Para ilmuwan astronomi telah mengumumkan penemuan lubang hitam terbesar yang pernah tercatat di alam semesta. Ukurannya mencengangkan, mencapai 36 kali massa Matahari kita, sebuah angka yang sulit dipahami oleh pikiran manusia. Penemuan ini membuka cakrawala baru dalam pemahaman kita tentang evolusi galaksi dan peran lubang hitam supermasif dalam membentuk kosmos.
Lubang hitam raksasa ini terletak di pusat galaksi Messier 87 (M87), sebuah galaksi eliptis raksasa yang mendominasi gugus Virgo, berjarak sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bumi. M87 sendiri merupakan salah satu galaksi terbesar dan paling terang yang dapat kita amati, dan kini ia menjadi rumah bagi monster kosmik yang baru ditemukan ini.
Para ilmuwan telah lama menduga keberadaan lubang hitam supermasif di pusat sebagian besar galaksi, termasuk Bima Sakti kita sendiri. Namun, penemuan lubang hitam di M87 ini menantang pemahaman kita sebelumnya tentang batas ukuran dan massa yang mungkin dicapai oleh objek-objek misterius ini.
Proses pertumbuhan lubang hitam supermasif adalah salah satu misteri terbesar dalam astrofisika modern. Teori yang paling umum adalah bahwa lubang hitam tumbuh dengan mengakresi materi di sekitarnya, termasuk bintang, gas, dan debu. Ketika materi ini mendekati lubang hitam, ia dipanaskan hingga jutaan derajat dan memancarkan radiasi yang kuat, termasuk sinar-X dan gelombang radio. Radiasi ini dapat dideteksi oleh teleskop di Bumi, memberikan petunjuk tentang keberadaan dan aktivitas lubang hitam.
Dalam kasus lubang hitam di M87, para ilmuwan percaya bahwa ia telah memakan sejumlah besar bintang dan gas interstellar selama miliaran tahun. Proses ini telah menyebabkan lubang hitam tumbuh menjadi ukuran yang luar biasa, dan juga telah memicu pembentukan qazar, sebuah objek yang sangat terang yang memancarkan energi dalam jumlah besar ke alam semesta.
Qazar adalah inti galaksi aktif yang sangat jauh, yang ditenagai oleh lubang hitam supermasif. Ketika materi jatuh ke dalam lubang hitam, ia membentuk cakram akresi yang berputar di sekitarnya. Gesekan dalam cakram ini memanaskan materi hingga suhu yang sangat tinggi, menyebabkan ia memancarkan radiasi yang sangat kuat. Radiasi ini dapat mengalahkan seluruh galaksi, dan dapat dideteksi dari jarak miliaran tahun cahaya.
Energi yang dipancarkan oleh qazar dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan di sekitarnya. Ia dapat memicu pembentukan bintang baru, atau dapat menghambat pertumbuhan galaksi dengan memanaskan gas dan debu di sekitarnya. Para ilmuwan masih mempelajari secara rinci bagaimana qazar mempengaruhi evolusi galaksi.
Penemuan lubang hitam supermasif di M87 telah memberikan wawasan baru tentang bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi. Para ilmuwan percaya bahwa lubang hitam supermasif memainkan peran penting dalam mengatur pertumbuhan galaksi, dan bahwa mereka dapat mempengaruhi pembentukan bintang dan distribusi materi di galaksi.
Profesor Thomas Collett dari Universitas Portsmouth, salah satu peneliti yang terlibat dalam penemuan ini, mengatakan bahwa lubang hitam supermasif di M87 kemungkinan terbentuk dari penggabungan dua lubang hitam yang lebih kecil. "Tampaknya lubang hitam superbesar yang tadinya mendampingi galaksi itu sudah bergabung membentuk lubang hitam ultra masif yang pernah kita deteksi," katanya.
Penggabungan lubang hitam adalah peristiwa yang sangat dahsyat yang dapat menghasilkan gelombang gravitasi yang kuat. Gelombang gravitasi adalah riak dalam ruang-waktu yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein. Gelombang gravitasi dari penggabungan lubang hitam telah dideteksi oleh detektor LIGO dan Virgo, memberikan bukti langsung tentang keberadaan lubang hitam dan memvalidasi teori Einstein.
Lubang hitam raksasa di M87 juga dikenal sebagai Tapal Kuda Kosmik karena efek yang ditimbulkannya di sekitarnya. Gravitasinya sangat kuat sehingga membelokkan cahaya bintang-bintang dari galaksi yang jauh di belakangnya, menciptakan efek lensa gravitasi yang aneh. Cahaya bintang-bintang yang dibelokkan membentuk lingkaran di sekitar lubang hitam, menyerupai tapal kuda.
Efek lensa gravitasi pertama kali diprediksi oleh Albert Einstein lebih dari seabad yang lalu. Kini sudah ada ratusan contoh seperti ini yang ditemukan, memberikan bukti lebih lanjut tentang kebenaran teori relativitas umum.
Riset yang dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society telah menghitung bahwa lubang hitam ini di intinya 10.000 kali lebih masif daripada lubang hitam di pusat galaksi kita sendiri, Bima Sakti. Ini menempatkannya di antara 10 lubang hitam paling masif yang pernah ditemukan, dan kemungkinan besar yang paling masif.
Penemuan lubang hitam ini terdeteksi dalam survei luar angkasa beberapa dekade silam. Tim ilmuwan lalu melakukan perhitungan menyeluruh dari jalur cahaya saat melewati lubang hitam dan gerakan bintang-bintang di galaksi induknya untuk menentukan massanya dengan akurasi yang tinggi.
"Jadi kita sedang melihat tahap akhir pembentukan galaksi dan tahap akhir pembentukan lubang hitam," kata Profesor Collett. Penemuan ini memberikan jendela ke masa lalu alam semesta, memungkinkan kita untuk mempelajari bagaimana galaksi dan lubang hitam terbentuk dan berevolusi pada masa-masa awal kosmos.
Messier 87 bukanlah galaksi pertama yang mengandung lubang hitam supermasif yang menunjukkan hal ini. Namun, ia adalah yang terbesar dan yang tertua yang pernah ditemukan, menjadikannya objek yang sangat berharga untuk studi lebih lanjut.
Astrofisikawan Ethan Siegel menambahkan, "Yang luar biasa kami temukan untuk galaksi-galaksi paling awal dari semuanya, yang berasal dari sekitar 420 juta tahun setelah Big Bang, adalah bahwa hampir semua galaksi yang memiliki lubang hitam, ukurannya sangat luar biasa besar."
Pada waktu awal jagat raya, ilmuwan mengatakan rasio massa bintang dan lubang hitam sebesar 100 banding 1 atau 10 banding 1. Namun sekarang rasionya 1.000 banding 1, menunjukkan bahwa lubang hitam tumbuh lebih cepat daripada galaksi di sekitarnya.
"Dengan kata lain, pada awalnya lubang hitam yang sangat besar itu sebenarnya biasa saja. Ini menarik dan sangat menunjukkan gagasan bahwa lubang hitam, dan bukan bintang, yang muncul lebih dulu," simpul Siegel. Penemuan ini menantang pemahaman kita sebelumnya tentang bagaimana galaksi terbentuk, dan membuka kemungkinan baru untuk penelitian di masa depan.
Penemuan lubang hitam terbesar di jagat raya ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi para ilmuwan astronomi. Ini adalah bukti kekuatan penelitian ilmiah, dan kemampuan kita untuk memahami alam semesta yang luas dan kompleks. Penemuan ini akan menginspirasi generasi ilmuwan masa depan untuk terus menjelajahi misteri kosmos, dan untuk mengungkap rahasia alam semesta yang tak terhitung jumlahnya. Studi lebih lanjut tentang lubang hitam supermasif di M87 akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang evolusi galaksi, peran lubang hitam dalam kosmos, dan mungkin juga membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik tentang hukum-hukum fisika yang mengatur alam semesta.