Lumba-lumba Terekam Melahap 8 Ular Berbisa, Ilmuwan Bingung Penyebabnya

  • Maskobus
  • Aug 26, 2025

Sebuah fenomena mengejutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya telah didokumentasikan oleh para ilmuwan: seekor lumba-lumba hidung botol yang dilatih oleh Angkatan Laut Amerika Serikat terekam kamera memburu dan melahap delapan ular laut berbisa dalam satu hari. Kejadian ini menimbulkan kebingungan di kalangan peneliti, yang berusaha memahami alasan di balik perilaku yang tidak lazim dan berpotensi berbahaya ini.

Penemuan ini terungkap ketika para peneliti dari National Marine Mammal Foundation di San Diego, California, memasang kamera GoPro pada sepasang lumba-lumba hidung botol. Lumba-lumba ini sebelumnya telah dilatih untuk mendeteksi ranjau menggunakan kemampuan sonar mereka yang luar biasa. Tujuan awal pemasangan kamera bukanlah untuk mengamati kebiasaan makan mereka, melainkan untuk mempelajari lebih lanjut tentang keterampilan berburu ikan mereka di luar jam kerja.

Namun, hasil rekaman kamera justru mengungkap sesuatu yang sama sekali tidak terduga. Salah satu lumba-lumba, tanpa diduga, memilih menu yang sangat tidak biasa: ular laut perut kuning, spesies yang dikenal dengan bisa neurotoksiknya yang kuat. Sebelum penelitian ini, yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE pada Agustus 2022, tidak ada catatan atau dokumentasi mengenai lumba-lumba yang mengonsumsi ular laut. Perilaku yang biasanya diamati adalah lumba-lumba bermain-main dengan ular laut sebelum melepaskannya kembali ke laut. Tindakan menelan ular berbisa jelas merupakan risiko yang signifikan bagi kesehatan lumba-lumba.

Video rekaman menunjukkan lumba-lumba dengan cekatan menangkap ular laut, lalu berenang bersamanya selama beberapa saat. Kemudian, dengan gerakan kepala yang berulang-ulang dan cepat, lumba-lumba itu menelan mangsanya. Yang lebih mengejutkan lagi, setelah berhasil menelan ular tersebut, lumba-lumba itu mengeluarkan suara melengking yang oleh para peneliti diartikan sebagai "jeritan kemenangan". Kecepatan lumba-lumba dalam menangkap ular itu sangat mengesankan, dengan ular hanya terlihat sepersekian detik sebelum disambar.

"Lumba-lumba itu menghisapnya dengan sedikit sentakan kepala saat ekor ular yang terkulai menghilang dan lumba-lumba itu menjerit panjang," tulis para penulis studi tersebut, menggambarkan adegan yang mencengangkan itu.

Lumba-lumba Terekam Melahap 8 Ular Berbisa, Ilmuwan Bingung Penyebabnya

Pada awalnya, para peneliti merasa sulit untuk mempercayai apa yang mereka lihat. Mereka dengan cermat memeriksa rekaman tersebut, mencari kemungkinan adanya ikan lain yang mungkin menyerupai ular laut di kamera. Namun, setelah analisis yang teliti, mereka tidak menemukan penjelasan alternatif yang masuk akal.

"Saya pernah membaca bahwa vertebrata besar lainnya jarang memangsa ular laut perut kuning. Ada laporan anjing laut macan tutul memakan dan kemudian memuntahkannya. Ular ini memang berpotensi menyebabkan neurotoksisitas setelah tertelan dan bisanya dianggap cukup berbahaya," kata Dr. Barb Linnehan, direktur kedokteran di National Marine Mammal Foundation, mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi efek racun dari bisa ular laut.

Anehnya, lumba-lumba yang memakan ular laut tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda sakit atau efek samping negatif setelah mengonsumsi mangsa berbisa tersebut. Hal ini semakin membingungkan para peneliti, yang berusaha memahami bagaimana lumba-lumba itu dapat menahan bisa ular laut tanpa mengalami efek yang merugikan.

Para peneliti mengakui bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya yakin mengapa lumba-lumba itu mengejar dan memakan mangsa yang berisiko tersebut. Namun, mereka mengajukan beberapa hipotesis untuk menjelaskan perilaku yang tidak lazim ini. Salah satu kemungkinan adalah bahwa lumba-lumba tersebut, yang lahir dan dibesarkan di penangkaran, mungkin kurang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang perilaku makan yang tepat di alam liar.

"Mungkin kurangnya pengalaman lumba-lumba dalam mencari makan bersama kelompok lumba-lumba di alam liar menyebabkan mereka mengonsumsi mangsa yang tidak lazim ini," tulis para penulis studi, menunjukkan bahwa kurangnya interaksi sosial dan pembelajaran dari lumba-lumba lain di lingkungan alami mungkin telah berkontribusi pada perilaku yang tidak biasa ini.

Faktor lain yang mungkin berperan adalah ukuran ular laut yang dimakan oleh lumba-lumba tersebut. Semua ular yang terekam kamera berukuran relatif kecil, dan para peneliti menduga bahwa mereka mungkin adalah bayi ular yang baru lahir. Meskipun lumba-lumba itu mencoba menangkap ular yang lebih besar pada satu kesempatan, ular itu berhasil melarikan diri.

"Mungkin karena ular yang tertelan diperkirakan masih muda, jumlah bisa yang terkandung di dalamnya lebih sedikit," kata Linnehan, menunjukkan bahwa konsentrasi bisa yang lebih rendah pada ular yang lebih muda mungkin telah mengurangi risiko toksisitas bagi lumba-lumba.

Penelitian ini dipimpin oleh Sam Ridgway, seorang ilmuwan mamalia laut terkemuka yang dihormati dan dikenal dengan julukan "Dokter Lumba-lumba" dan "bapak kedokteran mamalia laut". Kontribusinya yang tak ternilai bagi pemahaman tentang biologi dan perilaku mamalia laut telah meninggalkan warisan abadi di bidang ini. Sayangnya, Ridgway meninggal dunia pada tahun 2022, tak lama setelah publikasi penelitian yang mengungkap fenomena luar biasa ini.

Implikasi dari penemuan ini sangat signifikan, karena menantang asumsi yang sudah lama dipegang tentang kebiasaan makan dan perilaku lumba-lumba. Ini juga menyoroti pentingnya penelitian berkelanjutan dan pemantauan populasi mamalia laut untuk lebih memahami interaksi kompleks mereka dengan lingkungan dan potensi dampak faktor antropogenik pada perilaku mereka.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya mengungkap alasan di balik perilaku makan yang tidak biasa ini dan untuk menentukan apakah ini merupakan insiden yang terisolasi atau tren yang lebih luas di antara lumba-lumba yang hidup di penangkaran atau di lingkungan tertentu. Mempelajari komposisi genetik dan fisiologi lumba-lumba yang terlibat juga dapat memberikan wawasan tentang potensi adaptasi atau mekanisme yang memungkinkan mereka untuk mentolerir bisa ular laut.

Selain itu, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan peran pengalaman dan pembelajaran sosial dalam membentuk perilaku makan mamalia laut. Upaya untuk merehabilitasi dan melepaskan lumba-lumba yang hidup di penangkaran ke alam liar harus mencakup program yang komprehensif untuk mengajari mereka keterampilan berburu dan strategi mencari makan yang tepat, serta membantu mereka berintegrasi ke dalam kelompok sosial.

Sebagai kesimpulan, penemuan seekor lumba-lumba yang melahap delapan ular laut berbisa merupakan fenomena yang menakjubkan dan membingungkan yang telah memicu minat dan perdebatan yang luas di kalangan ilmuwan dan penggemar alam. Sementara alasan pasti di balik perilaku yang tidak lazim ini masih belum pasti, penelitian ini telah memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas ekologi dan perilaku mamalia laut, dan telah membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk lebih memahami makhluk yang luar biasa ini dan lingkungan tempat mereka tinggal.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :