Korsel Jadi Negara dengan Kasus Kanker Usus Tertinggi di Dunia, Inikah Pemicunya?

  • Maskobus
  • Aug 24, 2025

Korea Selatan kini menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang serius: melonjaknya kasus kanker kolorektal, atau kanker usus besar, hingga menjadi yang tertinggi di dunia. Sebuah studi komprehensif baru-baru ini menyoroti bahwa perubahan gaya hidup, khususnya adopsi pola makan ala Barat, menjadi faktor utama di balik peningkatan yang mengkhawatirkan ini.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Kang Dae-hee dari Seoul National University College of Medicine dan Prof. Shin Sang-ah dari Department of Food and Nutrition, Chung-Ang University, melakukan analisis mendalam terhadap 82 studi kohort yang melibatkan populasi di Korea Selatan, Jepang, China, Taiwan, dan Singapura. Hasilnya menunjukkan korelasi yang kuat antara pola makan bergaya Barat dan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Secara historis, kanker kolorektal dianggap sebagai "penyakit kanker Barat," dengan prevalensi tertinggi di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, terjadi peningkatan signifikan kasus kanker kolorektal di seluruh Asia, termasuk Korea Selatan. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan peningkatan dua hingga empat kali lipat dalam angka kejadian kanker kolorektal di Asia Timur selama 30 tahun terakhir.

Para peneliti mengaitkan lonjakan ini dengan pergeseran pola makan di Asia, yang semakin mengadopsi kebiasaan makan ala Barat yang kaya akan lemak, kalori, dan daging. Analisis mereka mengungkapkan bahwa konsumsi daging secara keseluruhan meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18 persen. Lebih khusus lagi, daging olahan seperti sosis dan ham juga meningkatkan risiko sebesar 18 persen. Sementara daging putih seperti ayam dan kalkun tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kanker kolorektal secara umum, konsumsi daging tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker rektum hingga 40 persen.

Alkohol diidentifikasi sebagai faktor risiko yang sangat signifikan. Orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram (2,05 ons) alkohol per hari, setara dengan dua kaleng bir (750 mililiter), dua hingga tiga gelas anggur, atau setengah botol soju, memiliki risiko 64 persen lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Risiko ini konsisten baik pada kanker kolon maupun kanker rektum.

Korsel Jadi Negara dengan Kasus Kanker Usus Tertinggi di Dunia, Inikah Pemicunya?

Di sisi lain, asupan kalsium ditemukan memiliki efek perlindungan terhadap kanker kolorektal. Penelitian menunjukkan bahwa asupan kalsium menurunkan risiko kanker kolorektal sebesar 7 persen. Produk susu dan ikan kecil yang dimakan utuh, seperti ikan teri, menjadi sumber kalsium yang penting. Para peneliti menjelaskan bahwa "Kalsium berikatan dengan asam lemak dan asam empedu di usus, sehingga mengurangi efek karsinogen."

Selain itu, pola makan yang kaya sayuran, buah, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak juga memiliki efek pencegahan. Kelompok yang termasuk dalam kategori "pola makan sehat" menunjukkan risiko kanker usus besar 15 persen lebih rendah, berkat manfaat gabungan dari serat makanan, antioksidan, dan senyawa bioaktif nabati.

Studi ini merupakan meta-analisis skala besar pertama yang berfokus pada populasi Asia. Sebagian besar penelitian sebelumnya tentang diet dan risiko kanker kolorektal didasarkan pada populasi Barat. Hal ini menjadi penting karena adanya perbedaan signifikan dalam pola makan dan cara memasak antara populasi Barat dan Asia.

Prof. Kang menekankan pentingnya penelitian ini, dengan menyatakan, "Selama ini sulit untuk langsung menerapkan hasil penelitian Barat pada orang Asia karena adanya perbedaan pola makan dan cara memasak. Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan bisa menjadi strategi penting untuk mencegah kanker kolorektal di Asia."

Meskipun angka kanker kolorektal meningkat pesat di kawasan ini, para ahli menekankan bahwa penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup. Mereka merekomendasikan langkah-langkah berikut:

  • Membatasi konsumsi daging merah dan olahan: Daging merah, terutama yang diolah, mengandung senyawa yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Sebaiknya kurangi konsumsi daging merah dan olahan, serta pilih sumber protein yang lebih sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau kacang-kacangan.
  • Menghindari konsumsi alkohol berlebihan: Konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko utama untuk kanker kolorektal. Batasi asupan alkohol sesuai dengan rekomendasi kesehatan.
  • Rutin berolahraga: Aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mengurangi risiko kanker kolorektal. Usahakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
  • Meningkatkan asupan sayuran, buah, dan biji-bijian utuh: Makanan nabati kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari kanker. Sertakan berbagai macam sayuran, buah, dan biji-bijian utuh dalam makanan Anda.
  • Mempertahankan berat badan yang sehat: Obesitas meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal. Jaga berat badan yang sehat melalui diet seimbang dan olahraga teratur.
  • Melakukan skrining kanker kolorektal secara teratur: Skrining kanker kolorektal dapat membantu mendeteksi kanker pada tahap awal, ketika lebih mudah diobati. Bicarakan dengan dokter Anda tentang kapan Anda harus mulai melakukan skrining.

Selain perubahan gaya hidup, faktor genetik juga dapat berperan dalam risiko kanker kolorektal. Orang dengan riwayat keluarga kanker kolorektal mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Jika Anda memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal, bicarakan dengan dokter Anda tentang skrining yang lebih sering dan lebih awal.

Penting untuk diingat bahwa kanker kolorektal dapat dicegah. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan skrining secara teratur, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini secara signifikan.

Penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus kanker kolorektal di Korea Selatan dan Asia. Temuan ini menyoroti pentingnya promosi gaya hidup sehat dan perubahan pola makan untuk mencegah penyakit ini. Dengan meningkatkan kesadaran dan mendorong individu untuk membuat pilihan yang lebih sehat, kita dapat membantu mengurangi beban kanker kolorektal dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Pemerintah dan organisasi kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang risiko kanker kolorektal dan mempromosikan gaya hidup sehat. Kampanye kesehatan masyarakat dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya diet seimbang, olahraga teratur, dan skrining kanker kolorektal. Selain itu, kebijakan yang mendukung lingkungan yang sehat, seperti membatasi pemasaran makanan olahan dan minuman manis, dapat membantu mengurangi risiko kanker kolorektal.

Individu juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mereka sendiri. Dengan membuat pilihan yang lebih sehat, seperti makan makanan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan, kita dapat mengurangi risiko terkena kanker kolorektal dan penyakit kronis lainnya.

Kanker kolorektal adalah penyakit yang serius, tetapi dapat dicegah. Dengan bekerja sama, kita dapat membantu mengurangi beban kanker kolorektal dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :