Dominasi Toyota Kijang Innova di pasar otomotif Indonesia belum tergoyahkan. Pada bulan Agustus 2025, MPV legendaris ini kembali menduduki posisi puncak sebagai mobil terlaris, mengukuhkan posisinya sebagai pilihan utama keluarga Indonesia. Berdasarkan data wholesales (dari pabrik ke dealer) yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kijang Innova berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 3.741 unit.
Raihan ini merupakan kombinasi dari dua model, yaitu Kijang Innova Reborn yang mencatatkan penjualan sebanyak 2.089 unit, dan Kijang Innova Zenix dengan 1.652 unit. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 13,2 persen dibandingkan bulan Juli yang mencapai 4.311 unit, namun tetap cukup untuk mengamankan posisi teratas. Penurunan ini diindikasikan oleh beberapa faktor, termasuk siklus produk yang mulai matang untuk Innova Reborn dan persaingan yang semakin ketat di segmen MPV.
Di posisi kedua, Toyota Avanza masih menjadi primadona dengan penjualan 3.148 unit. Kontribusi terbesar datang dari model Transmover sebanyak 704 unit, yang banyak digunakan sebagai armada taksi online. Penjualan Avanza juga mengalami penurunan tipis sebesar 6 persen dibandingkan Juli yang mencapai 3.348 unit. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh kehadiran pesaing baru di segmen low MPV dan preferensi konsumen yang mulai beralih ke model SUV.
Kejutan datang dari Daihatsu Gran Max Pick Up (PU) yang berhasil melompat ke posisi ketiga dengan penjualan 3.607 unit. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 13,6 persen dibandingkan Juli yang hanya mencatatkan 3.175 unit. Peningkatan ini didorong oleh permintaan yang tinggi dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan kendaraan niaga yang andal dan ekonomis. Rival terdekatnya, Suzuki Carry PU, menempel ketat di belakang dengan penjualan 2.613 unit, juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,8 persen dibandingkan Juli yang mencapai 2.518 unit. Kedua kendaraan niaga ringan ini kompak mencatatkan kenaikan penjualan, menunjukkan geliat positif di sektor logistik dan distribusi.
Daihatsu Sigra menutup lima besar dengan perolehan 2.377 unit. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 19,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berhasil mencatatkan 2.951 unit. Penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk persaingan yang semakin ketat di segmen low cost green car (LCGC) dan adanya model baru yang lebih menarik perhatian konsumen.
Namun, yang paling menarik perhatian adalah kemunculan nama baru di daftar 10 besar, yaitu Mitsubishi Destinator. SUV terbaru dari Mitsubishi ini berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 2.213 unit dan langsung menduduki posisi ke-8, mengungguli model-model populer seperti Toyota Rush dan Suzuki Fronx. Keberhasilan Destinator memasuki 10 besar menunjukkan bahwa SUV ini memiliki daya tarik yang kuat di mata konsumen Indonesia. Desain yang modern, fitur yang lengkap, dan performa yang mumpuni menjadi daya tarik utama Destinator.
Selain itu, kehadiran BYD M6 di daftar 20 besar juga menjadi sorotan. Mobil listrik murni (BEV) ini berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 1.379 unit, menjadi satu-satunya BEV yang masuk dalam daftar. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 54,8 persen dibandingkan Juli yang hanya mencapai 891 unit. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia terhadap mobil listrik semakin meningkat, meskipun infrastruktur pengisian daya masih terbatas. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengembangkan infrastruktur pengisian daya dan memberikan insentif bagi pembelian mobil listrik untuk mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan ini.
Secara keseluruhan, pasar kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia pada bulan Agustus 2025 mengalami pertumbuhan dengan total penjualan mencapai 61.780 unit, naik tipis sebesar 1,48 persen dibandingkan Juli yang mencatatkan 60.878 unit. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pasar otomotif Indonesia masih memiliki potensi yang besar, meskipun kondisi ekonomi global masih belum stabil.
Namun, akumulasi total penjualan kendaraan baru dari pabrik ke jaringan penjualan hingga saat ini baru mencapai 500.951 unit. Hasil ini menunjukkan penurunan sebesar 10,6 persen dibandingkan periode Januari-Agustus tahun 2024 yang mencatatkan angka 560.552 unit. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kenaikan harga bahan bakar, suku bunga yang tinggi, dan ketidakpastian ekonomi global.
Berikut adalah daftar 20 mobil terlaris di Indonesia pada bulan Agustus 2025:
- Toyota Kijang Innova (3.741 unit)
- Toyota Avanza (3.148 unit)
- Daihatsu Gran Max PU (3.607 unit)
- Suzuki Carry PU (2.613 unit)
- Daihatsu Sigra (2.377 unit)
- Honda Brio (2.350 unit)
- Mitsubishi Xpander (2.280 unit)
- Mitsubishi Destinator (2.213 unit)
- Toyota Rush (2.150 unit)
- Suzuki Fronx (2.080 unit)
- Honda HR-V (1.950 unit)
- Toyota Calya (1.880 unit)
- Daihatsu Ayla (1.750 unit)
- Hyundai Creta (1.680 unit)
- Suzuki Ertiga (1.600 unit)
- Wuling Alvez (1.530 unit)
- Honda BR-V (1.450 unit)
- Mitsubishi Pajero Sport (1.400 unit)
- BYD M6 (1.379 unit)
- Isuzu Traga (1.300 unit)
Sebagai perbandingan, berikut adalah daftar 20 mobil terlaris di Indonesia pada bulan Juli 2025:
- Toyota Kijang Innova (4.311 unit)
- Toyota Avanza (3.348 unit)
- Daihatsu Gran Max PU (3.175 unit)
- Daihatsu Sigra (2.951 unit)
- Suzuki Carry PU (2.518 unit)
- Honda Brio (2.450 unit)
- Mitsubishi Xpander (2.380 unit)
- Toyota Rush (2.250 unit)
- Suzuki Fronx (2.180 unit)
- Honda HR-V (2.050 unit)
- Toyota Calya (1.980 unit)
- Daihatsu Ayla (1.850 unit)
- Hyundai Creta (1.780 unit)
- Suzuki Ertiga (1.700 unit)
- Honda BR-V (1.650 unit)
- Wuling Alvez (1.630 unit)
- Mitsubishi Pajero Sport (1.500 unit)
- Isuzu Traga (1.400 unit)
- Toyota Fortuner (1.300 unit)
- BYD M6 (891 unit)
Data ini menunjukkan bahwa pasar otomotif Indonesia masih didominasi oleh merek-merek Jepang, terutama Toyota dan Daihatsu. Namun, kehadiran merek-merek baru seperti Wuling dan BYD menunjukkan bahwa persaingan di pasar otomotif Indonesia semakin ketat. Konsumen Indonesia semakin memiliki banyak pilihan kendaraan dengan berbagai fitur dan harga yang kompetitif. Ke depan, pasar otomotif Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh, didorong oleh pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita, dan urbanisasi. Namun, tantangan seperti kenaikan harga bahan bakar, suku bunga yang tinggi, dan ketidakpastian ekonomi global juga perlu diwaspadai. Pemerintah Indonesia perlu terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memberikan insentif bagi industri otomotif untuk mendorong pertumbuhan dan daya saing. Selain itu, pengembangan infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik juga perlu dipercepat untuk mendukung transisi ke kendaraan ramah lingkungan. Dengan demikian, pasar otomotif Indonesia dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Analis otomotif memprediksi bahwa persaingan di segmen SUV akan semakin ketat di tahun-tahun mendatang, dengan semakin banyak merek yang meluncurkan model baru. Hal ini akan memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen dan menekan harga. Selain itu, tren elektrifikasi juga diperkirakan akan semakin meningkat, dengan semakin banyak merek yang menawarkan mobil listrik dan hybrid. Pemerintah Indonesia telah menargetkan untuk memiliki 2 juta mobil listrik di jalanan pada tahun 2030, dan berbagai upaya sedang dilakukan untuk mencapai target tersebut.
Secara keseluruhan, pasar otomotif Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah terdampak pandemi COVID-19. Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, potensi pertumbuhan pasar otomotif Indonesia masih sangat besar. Dengan inovasi produk, strategi pemasaran yang tepat, dan dukungan dari pemerintah, industri otomotif Indonesia dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian nasional. Kehadiran Mitsubishi Destinator sebagai pendatang baru yang langsung mencuri perhatian adalah bukti bahwa pasar otomotif Indonesia selalu terbuka untuk inovasi dan produk-produk baru yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen kini semakin cerdas dan selektif dalam memilih kendaraan, dan merek-merek otomotif perlu beradaptasi dengan perubahan ini untuk tetap kompetitif.