kebiasaan ini berubah menjadi pola hidup yang membuat seseorang semakin kesulitan, maka penting untuk mencari cara yang lebih sehat untuk menghadapi masalah.

Konsekuensi Jangka Panjang dari Menghindari Masalah

Menghindari masalah secara konsisten dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif, antara lain:

  1. Masalah Menumpuk: Masalah yang tidak diselesaikan akan cenderung menumpuk dan menjadi semakin kompleks dari waktu ke waktu. Awalnya, menghindar mungkin terasa melegakan, tetapi karena masalah tidak diatasi, masalah tersebut akan terus membesar dan menimbulkan stres yang berkelanjutan.

  2. Stres Berkepanjangan: Menghindari masalah hanya menunda stres, bukan menghilangkannya. Stres yang tidak terkelola dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Ibarat mengusir nyamuk dengan jendela tetap terbuka, usaha tersebut akan sia-sia.

  3. Rasa Bersalah dan Penyesalan: Menghindari masalah dapat memicu perasaan bersalah, malu, dan penyesalan. Seseorang mungkin mulai mempertanyakan keberanian dan kemampuan dirinya, sehingga memperburuk harga diri dan kepercayaan diri.

  4. Kerusakan Hubungan: Menghindari masalah dapat merusak hubungan dengan orang lain, terutama jika masalah tersebut melibatkan orang lain. Teman, pasangan, atau anggota keluarga mungkin merasa tidak dihargai, diabaikan, atau dikhianati jika seseorang terus-menerus menghindar dari masalah yang memengaruhi mereka.

  5. Hidup Mandek: Menghindari masalah dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional. Seseorang mungkin melewatkan peluang kerja, kesempatan belajar, atau pengalaman berharga lainnya karena takut menghadapi tantangan atau risiko yang terkait dengan masalah.

  6. Pelarian yang Tidak Sehat: Untuk mengatasi emosi negatif yang terkait dengan masalah yang dihindari, seseorang mungkin mencari pelarian yang tidak sehat seperti penggunaan media sosial yang berlebihan, makan berlebihan, berjudi, atau penyalahgunaan zat.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika Anda merasa bahwa kebiasaan menghindar dari masalah telah berdampak negatif pada kehidupan Anda, penting untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor. Tanda-tanda bahwa Anda mungkin memerlukan bantuan meliputi:

  • Masalah yang tidak terselesaikan menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan.
  • Anda merasa kewalahan dan tidak berdaya dalam menghadapi masalah.
  • Hubungan Anda dengan orang lain terganggu karena kebiasaan Anda menghindari masalah.
  • Anda menggunakan substansi atau perilaku adiktif lainnya untuk mengatasi emosi negatif.
  • Anda merasa depresi, putus asa, atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Mengembangkan Strategi Coping yang Lebih Sehat

Psikolog dapat membantu Anda mengidentifikasi akar penyebab kebiasaan Anda menghindari masalah dan mengembangkan strategi coping yang lebih sehat dan efektif. Beberapa strategi yang mungkin direkomendasikan meliputi:

  • Mengidentifikasi dan Menantang Pikiran Negatif: Belajar mengenali dan menantang pikiran-pikiran negatif yang memicu perilaku menghindar.
  • Mengembangkan Keterampilan Problem Solving: Mempelajari langkah-langkah sistematis untuk menyelesaikan masalah, seperti mengidentifikasi masalah, mencari solusi, mengevaluasi solusi, dan menerapkan solusi.
  • Meningkatkan Kepercayaan Diri: Membangun kepercayaan diri dan keyakinan akan kemampuan diri sendiri untuk mengatasi masalah.
  • Mengelola Emosi: Mempelajari teknik-teknik untuk mengelola emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, dan kemarahan.
  • Mencari Dukungan Sosial: Membangun dan memelihara hubungan yang suportif dengan orang lain.
  • Berlatih Mindfulness: Memfokuskan perhatian pada saat ini tanpa menghakimi, yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Kesimpulan

Menghindari masalah adalah respons alami terhadap stres dan emosi negatif. Namun, jika kebiasaan ini menjadi pola yang merugikan, penting untuk mencari bantuan profesional dan mengembangkan strategi coping yang lebih sehat. Dengan memahami alasan di balik perilaku menghindar dan belajar cara menghadapi masalah secara efektif, Anda dapat meningkatkan kualitas hidup Anda dan membangun hubungan yang lebih sehat.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :