Penyakit jantung, momok menakutkan yang dulu identik dengan usia senja, kini semakin akrab dengan generasi muda. Fakta ini tentu mengkhawatirkan, mengingat penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Dulu, mungkin kita berpikir bahwa serangan jantung atau masalah kardiovaskular lainnya hanya menghantui mereka yang sudah berusia lanjut. Namun, realita yang ada menunjukkan bahwa anak muda, bahkan mereka yang baru menginjak usia 20-an, juga bisa menjadi korban. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa saja faktor-faktor yang memicu penyakit jantung di usia muda? Seorang spesialis bedah toraks kardiovaskular, dr. Maulidya Ayudika Dandanah, SpBTKV(K) FIHA, memberikan pencerahan mengenai fenomena ini.
Dr. Ayu, demikian sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa tren peningkatan kasus penyakit jantung pada usia di bawah 40 tahun semakin nyata. Perubahan gaya hidup masyarakat modern yang serba cepat dan instan menjadi salah satu kontributor utama. Gaya hidup yang kurang sehat, pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta stres yang berkepanjangan, menjadi kombinasi mematikan yang mengancam kesehatan jantung generasi muda.
"Pasien termuda saya pernah operasi jantung itu karena bypass koroner 38 tahun. Bahkan teman saya sendiri meninggal dunia di usia 26 tahun itu serangan jantung pasien laki-laki," ungkap dr. Ayu dalam sebuah acara media gathering di Tangerang, Kamis (15/8/2024). Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa penyakit jantung tidak mengenal usia.
Ironisnya, pola hidup tidak sehat seringkali sudah tertanam sejak usia anak-anak. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam, serta kurangnya aktivitas fisik, membentuk fondasi yang rapuh bagi kesehatan jantung di masa depan. Anak-anak yang terbiasa dengan gaya hidup sedentari (kurang gerak) cenderung enggan berolahraga saat dewasa, sehingga risiko penyakit jantung semakin meningkat.
Padahal, menjaga pola makan sehat dan rutin beraktivitas fisik adalah kunci utama dalam mencegah berbagai penyakit jantung. Konsumsi makanan bergizi seimbang, kaya serat, vitamin, dan mineral, serta menghindari makanan olahan, minuman manis, dan makanan cepat saji, dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang, juga sangat penting untuk memperkuat otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah, dan menjaga berat badan ideal.
Pemicu Penyakit Jantung di Usia Muda: Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai
Dr. Ayu menjelaskan bahwa terdapat sedikit perbedaan risiko penyakit jantung antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung lebih rentan terhadap penyakit jantung di usia muda, sementara perempuan relatif lebih terlindungi oleh pengaruh hormon estrogen. Namun, setelah menopause, ketika kadar estrogen menurun, risiko penyakit jantung pada perempuan meningkat secara signifikan.
Berikut adalah beberapa faktor risiko penyakit jantung di usia muda yang perlu diwaspadai:
- Riwayat Keluarga dengan Penyakit Jantung: Faktor genetik memainkan peran penting dalam risiko penyakit jantung. Jika ada anggota keluarga dekat, seperti orang tua, saudara kandung, atau kakek-nenek, yang memiliki riwayat penyakit jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit ini juga meningkat. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung pada usia muda (sebelum usia 55 tahun untuk laki-laki dan sebelum usia 65 tahun untuk perempuan) merupakan tanda peringatan yang lebih serius.
- Merokok: Merokok adalah musuh utama jantung. Bahan-bahan kimia berbahaya dalam rokok merusak lapisan dalam pembuluh darah, meningkatkan pembentukan plak, dan memicu penyempitan arteri. Merokok juga meningkatkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Bahkan, perokok pasif juga berisiko terkena penyakit jantung.
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah sistolik (angka atas) mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan darah diastolik (angka bawah) mencapai 90 mmHg atau lebih. Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri dan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kondisi ini seringkali tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi.
- Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterolemia): Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang disebut aterosklerosis. Plak ini dapat menyempitkan arteri dan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Terdapat dua jenis utama kolesterol: kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan kolesterol HDL (kolesterol baik). Kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL yang rendah meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Diabetes: Diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah terlalu tinggi. Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi lainnya. Orang dengan diabetes juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan obesitas, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
- Obesitas: Obesitas adalah kondisi di mana berat badan berlebihan atau tidak sehat. Obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. Kelebihan lemak tubuh, terutama di sekitar perut, dapat meningkatkan peradangan dan resistensi insulin, yang keduanya berkontribusi terhadap penyakit jantung.
- Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari (kurang gerak) meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung. Aktivitas fisik yang teratur membantu memperkuat otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah, dan menjaga berat badan ideal.
- Stres: Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan kadar hormon stres, yang semuanya dapat membebani jantung. Stres juga dapat memicu perilaku tidak sehat, seperti merokok, makan berlebihan, dan kurang tidur, yang semakin meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dr. Ayu menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan dini di rumah sakit untuk mengetahui faktor risiko penyakit jantung sejak awal. Dengan mengetahui faktor risiko, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan dan mengurangi risiko tersebut, sehingga mencegah perkembangan penyakit jantung yang serius. Pemeriksaan dini dapat meliputi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kadar kolesterol dan gula darah, serta evaluasi riwayat keluarga.
Gejala Penyakit Jantung di Usia Muda: Jangan Abaikan Tanda-tanda Peringatan
Gejala penyakit jantung dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan yang dialami. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Nyeri Dada (Angina): Nyeri dada adalah gejala yang paling umum dari penyakit jantung koroner. Nyeri dada biasanya terasa seperti tekanan, sesak, atau rasa terbakar di dada. Nyeri dapat menjalar ke lengan kiri, bahu, leher, rahang, atau punggung. Nyeri dada biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres, dan mereda dengan istirahat atau obat-obatan.
- Sesak Napas: Sesak napas dapat terjadi saat jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sesak napas dapat terjadi saat beraktivitas fisik, berbaring, atau bahkan saat istirahat.
- Kelelahan: Kelelahan yang berlebihan atau tidak biasa dapat menjadi tanda penyakit jantung. Kelelahan dapat terjadi karena jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memasok energi ke seluruh tubuh.
- Jantung Berdebar-debar (Palpitasi): Jantung berdebar-debar adalah sensasi detak jantung yang cepat, kuat, atau tidak teratur. Palpitasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, kafein, alkohol, atau kondisi medis tertentu.
- Pusing atau Pingsan: Pusing atau pingsan dapat terjadi jika jantung tidak mampu memompa cukup darah ke otak.
- Bengkak pada Kaki atau Pergelangan Kaki: Bengkak pada kaki atau pergelangan kaki dapat menjadi tanda gagal jantung. Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga menyebabkan penumpukan cairan di tubuh.
Tanda Peringatan Dini Penyakit Jantung:
- Nyeri dada yang tidak biasa atau berlangsung lama.
- Sesak napas yang tiba-tiba atau semakin parah.
- Kelelahan yang berlebihan atau tidak biasa.
- Jantung berdebar-debar yang sering atau berlangsung lama.
- Pusing atau pingsan yang tidak dapat dijelaskan.
- Bengkak pada kaki atau pergelangan kaki yang tidak biasa.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Jangan tunda-tunda, karena penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.
Penyakit jantung di usia muda adalah masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Dengan memahami faktor risiko, mengenali gejala, dan melakukan pemeriksaan dini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan jantung kita dan mencegah penyakit jantung di usia muda. Ingatlah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jaga pola makan sehat, rutin beraktivitas fisik, kelola stres dengan baik, dan hindari rokok, demi jantung yang sehat dan masa depan yang lebih cerah.