Ketika Jantung ‘Lemah’ Memompa, Kenali Syok Kardiogenik Lebih Awal

  • Maskobus
  • Aug 20, 2025

Tidak semua serangan jantung berujung pada kematian, namun komplikasi serius bernama syok kardiogenik dapat menyebabkan kondisi kesehatan memburuk dengan cepat dalam hitungan menit. Syok kardiogenik terjadi ketika jantung tiba-tiba kehilangan kemampuannya untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh akibat kerusakan signifikan pada otot jantung. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Sayangnya, kesadaran masyarakat tentang syok kardiogenik masih rendah, padahal pengenalan dini dan penanganan yang cepat sangat krusial untuk meningkatkan peluang keselamatan pasien.

Syok kardiogenik seringkali merupakan komplikasi dari serangan jantung yang parah, tetapi juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang melemahkan jantung secara signifikan, seperti miokarditis (peradangan otot jantung), kardiomiopati (penyakit otot jantung), masalah katup jantung yang parah, atau bahkan gumpalan darah di paru-paru (emboli paru) yang menghambat aliran darah ke jantung. Apapun penyebabnya, syok kardiogenik merupakan tanda bahwa jantung sedang berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.

Tanda dan gejala syok kardiogenik dapat muncul secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat. Gejala-gejala ini mencerminkan ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah, yang mengakibatkan kekurangan oksigen dan nutrisi di organ-organ vital. Beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Napas terengah-engah atau sesak napas berat: Jantung yang tidak efisien memompa darah menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, yang membuat penderita kesulitan bernapas. Napas menjadi cepat, dangkal, dan terengah-engah.
  • Ketika Jantung 'Lemah' Memompa, Kenali Syok Kardiogenik Lebih Awal

  • Detak jantung yang sangat cepat (takikardia) atau tidak beraturan (aritmia): Jantung mencoba untuk mengkompensasi ketidakmampuannya memompa cukup darah dengan berdetak lebih cepat. Hal ini seringkali menyebabkan detak jantung yang tidak teratur atau terlalu cepat.
  • Tekanan darah yang sangat rendah (hipotensi): Penurunan kemampuan pompa jantung secara langsung menyebabkan penurunan tekanan darah. Tekanan darah yang sangat rendah dapat mengancam jiwa karena organ-organ vital tidak mendapatkan cukup darah.
  • Tubuh terasa sangat lemas dan lemah: Kekurangan oksigen dan nutrisi di otot-otot tubuh menyebabkan kelemahan yang parah. Penderita mungkin merasa sangat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas normal.
  • Nadi yang lemah atau sulit teraba: Nadi yang lemah menunjukkan bahwa jantung tidak memompa darah dengan kuat. Dalam beberapa kasus, nadi mungkin sulit teraba sama sekali.
  • Keringat dingin: Keringat dingin adalah respons tubuh terhadap stres dan kekurangan oksigen.
  • Kulit pucat atau kebiruan (sianosis): Kulit pucat atau kebiruan, terutama di bibir dan ujung jari, menunjukkan bahwa darah tidak membawa cukup oksigen.
  • Tangan dan kaki terasa dingin dan lembap: Aliran darah yang buruk menyebabkan tangan dan kaki terasa dingin dan lembap.
  • Berkurangnya produksi urine (oliguria): Ginjal mencoba untuk mempertahankan cairan dalam tubuh sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah, yang menyebabkan penurunan produksi urine.
  • Kebingungan, disorientasi, atau kehilangan kesadaran: Kekurangan oksigen di otak dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi, dan bahkan kehilangan kesadaran.

Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala syok kardiogenik dapat bervariasi dari orang ke orang dan dapat berkembang dengan cepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis darurat. Waktu adalah esensi dalam penanganan syok kardiogenik.

dr. Ade Imasanti Sapardan, Sp.JP-FIHA, Dokter Spesialis Kardiologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menekankan pentingnya mengenali gejala serangan jantung sebagai langkah awal untuk mencegah syok kardiogenik. "Karena syok kardiogenik umumnya merupakan komplikasi serangan jantung, penting mengenali gejala serangan jantung sejak awal untuk mencegah kondisi yang lebih serius. Waspadai tanda-tanda seperti nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, rasa tertekan di dada, keringat dingin, mual, muntah, nyeri ulu hati, hingga sesak napas. Semua itu adalah sinyal bahaya yang tidak boleh diabaikan," jelasnya.

Gejala serangan jantung seringkali bervariasi antara individu, tetapi beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri dada: Nyeri dada adalah gejala serangan jantung yang paling umum. Nyeri ini sering digambarkan sebagai rasa tertekan, diremas, atau seperti ada beban berat di dada. Nyeri dapat menjalar ke lengan kiri, bahu, leher, rahang, atau punggung.
  • Sesak napas: Kesulitan bernapas atau sesak napas dapat terjadi dengan atau tanpa nyeri dada.
  • Keringat dingin: Berkeringat dingin secara tiba-tiba dan berlebihan tanpa alasan yang jelas.
  • Mual, muntah, atau gangguan pencernaan: Beberapa orang mengalami mual, muntah, atau gangguan pencernaan selama serangan jantung.
  • Pusing atau pingsan: Merasa pusing, ringan kepala, atau bahkan pingsan.
  • Kelelahan yang tidak biasa: Merasa sangat lelah dan lemah tanpa alasan yang jelas.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, jangan tunda untuk mencari pertolongan medis. Semakin cepat Anda mendapatkan perawatan, semakin besar peluang Anda untuk bertahan hidup dan meminimalkan kerusakan jantung.

dr. Ade juga menekankan pentingnya bertindak cepat ketika mengalami gejala mencurigakan seperti nyeri dada. "Ketika gejala seperti nyeri dada muncul, segera periksa ke rumah sakit agar penyebabnya bisa diketahui dan ditangani sejak dini," katanya.

Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyediakan layanan Chest Pain Unit, yang berfungsi sebagai titik awal pemeriksaan bagi pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Layanan ini memungkinkan evaluasi dan penanganan yang cepat dan komprehensif. Chest Pain Unit terintegrasi langsung dengan Cardiac Emergency, sehingga jika nyeri dada mengarah pada serangan jantung atau kondisi darurat kardiovaskular lainnya, tim medis yang siaga 24 jam dapat segera melakukan penanganan cepat dan tepat.

Penanganan syok kardiogenik memerlukan pendekatan multidisiplin yang komprehensif. Tujuan utama pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien, meningkatkan fungsi jantung, dan meminimalkan kerusakan organ. Beberapa strategi pengobatan yang umum digunakan meliputi:

  • Pemberian oksigen: Memastikan bahwa pasien mendapatkan cukup oksigen sangat penting untuk mendukung fungsi organ.
  • Obat-obatan: Berbagai jenis obat dapat digunakan untuk meningkatkan tekanan darah, memperkuat kontraksi jantung, dan mengurangi beban kerja jantung. Contohnya termasuk vasopressor (seperti norepinefrin atau dopamin) untuk meningkatkan tekanan darah dan inotropik (seperti dobutamin atau milrinone) untuk meningkatkan kemampuan jantung memompa.
  • Terapi cairan: Pemberian cairan intravena dapat membantu meningkatkan volume darah dan tekanan darah, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kelebihan cairan yang dapat memperburuk kondisi jantung.
  • Alat bantu mekanis: Dalam beberapa kasus, alat bantu mekanis seperti pompa intra-aorta balon (IABP) atau alat bantu ventrikel (VAD) mungkin diperlukan untuk membantu jantung memompa darah. IABP adalah balon yang dimasukkan ke dalam aorta dan mengembang serta mengempis secara sinkron dengan detak jantung untuk meningkatkan aliran darah. VAD adalah pompa mekanis yang membantu jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
  • Angioplasti koroner dan pemasangan stent: Jika syok kardiogenik disebabkan oleh serangan jantung, angioplasti koroner dan pemasangan stent dapat dilakukan untuk membuka arteri yang tersumbat dan memulihkan aliran darah ke jantung.
  • Perbaikan atau penggantian katup jantung: Jika syok kardiogenik disebabkan oleh masalah katup jantung, perbaikan atau penggantian katup mungkin diperlukan.
  • Transplantasi jantung: Dalam kasus yang jarang terjadi, transplantasi jantung mungkin menjadi pilihan terakhir untuk pasien dengan syok kardiogenik yang parah dan tidak responsif terhadap pengobatan lain.

Cardiac Emergency Mayapada Hospital siap memberikan tindakan Primary PCI (Percutaneous Coronary Intervention) dengan protokol Door To Balloon di bawah 90 menit, yang merupakan standar emas dalam penyelamatan nyawa pada serangan jantung akut. Door-to-balloon time adalah waktu antara kedatangan pasien di rumah sakit dan pembukaan arteri yang tersumbat dengan angioplasti. Semakin pendek waktu ini, semakin baik peluang pasien untuk bertahan hidup dan meminimalkan kerusakan jantung.

Cardiovascular Center Mayapada Hospital mampu menangani masalah jantung, dari yang ringan hingga kompleks, secara komprehensif dan berstandar internasional. Layanan yang tersedia meliputi pencegahan, deteksi dini, diagnosis, intervensi jantung, bedah jantung, dan rehabilitasi jantung. Pusat ini didukung oleh tim dokter multidisiplin berpengalaman dan teknologi mutakhir.

Untuk mempermudah akses ke layanan kesehatan jantung, Mayapada Hospital menyediakan berbagai fasilitas, termasuk booking skrining jantung melalui call center 150770 atau aplikasi MyCare. Aplikasi MyCare juga menyediakan fitur Health Articles & Tips yang berisi informasi dan tips seputar kesehatan jantung, serta fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit untuk memantau jumlah langkah harian, kalori, detak jantung, hingga BMI.

Dengan mengenali tanda dan gejala syok kardiogenik dan serangan jantung, serta mengambil tindakan cepat untuk mencari pertolongan medis, kita dapat meningkatkan peluang keselamatan dan meminimalkan dampak buruk dari kondisi yang mengancam jiwa ini. Kesadaran dan tindakan cepat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :