Keterlaluan! Alat Pemantau Gunung Kelud Rp 1,5 M Hilang Dicuri

  • Maskobus
  • Sep 12, 2025

Aksi pencurian yang tak bisa dinalar kembali terjadi, kali ini menimpa fasilitas vital untuk keselamatan publik. Alat pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Kelud di Jawa Timur, yang bernilai fantastis mencapai Rp 1,5 miliar, raib digondol maling. Kejadian ini bukan hanya merugikan secara materi, tetapi juga mengancam keselamatan warga sekitar gunung berapi aktif tersebut.

Kabar memprihatinkan ini diumumkan melalui akun Instagram resmi @badan.geologi, yang menginformasikan bahwa sejumlah peralatan penting telah dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam unggahannya menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini.

"Akibat dari pencurian ini adalah terganggunya pemantauan aktivitas Gunung Kelud yang tentunya dapat menghambat upaya mitigasi erupsi gunung api yang dilakukan oleh Badan Geologi – Kementerian ESDM untuk keselamatan warga di sekitar kaki gunung api. Badan Geologi KESDM mengimbau agar mari kita bersama-sama menjaga seluruh peralatan pemantauan kebencanaan geologi yang dipasang untuk keselamatan dan kenyamanan kita bersama!" demikian seruan yang disampaikan Badan Geologi Kementerian ESDM.

Pencurian ini bukan hanya sekadar tindak kriminal biasa, melainkan sebuah sabotase terhadap sistem peringatan dini bencana. Alat-alat yang dicuri merupakan mata dan telinga para ahli vulkanologi dalam memantau aktivitas Gunung Kelud. Tanpa alat-alat ini, kemampuan untuk mendeteksi potensi erupsi secara dini akan sangat berkurang, sehingga membahayakan nyawa ribuan warga yang tinggal di sekitar gunung.

Adapun rincian alat pemantauan aktivitas Gunung Kelud yang dilaporkan hilang meliputi: GNSS Leica GR30 beserta kabelnya, Seismik Broadband Certimus beserta kabelnya, kabel grounding tower beserta penangkal petirnya, kabel solar panel, enam unit accu Panasonic LC-P1275NA, kabel accu, dan switch hub moxa. Daftar ini menunjukkan bahwa pencuri tidak hanya mengambil barang-barang kecil, tetapi juga peralatan besar dan kompleks yang membutuhkan pengetahuan khusus untuk membongkar dan membawanya.

Keterlaluan! Alat Pemantau Gunung Kelud Rp 1,5 M Hilang Dicuri

Petugas pengamat Gunung Kelud, Budi Prianto, saat dikonfirmasi oleh detikJatim pada Rabu (10/9/2025), membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa alat-alat tersebut sempat mati beberapa hari sebelum kejadian. "Biasanya kalau mati itu karena aki ngedrop atau tertutup sesuatu. Saat kami datangi kemarin (8/9) ternyata sudah hilang, dibobol," ujarnya. Penjelasan ini mengindikasikan bahwa pelaku pencurian kemungkinan telah mengamati lokasi tersebut sebelumnya dan mengetahui kapan alat-alat tersebut tidak berfungsi dengan baik.

Lokasi peralatan pemantau yang hilang berada di jalur pendakian Gunung Kelud via Situs Gadungan, Kecamatan Gandusari, Blitar. Lokasi ini cukup terpencil dan sulit dijangkau, sehingga membutuhkan upaya ekstra untuk membawa peralatan curian tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pelaku berhasil membawa kabur barang-barang curian tersebut tanpa terdeteksi.

Budi Prianto menekankan betapa vitalnya peralatan pemantauan aktivitas vulkanik untuk mendeteksi potensi erupsi sejak dini. Dengan hilangnya alat-alat ini, kemampuan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat akan sangat terganggu. Ia juga menyebutkan bahwa kerugian akibat hilangnya alat pemantauan aktivitas Gunung Kelud mencapai Rp 1,5 miliar. Pihaknya berencana untuk menindaklanjuti peristiwa pencurian ini ke Polsek setempat.

Kejadian ini memicu reaksi keras dari netizen. Banyak yang merasa geram dan tidak habis pikir dengan tindakan pelaku pencurian. Mereka mengecam tindakan tersebut sebagai perbuatan yang tidak bertanggung jawab dan membahayakan nyawa orang banyak.

Akun Instagram @noey_gumatti menulis, "dia ga mau diwarning bencana, tau2 pindah alam 😠." Komentar ini mencerminkan kekesalan atas tindakan pelaku yang seolah-olah tidak peduli dengan potensi bencana yang bisa terjadi.

Sementara itu, akun @pribadianugerah mengeluhkan, "Masyarakat Indonesia belum siap maju 😥😥😥 giliran nanti dateng bencana nyalah2in petugas pemantau, dipasang alat pendeteksi pada dicuri 😥." Komentar ini menyoroti mentalitas sebagian masyarakat yang cenderung menyalahkan pihak lain ketika terjadi bencana, padahal fasilitas untuk mencegah bencana justru dirusak atau dicuri.

Akun @nanikambarwati menambahkan, "Astagfirullah, nanti klo ada keadaan darurat gunung kelud, yang disalahin pemerintah gk ngasih informasi. Haduhh." Komentar ini mengingatkan bahwa hilangnya alat pemantauan dapat berakibat fatal jika terjadi erupsi mendadak. Masyarakat akan menyalahkan pemerintah karena tidak memberikan informasi yang akurat, padahal pemerintah sendiri telah berupaya memasang alat pemantauan yang kemudian dicuri.

Kasus pencurian alat pemantauan Gunung Kelud ini menjadi tamparan keras bagi kita semua. Ini adalah pengingat bahwa fasilitas publik yang dibangun untuk keselamatan dan kesejahteraan bersama harus dijaga dan dilindungi. Tindakan pencurian ini bukan hanya merugikan secara materi, tetapi juga mengancam nyawa orang banyak.

Pihak kepolisian diharapkan segera bertindak cepat untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku pencurian. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya agar memberikan efek jera bagi pelaku lain. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem pengamanan fasilitas publik, terutama yang berada di lokasi terpencil dan rawan pencurian.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga fasilitas publik. Jika melihat atau mengetahui adanya tindakan mencurigakan yang dapat merusak atau mencuri fasilitas publik, segera laporkan kepada pihak berwajib. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Pencurian alat pemantauan Gunung Kelud ini adalah tragedi yang seharusnya tidak terjadi. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih menghargai dan menjaga fasilitas publik yang dibangun untuk keselamatan dan kesejahteraan bersama. Mari kita jadikan kejadian ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, serta memperkuat kerjasama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam menjaga fasilitas publik dari tindakan kriminal.

Ke depan, Badan Geologi dan instansi terkait perlu meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mengamankan aset-aset vital yang tersebar di berbagai wilayah. Peningkatan pengawasan, patroli rutin, dan pemasangan sistem keamanan tambahan seperti CCTV dapat menjadi solusi untuk mencegah pencurian serupa. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya alat-alat pemantauan bencana juga perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat memiliki rasa memiliki dan ikut menjaga keberadaan alat-alat tersebut.

Kasus ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali kebijakan pengelolaan aset negara, terutama aset-aset yang berada di daerah rawan bencana. Perlu adanya mekanisme yang lebih ketat dalam pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan aset-aset tersebut, serta peningkatan koordinasi antar instansi terkait untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan fungsi aset-aset tersebut.

Pencurian alat pemantauan Gunung Kelud adalah tindakan yang sangat merugikan dan membahayakan. Namun, kita tidak boleh menyerah dan putus asa. Mari kita jadikan kejadian ini sebagai pelajaran berharga untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan kerjasama dalam menjaga fasilitas publik yang dibangun untuk keselamatan dan kesejahteraan bersama. Dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, aparat keamanan, masyarakat, dan semua pihak terkait, kita dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :