Mahasiswa Unair Sulap Limbah Cangkang Kerang Hijau Jadi Sabun Bernilai Ekonomi di Gresik

  • Maskobus
  • Aug 18, 2025

Mahasiswa Unair Sulap Limbah Cangkang Kerang Hijau Jadi Sabun Bernilai Ekonomi di Gresik

Mahasiswa Unair Sulap Limbah Cangkang Kerang Hijau Jadi Sabun Bernilai Ekonomi di Gresik

Tim Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 6 Universitas Airlangga (Unair) telah berhasil menciptakan inovasi brilian dan berkelanjutan dengan mengubah limbah cangkang kerang hijau menjadi sabun alami. Inisiatif kreatif ini muncul sebagai respons terhadap masalah penumpukan limbah cangkang kerang hijau yang signifikan di wilayah pesisir Desa Ngawen, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Abdur Rahman Akhtar, ketua kelompok KKN-BBK 6 Unair, menjelaskan bahwa ide ini bermula dari hasil survei awal yang mereka lakukan di Desa Ngawen. "Pada saat survei awal, kami diberitahu oleh perangkat desa bahwa masalah utama di Desa Ngawen adalah penumpukan limbah cangkang kerang hijau. Dari situ, kami mencari solusi bagaimana agar limbah tersebut tidak menumpuk terlalu banyak dan mengotori lingkungan," ungkap Abdur Rahman Akhtar pada Senin (18/8).

Tim KKN-BBK 6 Unair ini beranggotakan Abdur Rahman Akhtar, Erla Banowati, Safira Dwi Putri Rahayu, Nadya Frida Sari, Savira Gading Yustitia, Bramantya Leo Wijaya, Salomina Santhie Urlialy, Prafangasta Naomi Jesica Utomo, dan Valerio Septanziilal Da Conceicao. Mereka berkolaborasi untuk memberdayakan masyarakat setempat dalam mengolah limbah cangkang kerang hijau melalui program kerja yang diberi nama "Shell Soap."

Program "Shell Soap" ini bertujuan untuk mengubah limbah cangkang kerang hijau menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis, sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan cangkang kerang hijau. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Ngawen dan lingkungan sekitarnya.

Proses pembuatan sabun dari limbah cangkang kerang hijau ini didemonstrasikan langsung oleh tim KKN-BBK 6 Unair di hadapan warga Desa Ngawen. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah seluruh warga desa, dengan fokus khusus pada ibu-ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

"Sasaran program kami ialah seluruh warga Desa Ngawen. Namun, kami disarankan oleh perangkat desa untuk masuk ke dalam acara ibu-ibu PKK sebab ibu-ibu PKK di Desa Ngawen termasuk sangat aktif," tambah Abdur Rahman Akhtar.

Proses pembuatan sabun "Shell Soap" ini melibatkan beberapa tahapan penting. Pertama, limbah cangkang kerang hijau dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa organik yang menempel. Setelah dicuci, cangkang kerang hijau kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.

Tahap selanjutnya adalah pembakaran limbah cangkang kerang hijau. Proses pembakaran ini dilakukan selama 7 hingga 8 jam hingga cangkang kerang hijau hancur menjadi abu. Setelah pembakaran selesai, abu cangkang kerang hijau disaring untuk memisahkan kapur sirih dari arang.

Kapur sirih yang dihasilkan dari pembakaran cangkang kerang hijau inilah yang menjadi bahan utama dalam pembuatan sabun "Shell Soap." Kapur sirih kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain seperti minyak goreng, abu soda, dan air. Campuran ini diaduk secara intensif selama kurang lebih 1 jam hingga semua bahan tercampur rata.

Setelah diaduk, adonan sabun kemudian ditempatkan dalam wadah dan didiamkan selama 2 hingga 4 minggu. Proses pendiaman ini bertujuan agar sabun mengeras dan mencapai konsistensi yang diinginkan. Untuk memberikan aroma yang menarik pada sabun, ditambahkan parfum atau essential oil sesuai selera.

Abdur Rahman Akhtar menekankan bahwa program "Shell Soap" ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi warga Desa Ngawen jika mereka mampu menerapkannya dengan baik dan berkelanjutan. Melalui program ini, limbah cangkang kerang hijau yang selama ini menjadi masalah dapat dikurangi secara signifikan.

"Kemarin kami juga mengecek lokasi limbah cangkang kerang hijau yang ternyata bisa memakan tempat hingga beberapa hektare dan menimbulkan bau yang tidak sedap, mencemari lingkungan. Nah, melalui program itu bisa membantu mengurangi limbah cangkang kerang hijau dengan dimanfaatkan menjadi barang baru," tutur Abdur Rahman Akhtar.

Tim KKN-BBK 6 Unair berharap agar warga Desa Ngawen dapat mengimplementasikan pembuatan sabun dari cangkang kerang hijau ini secara berkelanjutan. Dengan demikian, masalah limbah cangkang kerang hijau dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sepenuhnya.

"Kami juga berharap semoga sabun yang dihasilkan dapat bernilai ekonomis," pungkas Abdur Rahman Akhtar.

Inisiatif yang dilakukan oleh tim KKN-BBK 6 Unair ini merupakan contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam memecahkan masalah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah cangkang kerang hijau menjadi sabun bernilai ekonomi, mereka tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Ngawen.

Program "Shell Soap" ini juga sejalan dengan konsep ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber daya yang bernilai. Konsep ini semakin penting dalam menghadapi tantangan lingkungan global, di mana sumber daya alam semakin terbatas dan limbah semakin menumpuk.

Selain itu, program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah lokal. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan sabun, tim KKN-BBK 6 Unair memastikan bahwa program ini relevan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Keberhasilan program "Shell Soap" ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan masyarakat lainnya untuk mengembangkan inovasi-inovasi kreatif yang dapat memecahkan masalah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Inisiatif ini juga menunjukkan bahwa limbah, yang sering dianggap sebagai masalah, sebenarnya dapat menjadi sumber daya yang bernilai jika diolah dengan tepat. Dengan kreativitas dan inovasi, limbah dapat diubah menjadi produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Program "Shell Soap" ini juga dapat menjadi model bagi daerah-daerah lain yang menghadapi masalah serupa, yaitu penumpukan limbah cangkang kerang hijau. Dengan mengadopsi program ini, daerah-daerah tersebut dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menciptakan peluang ekonomi baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan, program "Shell Soap" ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan limbah secara bijak. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan sabun, mereka akan lebih menghargai nilai limbah dan terdorong untuk membuang limbah dengan benar.

Program "Shell Soap" ini merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan menghasilkan lulusan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, perguruan tinggi dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi masyarakat.

Keberhasilan program "Shell Soap" ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Universitas Airlangga, pemerintah daerah, dan masyarakat Desa Ngawen. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program dan mencapai dampak yang lebih besar.

Program "Shell Soap" ini merupakan bukti bahwa dengan kolaborasi, kreativitas, dan inovasi, kita dapat memecahkan masalah-masalah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Ngawen dan lingkungan sekitarnya.

Inisiatif ini juga menyoroti pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Dengan pengetahuan, keterampilan, dan semangat pengabdian yang mereka miliki, mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat.

Program "Shell Soap" ini merupakan contoh inspiratif bagaimana mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di bangku kuliah untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat. Dengan berkolaborasi dengan masyarakat dan memanfaatkan sumber daya lokal, mereka dapat menciptakan solusi yang inovatif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi semua pihak.

Keberhasilan program "Shell Soap" ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk mengembangkan inovasi-inovasi kreatif yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan semangat pengabdian dan kepedulian terhadap lingkungan, mahasiswa dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Program "Shell Soap" ini juga merupakan contoh bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam memajukan daerah-daerah tertinggal. Dengan mengirimkan mahasiswa KKN ke daerah-daerah tersebut, perguruan tinggi dapat membantu memecahkan masalah-masalah lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Keberhasilan program "Shell Soap" ini juga menunjukkan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung inovasi-inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat. Dengan memberikan dukungan finansial, fasilitas, dan regulasi yang kondusif, pemerintah daerah dapat mendorong inovasi-inovasi tersebut untuk berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Program "Shell Soap" ini merupakan contoh bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat menghasilkan solusi-solusi inovatif yang memecahkan masalah-masalah lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :