Manusia Masih Bisa Hidup Meski Tak Punya 6 Organ Ini, Salah Satunya Ginjal

  • Maskobus
  • Sep 01, 2025

Tubuh manusia adalah mesin yang luar biasa, dilengkapi dengan berbagai organ yang bekerja secara harmonis untuk menjaga kita tetap hidup dan berfungsi. Namun, tahukah Anda bahwa kita sebenarnya dapat bertahan hidup tanpa beberapa organ tertentu? Meskipun kita memiliki puluhan organ yang bekerja setiap detik, tidak semuanya benar-benar esensial untuk kelangsungan hidup. Dalam kondisi medis tertentu, dokter bahkan harus mengangkat beberapa organ tanpa membuat pasien kehilangan fungsi hidup yang penting. Berikut adalah enam organ yang, secara mengejutkan, dapat kita hidupi tanpanya:

1. Usus Buntu: Misteri yang Tidak Mematikan

Usus buntu, atau appendix, adalah organ kecil berbentuk tabung yang terletak di persimpangan usus kecil dan usus besar. Fungsinya telah lama menjadi misteri bagi para ilmuwan dan dokter. Dr. Indraneil Mukherjee, seorang ahli bedah di Staten Island University Hospital, menyatakan bahwa hingga saat ini, fungsi pasti usus buntu dalam tubuh masih belum diketahui. Salah satu teori yang berkembang adalah bahwa usus buntu mungkin berperan dalam membantu mencerna tumbuhan ketika manusia masih banyak mengonsumsi sayuran. Namun, teori ini belum sepenuhnya terbukti.

Yang jelas, pengangkatan usus buntu tidak menimbulkan efek jangka panjang yang signifikan. Prosedur ini, yang dikenal sebagai appendectomy, umumnya dilakukan untuk mengatasi appendicitis, yaitu peradangan pada usus buntu. Setelah operasi, pasien biasanya tidak memerlukan obat khusus dan dapat pulih dengan cepat.

"Kebanyakan orang bisa kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari, tanpa perubahan pola makan atau perilaku," kata Dr. Mukherjee, seperti dikutip dari NY Post. Ini menunjukkan bahwa usus buntu bukanlah organ vital yang keberadaannya mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup.

Manusia Masih Bisa Hidup Meski Tak Punya 6 Organ Ini, Salah Satunya Ginjal

Meskipun tidak memiliki fungsi yang jelas, usus buntu tetap menjadi bagian dari tubuh manusia. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa usus buntu mungkin berperan dalam menyimpan bakteri baik yang dapat membantu memulihkan keseimbangan flora usus setelah penyakit atau penggunaan antibiotik. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi peran ini.

2. Kantung Empedu: Penyimpan Empedu yang Bisa Digantikan

Kantung empedu adalah organ kecil yang terletak di bawah hati. Fungsinya adalah menyimpan cairan empedu, yang diproduksi oleh hati dan digunakan untuk mencerna lemak. Cairan empedu membantu memecah lemak menjadi partikel yang lebih kecil sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.

Namun, banyak orang yang hidup sehat dan normal tanpa kantung empedu. Kondisi ini biasanya terjadi setelah operasi pengangkatan kantung empedu, yang disebut cholecystectomy. Operasi ini sering dilakukan untuk mengatasi batu empedu, yaitu endapan keras yang terbentuk di dalam kantung empedu dan dapat menyebabkan nyeri hebat.

Dr. Mukherjee menjelaskan bahwa kebanyakan orang dapat hidup normal tanpa kantung empedu, bahkan tanpa memerlukan obat khusus. "Setelah diangkat, hati langsung meneteskan empedu ke usus halus. Kadang ada penyesuaian pencernaan di awal, tapi tubuh cepat beradaptasi dalam beberapa minggu," sambungnya.

Meskipun hati dapat mengambil alih fungsi kantung empedu dalam memproduksi dan mengeluarkan empedu, beberapa orang mungkin mengalami masalah pencernaan setelah operasi. Masalah ini biasanya berupa diare atau kesulitan mencerna makanan berlemak. Namun, masalah ini umumnya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan perubahan pola makan dan gaya hidup.

3. Ginjal: Satu Sudah Cukup

Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring darah, membuang limbah, dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Manusia biasanya memiliki dua ginjal yang terletak di kedua sisi tulang belakang. Namun, yang mengejutkan, satu ginjal saja sudah cukup untuk menjalankan semua fungsi penting ini.

Dr. Mukherjee menjelaskan, "Kita punya dua, tapi satu saja sudah cukup untuk kebanyakan orang." Ini berarti bahwa seseorang dapat hidup sehat dan normal dengan hanya satu ginjal, baik karena bawaan lahir (renal agenesis) maupun karena operasi pengangkatan ginjal (nephrectomy).

Operasi pengangkatan ginjal biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker ginjal, cedera parah pada ginjal, atau penyakit ginjal kronis yang menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal. Dalam kasus transplantasi ginjal, satu ginjal dari donor yang sehat dapat ditransplantasikan ke pasien yang mengalami gagal ginjal.

Meskipun seseorang dapat hidup dengan satu ginjal, penting untuk menjaga kesehatan ginjal yang tersisa. Dr. Mukherjee mengingatkan bahwa orang dengan satu ginjal biasanya tetap perlu melakukan pemeriksaan secara rutin, meskipun tidak memerlukan obat khusus bila dalam kondisi sehat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau fungsi ginjal dan mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin timbul.

Pola makan sehat, hidrasi yang cukup, dan menghindari obat-obatan yang dapat merusak ginjal adalah langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan ginjal tunggal.

4. Lambung: Penggiling Makanan yang Bisa Dihilangkan

Lambung adalah organ berongga yang terletak di antara kerongkongan dan usus halus. Fungsinya adalah menyimpan makanan sementara, mencampurnya dengan asam lambung dan enzim pencernaan, serta mengatur pelepasan makanan yang telah dicerna sebagian ke usus halus. Lambung juga berperan dalam membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya yang masuk bersama makanan.

Namun, dalam beberapa kasus, lambung harus diangkat melalui operasi yang disebut gastrectomy. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker lambung, tukak lambung yang parah, atau obesitas melalui operasi bariatrik.

Dr. Mukherjee menjelaskan bahwa manusia bisa hidup tanpa lambung, meskipun sistem pencernaan akan mengalami perubahan drastis. "Ketika lambung diangkat, maka makanan yang masuk akan langsung ke usus halus," katanya.

Setelah operasi pengangkatan lambung, pasien perlu minum suplemen vitamin dan mineral setiap hari untuk menggantikan nutrisi yang biasanya diserap di lambung. Mereka juga perlu menjaga pola makan yang ketat untuk mencegah dumping syndrome, yaitu kondisi ketika makanan terlalu cepat masuk ke usus halus dan menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, dan pusing.

"Hidup tetap bisa dijalani, tapi butuh pengawasan diet ketat dan dukungan medis," kata Dr. Mukherjee. Dengan penyesuaian yang tepat, seseorang dapat tetap hidup produktif dan berkualitas tanpa lambung.

5. Usus Besar: Penyerap Air yang Bisa Diatasi

Usus besar, atau colon, adalah bagian terakhir dari sistem pencernaan. Fungsinya adalah menyerap air dan nutrisi terakhir dari makanan yang tidak tercerna di usus halus. Usus besar juga menyimpan limbah padat, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.

Dalam beberapa kasus, usus besar perlu diangkat melalui operasi yang disebut colectomy. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker usus besar, penyakit radang usus seperti Crohn’s disease dan ulcerative colitis, atau divertikulitis.

Dr. Mukherjee mengatakan bahwa orang tanpa usus besar bisa lebih sering buang air besar, tetapi bentuknya lebih cair. "Ini bisa diatur dengan pola makan sehat dan obat anti-diare, tapi perubahannya permanen," katanya.

Jika memungkinkan, usus yang tersisa dapat disambung ke anus sehingga feses keluar secara normal, meskipun lebih sering. Jika tidak, dokter dapat membuatkan kolostomi, yaitu sebuah lubang di dinding perut untuk menyalurkan feses ke kantong luar.

"Dengan bantuan perawat, orang tetap bisa hidup normal," kata Dr. Mukherjee. Meskipun kolostomi memerlukan perawatan khusus, banyak orang yang dapat beradaptasi dan menjalani kehidupan yang aktif dan memuaskan dengan kolostomi.

6. Paru-paru: Satu untuk Bernapas

Paru-paru adalah organ vital yang berfungsi menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Manusia memiliki dua paru-paru yang terletak di dalam rongga dada. Namun, seseorang masih bisa hidup meski kehilangan salah satu parunya.

Pengangkatan salah satu paru-paru, yang disebut pneumonectomy, biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker paru-paru, infeksi paru-paru yang parah, atau cedera parah pada paru-paru.

Setelah operasi, kapasitas pernapasan akan berkurang secara permanen. Tubuh akan beradaptasi dengan membuat paru-paru yang tersisa bekerja lebih keras. Meskipun masih bisa hidup, aktivitas fisik menjadi lebih sulit dan napas terasa pendek seumur hidup.

"Orang atletis bisa beradaptasi dengan baik, tapi harus hati-hati, alergi, flu kecil, atau polusi bisa langsung menurunkan kondisi tubuh," tandasnya. Ini berarti bahwa orang yang hidup dengan satu paru-paru perlu menjaga kesehatan mereka dengan baik, menghindari paparan polusi dan asap rokok, serta mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi pernapasan.

Kesimpulan: Ketahanan Tubuh Manusia

Meskipun kita membutuhkan banyak organ untuk berfungsi secara optimal, tubuh manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dan bertahan hidup bahkan tanpa beberapa organ yang dianggap penting. Usus buntu, kantung empedu, satu ginjal, lambung, usus besar, dan satu paru-paru adalah contoh organ-organ yang dapat dihilangkan tanpa mengancam nyawa.

Namun, penting untuk diingat bahwa hidup tanpa organ-organ ini seringkali memerlukan penyesuaian gaya hidup, perawatan medis, dan dukungan yang berkelanjutan. Dengan pemahaman yang baik tentang kondisi mereka dan dengan perawatan yang tepat, orang-orang yang telah menjalani operasi pengangkatan organ dapat tetap hidup sehat, aktif, dan memuaskan. Artikel ini membuktikan betapa tangguhnya tubuh manusia dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :