Mauricio Souza Kritik Keras Kondisi Lapangan JIS dan Kepemimpinan Wasit Usai Laga Kontra Bali United

  • Maskobus
  • Sep 14, 2025

Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, melontarkan kritik pedas terhadap kondisi lapangan Jakarta International Stadium (JIS) dan kinerja wasit setelah timnya bermain imbang 1-1 melawan Bali United dalam lanjutan BRI Super League 2025/2026, Minggu (14/9/2025). Ungkapan kekecewaan ini disampaikan Souza dalam konferensi pers usai pertandingan yang berlangsung di JIS tersebut.

Souza tidak hanya menyoroti performa timnya yang dinilai kurang efektif dalam memanfaatkan peluang, tetapi juga secara terbuka mengkritik kualitas rumput lapangan JIS yang dianggap menghambat permainan Persija. Selain itu, ia juga mempertanyakan kepemimpinan wasit yang dianggapnya terlalu sering membuat keputusan kontroversial dan tidak mampu mengendalikan jalannya pertandingan dengan baik.

Pertandingan antara Persija Jakarta dan Bali United memang berlangsung dengan tensi tinggi dan diwarnai beberapa insiden yang memicu perdebatan. Persija, yang bermain di kandang sendiri, berusaha keras untuk meraih kemenangan guna mengamankan posisi di papan atas klasemen. Namun, Bali United memberikan perlawanan sengit dan berhasil mencuri satu poin dari Jakarta.

Souza memulai kritiknya dengan menyoroti kurangnya efektivitas lini depan Persija dalam memanfaatkan peluang yang diciptakan. Ia menyebutkan beberapa nama pemain, seperti Witan Sulaeman, Maxwell, dan Allano, yang memiliki peluang emas namun gagal dikonversi menjadi gol. "Kami tidak kompeten dalam pertandingan ini. Untuk mencetak gol dari peluang yang kami buat," ujarnya dengan nada kecewa.

Mauricio Souza Kritik Keras Kondisi Lapangan JIS dan Kepemimpinan Wasit Usai Laga Kontra Bali United

Namun, yang menjadi fokus utama kritikan Souza adalah kondisi lapangan JIS. Menurutnya, meskipun JIS merupakan salah satu stadion terindah di dunia, kualitas rumputnya justru menjadi kendala bagi permainan Persija. Ia menjelaskan bahwa timnya mengandalkan permainan umpan-umpan pendek dan pergerakan bola yang cepat, namun kondisi rumput yang kurang baik membuat strategi tersebut sulit diterapkan.

"JIS adalah salah satu stadion terindah di dunia. Tidak ada keraguan tentang itu. Tapi rumputnya menjadi penghambat permainan kami. Tim kami adalah tim yang mengandalkan umpan-umpan," tegas Souza. Ia menambahkan bahwa kondisi lapangan yang buruk membuat bola tidak bergulir dengan lancar dan mempengaruhi akurasi umpan para pemainnya.

Lebih lanjut, Souza juga menyoroti kinerja wasit yang memimpin pertandingan tersebut. Ia menilai bahwa wasit terlalu sering membuat keputusan yang merugikan kedua tim dan tidak mampu mengendalikan jalannya pertandingan dengan baik. "Saya merasa malu dan sedih harus melihat pertandingan seperti ini di liga kita," ungkapnya.

Souza menambahkan bahwa keluhan terhadap kualitas kepemimpinan wasit bukan hanya dirasakan oleh Persija, tetapi juga oleh tim-tim lain di Liga Indonesia. Ia khawatir jika masalah ini terus berlanjut, maka kualitas kompetisi akan semakin menurun. "Jika hal ini dianggap normal, maka situasi akan terus memburuk. Kita kehilangan integritas sepak bola Indonesia," katanya dengan nada prihatin.

Pertandingan antara Persija Jakarta dan Bali United sendiri berakhir dengan skor imbang 1-1. Bali United berhasil unggul terlebih dahulu melalui gol yang dicetak oleh Mirza Mustafic pada menit ke-25. Namun, Persija berhasil menyamakan kedudukan melalui gol yang dicetak oleh Bruno Tubarao pada menit ke-70.

Hasil imbang ini membuat Persija gagal meraih poin penuh di kandang sendiri dan harus puas dengan satu poin. Meskipun demikian, Persija masih berada di posisi kedua klasemen sementara BRI Super League 2025/2026 dengan mengumpulkan 11 poin dari lima pertandingan yang telah dijalani.

Kritik yang dilontarkan oleh Mauricio Souza terhadap kondisi lapangan JIS dan kinerja wasit mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Sebagian pihak mendukung kritikan tersebut dan menilai bahwa masalah infrastruktur dan kualitas wasit memang menjadi masalah yang perlu segera dibenahi dalam sepak bola Indonesia.

Namun, ada juga pihak yang menganggap bahwa kritikan Souza terlalu berlebihan dan tidak sportif. Mereka menilai bahwa Souza seharusnya fokus pada evaluasi performa timnya sendiri dan tidak mencari-cari alasan atas hasil imbang yang diraih.

Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, kritikan Souza ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia dalam sepak bola Indonesia. Pemerintah, PSSI, dan seluruh stakeholders sepak bola Indonesia perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas lapangan, memperbaiki sistem pelatihan wasit, dan menciptakan iklim kompetisi yang lebih profesional dan berkualitas.

Kondisi lapangan JIS memang menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Stadion yang dibangun dengan biaya yang sangat besar ini diharapkan menjadi salah satu ikon sepak bola Indonesia dan mampu menggelar pertandingan-pertandinganระดับ dunia. Namun, kualitas rumput lapangan yang kurang baik menjadi kendala dan mengurangi daya tarik stadion tersebut.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selaku pengelola JIS perlu segera mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas rumput lapangan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengganti rumput yang ada dengan jenis rumput yang lebih berkualitas, melakukan perawatan secara rutin, dan memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik.

Selain itu, PSSI juga perlu meningkatkan kualitas pelatihan wasit dan menerapkan sistem evaluasi yang lebih ketat. Wasit-wasit yang terbukti melakukan kesalahan fatal atau tidak mampu memimpin pertandingan dengan baik perlu diberikan sanksi tegas. Hal ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan meningkatkan profesionalisme wasit dalam memimpin pertandingan.

BRI Super League 2025/2026 sendiri merupakan kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia yang diikuti oleh 18 tim. Kompetisi ini diharapkan menjadi wadah bagi para pemain muda untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dan menjadi cikal bakal Tim Nasional Indonesia yang kuat dan berprestasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, seluruh stakeholders sepak bola Indonesia perlu bekerja sama untuk menciptakan iklim kompetisi yang sehat, profesional, dan berkualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas infrastruktur, memperbaiki sistem pelatihan pemain dan wasit, menerapkan fair play, dan memberantas praktik-praktik korupsi dan pengaturan skor.

Dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang tinggi, sepak bola Indonesia diharapkan dapat terus berkembang dan meraih prestasi yang membanggakan di tingkat internasional. Kritikan yang membangun seperti yang disampaikan oleh Mauricio Souza ini perlu diterima dengan lapang dada dan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan di masa depan.

Selain masalah lapangan dan wasit, Souza juga menyinggung mentalitas pemain Persija. Menurutnya, beberapa pemain kurang memiliki mental juara dan mudah menyerah ketika menghadapi tekanan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Souza untuk terus memotivasi dan membangkitkan semangat juang para pemainnya.

Persija Jakarta memiliki sejarah panjang dan merupakan salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia. Klub ini memiliki basis penggemar yang sangat besar dan selalu memberikan dukungan penuh kepada timnya. Oleh karena itu, para pemain Persija memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan yang terbaik dan meraih prestasi yang membanggakan.

Souza sendiri merupakan pelatih yang berpengalaman dan memiliki reputasi yang baik. Ia pernah melatih beberapa klub besar di Brasil dan memiliki gaya kepelatihan yang tegas dan disiplin. Kehadirannya di Persija diharapkan dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan performa tim.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, Souza membutuhkan dukungan penuh dari seluruh elemen tim, mulai dari pemain, manajemen, hingga para penggemar. Dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang tinggi, Persija Jakarta diharapkan dapat kembali meraih kejayaan dan menjadi salah satu kekuatan utama dalam sepak bola Indonesia.

Kritikan Mauricio Souza terhadap kondisi lapangan JIS dan kinerja wasit menjadi pengingat bagi seluruh stakeholders sepak bola Indonesia untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas kompetisi. Sepak bola Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dan meraih prestasi yang membanggakan. Namun, potensi tersebut tidak akan terwujud jika masalah-masalah mendasar seperti infrastruktur dan kualitas wasit tidak segera diatasi.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :