Lidah Sapi: Kelezatan Tinggi Protein dengan Risiko Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

  • Maskobus
  • Aug 19, 2025

Lidah sapi, hidangan yang semakin populer di kalangan pecinta kuliner, terutama dengan maraknya restoran panggang ala Korea, menawarkan cita rasa yang unik dan menggugah selera. Di Indonesia, lidah sapi diolah menjadi beragam hidangan lezat yang memanjakan lidah. Namun, di balik kenikmatan tersebut, terdapat kandungan nutrisi yang perlu diperhatikan, terutama bagi individu yang rentan terhadap masalah kesehatan tertentu.

Praktisi Kesehatan, dr. Dion Haryadi, menjelaskan bahwa dalam setiap 100 gram lidah sapi terkandung sekitar 284 kalori, 22 gram lemak, 19 gram protein, dan 0 gram karbohidrat. Kandungan protein yang tinggi menjadikan lidah sapi sebagai sumber nutrisi yang baik untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Protein berperan penting dalam berbagai fungsi biologis, termasuk pembentukan enzim, hormon, dan antibodi. Selain itu, protein juga membantu menjaga massa otot dan memberikan rasa kenyang.

Namun, tingginya kandungan kalori dan lemak dalam lidah sapi perlu menjadi perhatian. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko penyakit kardiovaskular. Lemak jenuh yang terkandung dalam lidah sapi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang dapat memicu penumpukan plak di arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

"Walaupun proteinnya cukup tinggi tapi kalori sekaligus lemaknya juga cukup tinggi jadi tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan juga," tulis dr. Dion di akun Instagramnya, @dionharyadi. Pernyataan ini menekankan pentingnya mengonsumsi lidah sapi secara moderat dan seimbang dengan asupan nutrisi lainnya.

Lidah Sapi: Kelezatan Tinggi Protein dengan Risiko Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Selain kandungan kalori dan lemak yang tinggi, faktor lain yang perlu diwaspadai dalam konsumsi lidah sapi adalah kandungan purinnya yang tinggi. Purin adalah senyawa alami yang ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk daging merah, jeroan, dan beberapa jenis sayuran. Ketika purin dipecah dalam tubuh, dihasilkan asam urat sebagai produk sampingan.

Pada individu yang sehat, asam urat biasanya dikeluarkan melalui ginjal dan urine. Namun, pada beberapa orang, produksi asam urat berlebihan atau ekskresinya terganggu, sehingga kadar asam urat dalam darah meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia, yang dapat memicu serangan asam urat.

Asam urat adalah jenis radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di persendian. Kristal-kristal ini memicu peradangan, nyeri hebat, dan pembengkakan pada sendi yang terkena. Serangan asam urat seringkali terjadi secara tiba-tiba, terutama pada malam hari, dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

Lidah sapi, sebagai makanan yang kaya purin, dapat meningkatkan risiko serangan asam urat pada individu yang rentan. Oleh karena itu, penderita asam urat atau mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini perlu membatasi konsumsi lidah sapi dan makanan tinggi purin lainnya.

Selain lidah sapi, makanan lain yang perlu dihindari atau dibatasi oleh penderita asam urat antara lain:

  • Daging merah: Daging sapi, domba, dan babi mengandung purin yang tinggi.
  • Jeroan: Hati, ginjal, otak, dan limpa merupakan sumber purin yang sangat tinggi.
  • Seafood: Beberapa jenis seafood, seperti ikan teri, sarden, kerang, dan udang, juga mengandung purin yang tinggi.
  • Minuman manis: Minuman yang mengandung fruktosa tinggi, seperti soda dan jus buah kemasan, dapat meningkatkan produksi asam urat.
  • Alkohol: Konsumsi alkohol, terutama bir, dapat menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan risiko serangan asam urat.

Sebagai alternatif, penderita asam urat dapat memilih sumber protein rendah purin, seperti:

  • Telur: Telur merupakan sumber protein yang baik dan rendah purin.
  • Produk susu rendah lemak: Susu, yogurt, dan keju rendah lemak mengandung purin yang relatif rendah.
  • Tahu dan tempe: Produk olahan kedelai ini merupakan sumber protein nabati yang baik dan rendah purin.
  • Sayuran: Sebagian besar sayuran memiliki kandungan purin yang rendah, kecuali bayam, asparagus, dan kembang kol.
  • Buah-buahan: Hampir semua buah-buahan aman dikonsumsi oleh penderita asam urat.

Selain membatasi konsumsi makanan tinggi purin, penderita asam urat juga perlu menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, dan minum banyak air untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi juga penting untuk mendapatkan rekomendasi diet yang tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.

Dengan memahami kandungan nutrisi dan potensi risiko yang terkait dengan konsumsi lidah sapi, kita dapat membuat pilihan makanan yang lebih bijak dan menjaga kesehatan tubuh secara optimal. Bagi sebagian orang, lidah sapi dapat dinikmati sebagai hidangan sesekali dalam jumlah yang moderat. Namun, bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti asam urat, pembatasan konsumsi lidah sapi dan makanan tinggi purin lainnya sangat penting untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa tidak ada makanan yang sepenuhnya "baik" atau "buruk". Kunci utama adalah mengonsumsi makanan secara seimbang dan bervariasi, serta memperhatikan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing individu. Dengan demikian, kita dapat menikmati kelezatan lidah sapi dan hidangan lainnya tanpa mengorbankan kesehatan tubuh.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :