Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya Gorontalo dan mempererat tali silaturahmi antarwarga Gorontalo yang berada di perantauan, Komisi X DPR RI bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan telah sukses menyelenggarakan sebuah workshop budaya yang berlokasi di Minahasa Utara (Minut). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menggali, mempromosikan, dan menjaga keberlanjutan tradisi serta nilai-nilai luhur masyarakat Gorontalo di tengah dinamika zaman.
Workshop ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh masyarakat Gorontalo di Minut, akademisi, generasi muda, serta perwakilan dari pemerintah daerah dan pusat. Kehadiran beragam pihak ini mencerminkan komitmen bersama untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Gorontalo sebagai bagian integral dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hardian Irfani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari perhatian dan dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya daerah. Ia menekankan pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya sebagai identitas bangsa, serta memperkuat silaturahmi antarwarga Gorontalo di tanah rantau.
"Pelestarian budaya dan sejarah itu sangat penting. Komisi X DPR RI ingin memastikan tidak ada satu sejarah pun yang tidak tertulis di lembar sejarah Republik ini," tegas Lalu Hardian Irfani, yang juga merupakan Anggota Fraksi PKB.
Workshop ini menghadirkan empat pemateri kompeten yang memberikan perspektif beragam mengenai budaya Gorontalo. Para pemateri ini memiliki latar belakang dan keahlian yang berbeda, sehingga memberikan wawasan yang komprehensif kepada para peserta.
Suardi Idun Hamzah, Sekretaris Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Sulawesi Utara (Sulut), memaparkan sejarah, kultur, dan migrasi warga Gorontalo ke Sulut. Pemaparan ini memberikan gambaran yang jelas mengenai akar budaya Gorontalo dan perjalanan panjang masyarakat Gorontalo dalam beradaptasi di tanah rantau.
Husen Pedju, Wakil Ketua KKIG Sulut, menekankan pentingnya peran warga Gorontalo dalam menjaga eksistensi budaya di tengah arus globalisasi. Ia mengajak seluruh warga Gorontalo untuk tetap memegang teguh nilai-nilai budaya luhur, serta aktif dalam mempromosikan budaya Gorontalo kepada generasi muda dan masyarakat luas.
H. Sarhan Antili, SE, Ketua KKIG Minahasa Utara sekaligus inisiator kegiatan, menyampaikan bahwa workshop ini merupakan langkah awal untuk menginventarisasi potensi warga Gorontalo di Minahasa Utara. Ia berharap, dengan terinventarisasinya potensi tersebut, warga Gorontalo dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pembangunan daerah.
"Kegiatan ini adalah langkah awal dalam rangka untuk inventaris potensi warga Gorontalo yang secara kuantitas cukup signifikan menjadi kekuatan dalam membangun dan memanfaatkan potensi yang ada," ungkap H. Sarhan Antili.
Arya Djafar, seorang anak muda pegiat budaya, menambahkan pentingnya inovasi dan pemanfaatan teknologi digital agar budaya Gorontalo semakin dikenal oleh generasi millennial dan Gen Z. Ia mendorong para pelaku budaya untuk memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya dalam mempromosikan budaya Gorontalo secara kreatif dan menarik.
"Pemanfaatan teknologi sangat penting, agar budaya Gorontalo dapat terekspos dan dikenal di kalangan generasi millennial dan Gen Z," ujar Arya Djafar.
Selain pemaparan materi dari para narasumber, workshop ini juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang interaktif. Para peserta antusias dalam menyampaikan pertanyaan, memberikan masukan, dan berbagi pengalaman mengenai upaya pelestarian budaya Gorontalo di lingkungan masing-masing.
Salah satu peserta workshop, Ibu Fatimah, seorang tokoh masyarakat Gorontalo di Minut, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan ini. Ia berharap, workshop ini dapat menjadi agenda rutin, sehingga dapat terus memperkuat tali silaturahmi dan semangat kebersamaan antarwarga Gorontalo di Minut.
"Kami sangat berterima kasih kepada Komisi X DPR RI dan Kementerian Kebudayaan atas perhatian dan dukungannya terhadap pelestarian budaya Gorontalo. Kami berharap, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut di masa mendatang," ujar Ibu Fatimah.
Kegiatan workshop ditutup dengan penampilan kasidah dan Tari Dana-Dana berbahasa Gorontalo dari Sanggar Budaya Kauditan II pimpinan Santi Dano dan Rima Dali. Penampilan seni ini memukau seluruh peserta dan menambah semarak suasana workshop. Tari Dana-Dana, sebagai salah satu tarian tradisional Gorontalo, menggambarkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam membangun daerah.
Workshop budaya Gorontalo di Minahasa Utara ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Melalui kegiatan ini, diharapkan budaya Gorontalo dapat terus hidup dan berkembang, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam membangun Indonesia yang berbudaya dan berkarakter.
Lebih lanjut, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Gorontalo di Minahasa Utara, antara lain:
-
Meningkatnya kesadaran dan pemahaman mengenai budaya Gorontalo: Workshop ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk belajar lebih dalam mengenai sejarah, tradisi, seni, dan nilai-nilai luhur budaya Gorontalo. Dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman, diharapkan masyarakat Gorontalo semakin bangga dengan identitasnya dan termotivasi untuk melestarikan budayanya.
-
Terjalinnya komunikasi dan kolaborasi antarwarga Gorontalo: Workshop ini menjadi wadah bagi warga Gorontalo di Minahasa Utara untuk saling bertemu, berdiskusi, dan berbagi pengalaman. Melalui interaksi ini, diharapkan terjalin komunikasi dan kolaborasi yang lebih erat, sehingga dapat memperkuat solidaritas dan kebersamaan dalam membangun komunitas Gorontalo yang solid.
-
Terinventarisasinya potensi warga Gorontalo di Minahasa Utara: Salah satu tujuan utama dari workshop ini adalah untuk menginventarisasi potensi warga Gorontalo di Minahasa Utara. Dengan terinventarisasinya potensi tersebut, diharapkan warga Gorontalo dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pembangunan daerah, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
-
Meningkatnya promosi budaya Gorontalo di tingkat lokal, nasional, dan internasional: Workshop ini menjadi ajang untuk mempromosikan budaya Gorontalo kepada masyarakat luas. Melalui publikasi dan liputan media, diharapkan budaya Gorontalo semakin dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan bahkan internasional.
-
Terciptanya inovasi dan kreativitas dalam pengembangan budaya Gorontalo: Workshop ini mendorong para pelaku budaya untuk berinovasi dan berkreasi dalam mengembangkan budaya Gorontalo. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan media sosial, diharapkan budaya Gorontalo dapat disajikan secara lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.
Dengan demikian, workshop budaya Gorontalo di Minahasa Utara ini merupakan investasi jangka panjang dalam pelestarian dan pengembangan budaya bangsa. Melalui kegiatan ini, diharapkan budaya Gorontalo dapat terus hidup dan berkembang, serta menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat semangat kebersamaan antarwarga Gorontalo di tanah rantau, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan daerah dan bangsa.