Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, atau yang akrab disapa Ara, menyoroti dampak positif Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dialokasikan untuk sektor perumahan. Menurutnya, program ini tidak hanya membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memiliki hunian layak, tetapi juga menciptakan efek berganda yang signifikan bagi perekonomian, mulai dari tukang bangunan hingga warung kelontong di sekitar lokasi pembangunan.
Ara menjelaskan bahwa sektor perumahan melibatkan banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mulai dari kontraktor dan pengembang perumahan skala kecil, para tukang bangunan yang menjadi tulang punggung pembangunan, hingga warung-warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi para pekerja. Dengan adanya KUR perumahan, UMKM ini mendapatkan akses permodalan yang lebih mudah dan terjangkau, sehingga dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Kebaikan dari Presiden Prabowo, pertama kali ada KUR perumahan, yang bunganya disubsidi untuk UMKM. Ini luar biasa, karena belum pernah ada dalam sejarah Indonesia," ujar Ara saat memberikan kuliah umum di Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung, pada Sabtu, 20 September lalu. Ia menambahkan bahwa program ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mendukung sektor perumahan dan UMKM, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Pemerintah menargetkan pembangunan 350.000 rumah subsidi untuk MBR pada tahun ini. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan target sebelumnya yang hanya sekitar 230.000 rumah. Ara optimis target ini dapat tercapai berkat dukungan KUR perumahan dan berbagai program pemerintah lainnya.
Lebih lanjut, Ara menjelaskan bahwa pembangunan setiap rumah biasanya melibatkan sekitar 5 pekerja. Dengan target 350.000 rumah, maka program ini berpotensi menyerap tenaga kerja hingga 1.650.000 orang. Angka ini belum termasuk ekosistem pendukung lainnya, seperti pemasok bahan bangunan, transportasi, dan lain-lain.
"Belum lagi tidak ada perumahan subsidi atau perumahan yang tidak ada ibu-ibu yang jualan warung. Warung pasti beli beras, beli ayam, beli telur, beli tempe, tahu dari apakah dari petani, apakah dari peternak," tutur Ara. Ia mencontohkan bagaimana pembangunan perumahan subsidi juga berdampak positif bagi warung-warung kecil di sekitar lokasi. Warung-warung ini menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi para pekerja, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pemilik warung.
Ara juga menyoroti peran toko bangunan dan pemasok material dalam ekosistem perumahan. "Kemudian barang-barang itu diambil dari toko bangunan, toko bangunan pasti ngirimnya, toko material ada supir, ada kenek. Dan di toko bangunan pasti ada produk-produk industri, ada semen, ada batu, ada keramik, ada kaca, dan sebagainya," lanjut Ara. Ia menjelaskan bahwa pembangunan perumahan juga mendorong pertumbuhan industri bahan bangunan dan menciptakan lapangan kerja di sektor transportasi dan logistik.
Selain KUR perumahan, Ara juga menyebutkan berbagai program pemerintah lainnya yang mendukung pengembangan perumahan rakyat. Di antaranya adalah pembebasan biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk masyarakat tidak mampu. Program-program ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam memiliki rumah dan mendorong pertumbuhan sektor perumahan.
Pemerintah juga memiliki program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas rumah masyarakat yang tidak layak huni. Ara mengungkapkan bahwa alokasi anggaran untuk program ini akan ditingkatkan hingga 9 kali lipat pada tahun depan. "Bapak Presiden dan DPR, Komisi V khususnya, sudah menetapkan kenaikan kurang lebih 8-9 kali lipat, dari tahun ini sekitar 45.000, tahun depan rumah rakyat yang direnovasi dari tidak layak huni ada 400.000 rumah," ungkap Ara.
Sebelumnya, pemerintah telah menyatakan kesiapannya untuk meluncurkan program KUR khusus perumahan pada pertengahan Oktober. Program ini merupakan yang pertama kalinya hadir dalam skema KUR nasional dengan alokasi anggaran mencapai Rp 130 triliun. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir dalam peresmian program ini yang rencananya akan digelar di Surabaya, Jawa Timur.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa peluncuran program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ekosistem KUR. "Kita merencanakan terkait dengan agenda KUR yang realisasi sama terkait dengan sosialisasi KUR perumahan. Nah itu direncanakan pertengahan bulan depan lah, minggu kedua Oktober. Tadi Bapak Presiden menyatakan akan hadir," ujar Airlangga di kantornya, dikutip pada Rabu, 17 September.
Airlangga menambahkan bahwa pemerintah juga tengah mendorong tiga fokus utama dalam program KUR, yakni KUR reguler untuk UMKM, KUR perumahan, serta KUR untuk pekerja migran. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung berbagai sektor ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menuturkan bahwa total alokasi KUR tahun ini terbagi ke empat klaster, yakni UMKM, perumahan, pekerja migran, dan padat karya. Dari jumlah tersebut, KUR untuk perumahan mendapat porsi yang signifikan. "Sekarang KUR itu kan ada empat, dibagi empat klaster UMKM. KUR yang dialokasikan untuk usaha mikro, kecil dan menengah itu kurang lebih Rp 280 triliun. Lalu yang kedua, rencana KUR untuk perumahan yang sebesar kurang lebih Rp 130 triliun," kata Maman.
Dengan alokasi anggaran yang besar dan dukungan dari berbagai pihak, KUR perumahan diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan sektor perumahan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Program ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki hunian yang layak dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan program KUR perumahan ini juga bergantung pada berbagai faktor pendukung, seperti koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, penyederhanaan proses perizinan, dan pengawasan yang ketat terhadap penyaluran dana. Dengan sinergi dan kerja keras dari semua pihak, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek keberlanjutan dalam pembangunan perumahan. Pemerintah perlu mendorong pembangunan perumahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan memperhatikan penggunaan energi dan sumber daya yang efisien. Hal ini penting untuk menjaga kualitas lingkungan hidup dan memastikan bahwa pembangunan perumahan tidak menimbulkan dampak negatif bagi generasi mendatang.
Secara keseluruhan, program KUR perumahan merupakan langkah positif yang dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan dan implementasi yang tepat, program ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah kekurangan perumahan di Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah.
Inisiatif ini juga dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa dalam penyediaan perumahan yang terjangkau dan berkelanjutan. Dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik, negara-negara di dunia dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi inovatif dan efektif dalam mengatasi masalah perumahan global.
Pemerintah juga perlu terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap program KUR perumahan, dengan memperhatikan masukan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, pengembang perumahan, dan lembaga keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program ini tetap relevan dan efektif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan sektor perumahan.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai program KUR perumahan, agar masyarakat lebih memahami manfaat dan persyaratan program ini. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan program ini secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dengan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, program KUR perumahan diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah dalam pembangunan perumahan rakyat di Indonesia dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa. Program ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan menciptakan solusi-solusi kreatif dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan di Indonesia.
Pada akhirnya, tujuan utama dari program KUR perumahan adalah untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur, di mana setiap warga negara memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama, kita dapat mewujudkan cita-cita ini dan membangun Indonesia yang lebih baik bagi generasi mendatang.