Legenda Kaisar China Mau Hidup Abadi Mungkin Sungguhan

  • Maskobus
  • Sep 21, 2025

Kisah tentang Kaisar Qin Shi Huang, penguasa pertama yang menyatukan China, dan obsesinya terhadap keabadian telah lama menjadi bagian dari sejarah dan legenda. Arkeolog selama bertahun-tahun telah mendengar kisah Kaisar Qin Shi Huang dari China ingin hidup abadi. Penggalian terbaru di komplek makam Terracotta mengungkap, legenda ini mungkin sungguhan. Sumber-sumber sejarah kuno, seperti catatan sejarawan Sima Qian, menggambarkan bagaimana sang kaisar menghabiskan seluruh hidupnya dalam pencarian elixir kehidupan abadi. Sekarang, penemuan arkeologi terbaru di kompleks makam Terracotta yang megah mengisyaratkan bahwa legenda ini mungkin memiliki dasar yang nyata. Kompleks makam Terracotta ini merupakan bukti monumental dari ambisi dan kekuasaan Qin Shi Huang, tetapi juga menyimpan petunjuk tentang pencarian obsesifnya terhadap kehidupan abadi.

Sima Qian, seorang sejarawan terkemuka yang hidup pada abad ke-2 dan ke-1 SM, menulis secara rinci tentang kehidupan dan pemerintahan Qin Shi Huang dalam karyanya yang berjudul "Shiji" atau "Catatan-catatan Sejarawan Agung". Dalam catatannya, Sima Qian menggambarkan bagaimana sang kaisar, sejak naik tahta pada usia 13 tahun, memerintahkan pembangunan kompleks makam raksasa yang dirancang untuk menemaninya ke alam baka. Lebih dari 700 ribu pekerja dikerahkan selama 38 tahun untuk membangun makam ini di Gunung Li, Provinsi Shanxi, utara China.

Deskripsi Sima Qian tentang makam tersebut sangat mencolok: "Sungai Perak digunakan untuk meniru ratusan sungai, Sungai Kuning, Sungai Yangtze dan lautan." Pernyataan ini telah lama membingungkan para sejarawan dan arkeolog, tetapi penggalian terbaru memberikan wawasan baru tentang makna sebenarnya dari "Sungai Perak" ini.

Arkeolog Philip Ball dari Royal Society of Chemistry menuturkan sejak penggalian arkeologi tahun 1974, Sungai Perak ini mungkin bukan sekadar legenda. Sungai Perak dalam bahasa China adalah Shui Yin. Ini adalah kata yang bersinonim dengan Merkuri. Ini adalah bahan kimia yang diduga sebagai obat hidup abadi dalam legenda China. Di tengah Museoloum Kaisar Qin, ada area yang sudah disurvei tapi belum digali. Ada sebuah ruangan berukuran 80×50 meter. Sampel tanah yang diambil tahun 1980-an menunjukkan tingkat Merkuri sangat tinggi dan tidak alami. Media China The Global Times melaporkan ada sekitar 100 ton Merkuri di makam terakota tersebut. Ilmuwan menilai Merkuri ini untuk kebutuhan insulasi, semacam penghalang suhu di dalam makam dan bersifat antibakteri. Para ilmuwan menilai Merkuri ini untuk kebutuhan pengawetan dan anti pencurian. Namun, sebenarnya para arkeolog mencurigai lebih dari itu.

Penemuan kadar merkuri yang sangat tinggi di dalam makam Terracotta memberikan bukti yang kuat bahwa Qin Shi Huang mungkin benar-benar percaya pada kekuatan merkuri untuk memberikan keabadian. Merkuri, yang dikenal sebagai "shui yin" dalam bahasa China, memiliki konotasi mistis dan sering dikaitkan dengan alkimia dan obat-obatan tradisional China. Dalam kepercayaan populer, merkuri dianggap memiliki sifat yang dapat memperpanjang umur dan bahkan memberikan keabadian.

Legenda Kaisar China Mau Hidup Abadi Mungkin Sungguhan

Philip Ball mengatakan ada legenda Huang An, manusia yang berumur 10.000 tahun karena makan merkuri sulfida alias mineral cinnabar. Jadi, merkuri ini dahulu diduga sebagai obat untuk hidup abadi. Itulah yang tampaknya ingin dilakukan oleh Kaisar China. Kaisar pertama konon minum anggur dan madu dengan mineral cinnabar, berpikir supaya bisa panjang umur.

Associate Professor Universitas Oxford, Hui Ming Tak Ted mengatakan para arkeolog sudah mengambil peti mati 15 ton dari kawasan penuh merkuri tersebut. Sejauh ini sudah ditemukan koin perunggu, giok, perak, patung emas, porselen, baju zirah dan senjata.

Arkeolog menemukan tengkorak kepala manusia laki-laki berusia 18-22 tahun. Diduga ini salah satu pangeran, anak dari Kaisar Qin. Penelitian ini masih belum selesai.

Kehadiran merkuri dalam jumlah besar di makam Terracotta menimbulkan beberapa pertanyaan menarik. Mengapa merkuri digunakan dalam jumlah sebesar itu? Apakah itu benar-benar dimaksudkan sebagai bagian dari upaya untuk mencapai keabadian, atau adakah penjelasan lain?

Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa merkuri mungkin digunakan untuk tujuan praktis, seperti pengawetan dan pengendalian hama. Merkuri memiliki sifat antibakteri dan dapat membantu mencegah pembusukan jenazah dan artefak yang ada di dalam makam. Selain itu, merkuri dapat berfungsi sebagai penghalang suhu, membantu menjaga suhu yang stabil di dalam makam dan melindungi isinya dari kerusakan akibat perubahan suhu yang ekstrem.

Namun, yang lain percaya bahwa tujuan utama penggunaan merkuri adalah untuk tujuan spiritual dan alkimia. Dalam tradisi alkimia China, merkuri dianggap sebagai bahan penting dalam menciptakan elixir kehidupan abadi. Dengan menempatkan merkuri dalam jumlah besar di sekitar makamnya, Qin Shi Huang mungkin berharap untuk mengubah dirinya menjadi makhluk abadi dan terus memerintah kerajaannya bahkan setelah kematian.

Terlepas dari tujuan sebenarnya, penemuan merkuri di makam Terracotta memberikan bukti yang menarik tentang obsesi Qin Shi Huang terhadap keabadian dan kepercayaan yang meluas pada kekuatan merkuri dalam mencapai tujuan itu.

Selain merkuri, ada bukti lain yang menunjukkan bahwa Qin Shi Huang terlibat dalam pencarian elixir kehidupan abadi. Sejarawan Sima Qian mencatat bahwa sang kaisar mengirim ekspedisi ke seluruh penjuru kerajaannya untuk mencari ramuan dan bahan-bahan yang konon memiliki sifat memperpanjang umur. Dia juga menyewa alkemis dan penyihir untuk mengembangkan elixir yang akan membuatnya abadi.

Salah satu kisah yang paling terkenal adalah tentang Xu Fu, seorang alkemis yang dikirim oleh Qin Shi Huang untuk mencari "ramuan keabadian" di pulau-pulau timur. Xu Fu berlayar dengan armada kapal yang besar, membawa serta ratusan pemuda dan wanita, serta berbagai macam perbekalan dan artefak. Namun, Xu Fu tidak pernah kembali, dan legenda mengatakan bahwa ia menetap di Jepang dan menjadi leluhur bangsa Jepang.

Terlepas dari kegagalan ekspedisi Xu Fu, Qin Shi Huang tidak pernah menyerah dalam pencariannya terhadap keabadian. Dia terus bereksperimen dengan berbagai ramuan dan teknik alkimia, dan bahkan membangun kuil-kuil dan altar untuk memuja dewa-dewa yang konon memiliki kekuatan untuk memberikan kehidupan abadi.

Namun, ironisnya, obsesi Qin Shi Huang terhadap keabadian justru mungkin telah berkontribusi pada kematiannya. Beberapa sejarawan percaya bahwa sang kaisar mungkin telah meninggal karena keracunan merkuri akibat mengonsumsi ramuan yang mengandung merkuri dalam jumlah besar.

Terlepas dari akhir tragisnya, pencarian Qin Shi Huang terhadap keabadian telah meninggalkan warisan yang abadi. Kompleks makam Terracotta, dengan ribuan patung prajurit, kuda, dan kereta yang terbuat dari tanah liat, merupakan bukti monumental dari ambisi dan kekuasaan sang kaisar. Penemuan merkuri di dalam makam juga memberikan wawasan yang menarik tentang kepercayaan dan praktik alkimia pada zaman kuno.

Legenda tentang Qin Shi Huang dan pencariannya terhadap keabadian terus memikat imajinasi orang-orang di seluruh dunia. Kisahnya adalah pengingat yang kuat tentang daya tarik keabadian dan batas-batas kekuasaan manusia. Meskipun Qin Shi Huang tidak pernah mencapai keabadian yang dia dambakan, warisannya akan terus hidup selama berabad-abad yang akan datang.

Penelitian lebih lanjut di kompleks makam Terracotta diharapkan dapat mengungkap lebih banyak petunjuk tentang kehidupan dan pemerintahan Qin Shi Huang, serta pencariannya yang obsesif terhadap keabadian. Arkeolog terus bekerja untuk menggali dan melestarikan artefak-artefak yang ditemukan di dalam makam, dan mereka berharap untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan penggunaan merkuri dan bahan-bahan lain yang ditemukan di sana.

Seiring berjalannya waktu, legenda tentang Qin Shi Huang dan pencariannya terhadap keabadian akan terus berkembang dan berubah. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa kisahnya akan terus menginspirasi dan memikat orang-orang di seluruh dunia. Kisahnya adalah pengingat yang kuat tentang daya tarik keabadian dan batas-batas kekuasaan manusia.

Meskipun Qin Shi Huang tidak pernah mencapai keabadian yang dia dambakan, warisannya akan terus hidup selama berabad-abad yang akan datang. Kompleks makam Terracotta, dengan ribuan patung prajurit, kuda, dan kereta yang terbuat dari tanah liat, merupakan bukti monumental dari ambisi dan kekuasaan sang kaisar. Penemuan merkuri di dalam makam juga memberikan wawasan yang menarik tentang kepercayaan dan praktik alkimia pada zaman kuno.

Kisah tentang Qin Shi Huang dan pencariannya terhadap keabadian adalah pengingat yang kuat bahwa bahkan penguasa yang paling kuat pun tunduk pada hukum alam dan bahwa kematian adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Namun, kisahnya juga merupakan bukti dari kemampuan manusia untuk bermimpi, berinovasi, dan berusaha melampaui batas-batas kita sendiri.

Pencarian Qin Shi Huang terhadap keabadian mungkin telah gagal, tetapi warisannya akan terus hidup selama berabad-abad yang akan datang, menginspirasi kita untuk merenungkan makna hidup, kematian, dan daya tarik keabadian.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :