Tim nasional Indonesia, Garuda, memasuki periode krusial dalam persiapan menghadapi putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Serangkaian laga uji coba dan pembenahan taktik menjadi agenda utama Pelatih Patrick Kluivert demi mewujudkan ambisi lolos ke putaran final di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Sebagai bagian dari persiapan tersebut, Skuad Garuda menjalani dua laga uji coba di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Awalnya, Kuwait yang memiliki gaya bermain yang dianggap mirip dengan calon lawan di putaran keempat, direncanakan menjadi lawan uji coba. Namun, Kuwait mengundurkan diri, sehingga Indonesia menghadapi Taiwan pada Jumat, 5 September 2025, dan Lebanon pada Senin, 8 September 2025.
Bagi Pelatih Patrick Kluivert, kedua pertandingan uji coba ini memiliki arti penting dalam mematangkan skuad. Pasalnya, pada putaran keempat, Indonesia tergabung di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak. Jadwal pertandingan yang padat menanti, dengan laga tandang melawan Arab Saudi pada 8 Oktober 2025, disusul laga kandang kontra Irak pada 11 Oktober 2025. Dengan demikian, satu bulan ke depan menjadi periode krusial bagi Tim Garuda untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Kemenangan besar 6-0 atas Taiwan pada laga uji coba pertama memang memberikan angin segar. Namun, Kluivert menyadari bahwa masih banyak aspek yang perlu dibenahi jika Indonesia ingin bersaing dengan Arab Saudi dan Irak. Salah satu kelemahan yang paling mencolok adalah efektivitas lini serang.
Meskipun mampu mencetak enam gol, Indonesia melepaskan 23 tembakan ke gawang Taiwan. Namun, hanya lima di antaranya yang tepat sasaran, dengan satu gol berasal dari gol bunuh diri pemain Taiwan. Artinya, akurasi tembakan pemain Indonesia hanya sebesar 26 persen.
Catatan ini memang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan rerata 14 persen akurasi tembakan pada putaran ketiga kualifikasi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa Taiwan bukanlah lawan yang sepadan. Dari segi peringkat FIFA, Taiwan jauh di bawah Indonesia, apalagi jika dibandingkan dengan Arab Saudi dan Irak. Saat ini, Skuad Garuda berada di peringkat ke-118 FIFA, sementara Taiwan di peringkat ke-172. Arab Saudi menempati peringkat ke-59, dan Irak satu peringkat di atasnya.
Selain efektivitas lini serang, para pemain Indonesia juga masih minim dalam melepaskan umpan-umpan progresif. Meskipun menguasai permainan dengan 607 umpan sukses, hanya 25 persen atau 154 di antaranya yang tercipta di zona akhir pertahanan Taiwan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan kreativitas dan keberanian dalam membongkar pertahanan lawan.
Laga uji coba melawan Lebanon menjadi kesempatan berharga bagi Indonesia untuk menguji kemampuan sesungguhnya. Lebanon, yang berada enam peringkat di atas Indonesia dalam ranking FIFA, akan memberikan perlawanan yang lebih sengit. Hasil dari dua laga uji coba ini akan menjadi bahan evaluasi penting bagi Kluivert dan staf pelatih untuk menentukan strategi yang tepat dalam menghadapi Arab Saudi dan Irak.
Untuk mewujudkan ambisi lolos ke Piala Dunia 2026, Indonesia harus mampu memenangkan dua laga putaran keempat. Jika gagal, Tim Garuda harus bersiap menghadapi laga kandang-tandang melawan runner-up Grup A untuk memperebutkan satu tempat ke putaran playoff interkonfederasi. Jika skenario terburuk terjadi, mimpi Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 bisa pupus.
Fokus Pembenahan: Efektivitas Serangan, Umpan Progresif, dan Mentalitas Juara
Menjelang laga krusial di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia dihadapkan pada sejumlah pekerjaan rumah yang mendesak. Evaluasi mendalam terhadap performa dalam laga uji coba melawan Taiwan dan Lebanon menjadi krusial untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
1. Meningkatkan Efektivitas Lini Serang:
Efektivitas lini serang menjadi sorotan utama. Meskipun mampu mencetak enam gol ke gawang Taiwan, rasio konversi peluang menjadi gol masih jauh dari ideal. Pelatih Kluivert perlu merancang latihan khusus untuk meningkatkan akurasi tembakan, pengambilan keputusan di kotak penalti, dan kemampuan memanfaatkan peluang sekecil apapun.
- Drill Akurasi Tembakan: Latihan intensif untuk meningkatkan akurasi tembakan dari berbagai posisi dan sudut, termasuk tembakan jarak jauh, tembakan first time, dan penyelesaian akhir dalam situasi satu lawan satu.
- Simulasi Situasi Pertandingan: Menciptakan simulasi situasi pertandingan yang realistis untuk melatih pemain dalam mengambil keputusan yang tepat di bawah tekanan, seperti memilih opsi umpan, menembak langsung, atau melakukan cut inside.
- Analisis Video: Menganalisis video pertandingan untuk mengidentifikasi pola serangan yang efektif dan area yang perlu ditingkatkan dalam hal pergerakan tanpa bola, penempatan posisi, dan koordinasi antar pemain.
2. Memperbanyak Umpan Progresif:
Selain efektivitas serangan, Timnas Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas umpan, terutama umpan-umpan progresif yang mampu menembus lini pertahanan lawan. Hal ini membutuhkan visi bermain yang lebih baik, keberanian mengambil risiko, dan kemampuan membaca pergerakan rekan setim.
- Latihan Visi Bermain: Latihan untuk meningkatkan kesadaran pemain terhadap ruang dan posisi rekan setim, serta kemampuan untuk melihat celah di pertahanan lawan.
- Drill Umpan Terobosan: Latihan intensif untuk meningkatkan akurasi dan timing umpan terobosan yang mampu memecah garis pertahanan lawan dan menciptakan peluang bagi penyerang.
- Pengembangan Kreativitas: Mendorong pemain untuk berpikir kreatif dan berani mencoba umpan-umpan yang tidak terduga, seperti umpan backheel, umpan chip, atau umpan silang mendatar.
3. Membangun Mentalitas Juara:
Selain aspek teknis dan taktis, mentalitas juara juga menjadi faktor krusial dalam meraih kesuksesan. Timnas Indonesia perlu memiliki mentalitas pantang menyerah, kepercayaan diri yang tinggi, dan kemampuan untuk mengatasi tekanan dalam situasi sulit.
- Sesi Motivasi: Mengadakan sesi motivasi dengan tokoh-tokoh inspiratif, seperti mantan pemain timnas, psikolog olahraga, atau pemimpin sukses dari bidang lain.
- Visualisasi Kemenangan: Melatih pemain untuk memvisualisasikan diri mereka meraih kemenangan dan mengatasi tantangan, sehingga mereka dapat tampil lebih percaya diri di lapangan.
- Membangun Kekompakan Tim: Mendorong interaksi positif antar pemain di dalam dan di luar lapangan untuk membangun kekompakan tim dan rasa saling percaya.
4. Adaptasi Taktik dan Strategi:
Pelatih Kluivert harus memiliki fleksibilitas dalam menerapkan taktik dan strategi yang berbeda, tergantung pada kekuatan dan kelemahan lawan. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif akan menjadi kunci dalam menghadapi Arab Saudi dan Irak.
- Analisis Mendalam Terhadap Lawan: Melakukan analisis mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan Arab Saudi dan Irak, termasuk gaya bermain, pemain kunci, dan potensi ancaman.
- Pengembangan Variasi Taktik: Melatih pemain dalam berbagai formasi dan taktik yang berbeda, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan cepat jika diperlukan.
- Simulasi Pertandingan dengan Lawan yang Berbeda: Mengadakan simulasi pertandingan dengan tim yang memiliki gaya bermain yang mirip dengan Arab Saudi dan Irak untuk menguji efektivitas taktik yang diterapkan.
5. Memanfaatkan Kekuatan Individu:
Timnas Indonesia memiliki sejumlah pemain dengan kualitas individu yang menonjol, seperti Rizky Ridho, Ramadhan Sananta, dan Egy Maulana Vikri. Pelatih Kluivert perlu memaksimalkan potensi pemain-pemain ini dan menciptakan sinergi yang baik di antara mereka.
- Memberikan Kepercayaan: Memberikan kepercayaan kepada pemain untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka di lapangan.
- Menciptakan Peran yang Sesuai: Menempatkan pemain pada posisi yang paling sesuai dengan kekuatan mereka.
- Mendorong Kolaborasi: Mendorong pemain untuk berkolaborasi dan saling membantu di lapangan.
Dengan fokus pada pembenahan efektivitas serangan, umpan progresif, mentalitas juara, adaptasi taktik, dan pemanfaatan kekuatan individu, Timnas Indonesia memiliki peluang untuk meraih hasil positif di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 dan mewujudkan mimpi tampil di putaran final. Dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia akan menjadi motivasi tambahan bagi Skuad Garuda untuk memberikan yang terbaik.