Mayapada Group, bekerja sama dengan jaringan rumah sakit terkemuka asal India, Apollo Hospitals, secara resmi memulai pembangunan rumah sakit pariwisata kesehatan pertama di Indonesia, yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam, Kepulauan Riau. Proyek ambisius ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan sektor pariwisata kesehatan di Indonesia, dengan tujuan menarik wisatawan mancanegara yang mencari layanan medis berkualitas tinggi sambil menikmati keindahan alam dan keramahan budaya Indonesia.
Rumah sakit internasional yang diberi nama Mayapada Apollo Batam International Hospital (MABIH) ini, diproyeksikan akan menjadi pusat layanan kesehatan terpadu yang menawarkan berbagai spesialisasi medis dan fasilitas modern. Pembangunan rumah sakit ini ditargetkan rampung pada tahun 2027, dengan total investasi yang mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Investasi besar ini mencerminkan komitmen Mayapada Group dan Apollo Hospitals untuk menyediakan infrastruktur kesehatan yang canggih dan berkualitas tinggi bagi masyarakat Indonesia dan wisatawan mancanegara.
Peletakan batu pertama MABIH dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Agustus 2025, di KEK Pariwisata Kesehatan MABIH di Sekupang, Kota Batam. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah, perwakilan dari Mayapada Group dan Apollo Hospitals, serta tokoh masyarakat setempat. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menunjukkan dukungan penuh terhadap proyek ini dan keyakinan akan dampaknya yang positif bagi perekonomian dan kesehatan masyarakat di Batam dan sekitarnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Batam, Rizal Edwin Manansang, menyatakan bahwa pembangunan MABIH merupakan langkah nyata dalam mengembangkan KEK pariwisata kesehatan di Indonesia. Ia menekankan pentingnya rumah sakit ini dalam menarik wisatawan medis dan mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia pada layanan kesehatan di luar negeri.
"Dengan rumah sakit ini, kami ingin Batam menjadi destinasi pariwisata kesehatan dan mampu menahan devisa itu di dalam negeri," kata Rizal di Batam. Pernyataan ini menggarisbawahi ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pariwisata kesehatan yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
Rizal menambahkan bahwa setiap tahun, sekitar dua juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri, dengan nilai mencapai sekitar Rp 200 triliun. Kehadiran MABIH diharapkan dapat menarik pasien-pasien ini untuk berobat di dalam negeri, sehingga mengurangi aliran devisa ke luar negeri dan meningkatkan pendapatan negara.
"Kami berharap MABIH bisa menjadi pilihan utama pasien lokal, nasional, hingga mancanegara," ungkapnya. Harapan ini mencerminkan keyakinan bahwa MABIH akan mampu bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit terkemuka di negara tetangga dan menarik pasien dari berbagai negara.
Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menilai bahwa kehadiran MABIH akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Batam. Dampak positif ini meliputi penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekonomi, dan penguatan posisi Batam sebagai destinasi wisata kesehatan regional.
Amsakar menjelaskan bahwa pembangunan dan operasional MABIH akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Batam, terutama di sektor kesehatan dan pariwisata. Selain itu, keberadaan rumah sakit ini akan meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi, serta mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi terkait, seperti perhotelan, transportasi, dan kuliner.
"MABIH akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan mancanegara untuk datang ke Batam. Mereka tidak hanya akan menikmati keindahan alam dan budaya Batam, tetapi juga mendapatkan layanan kesehatan berkualitas tinggi," kata Amsakar. Ia menambahkan bahwa kehadiran MABIH akan memperkuat citra Batam sebagai kota yang modern, maju, dan memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap.
President Commissioner Mayapada Hospital, Jonathan Tahir, mengungkapkan bahwa proyek MABIH telah direncanakan lebih dari setahun bersama Apollo Hospitals. Ia menjelaskan bahwa pemilihan Batam sebagai lokasi rumah sakit ini didasarkan pada pertimbangan strategis dan potensi daya saing dengan rumah sakit di negara tetangga.
"Batam dipilih karena strategis dan dapat bersaing dengan rumah sakit negara tetangga," kata Jonathan. Ia menambahkan bahwa Batam memiliki lokasi yang strategis, dekat dengan Singapura dan Malaysia, serta memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan pariwisata kesehatan.
MABIH akan menawarkan berbagai layanan medis unggulan, termasuk kardiologi, onkologi, neurologi, ortopedi, dan bedah plastik. Rumah sakit ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas diagnostik canggih, seperti MRI, CT scan, dan laboratorium modern. Selain itu, MABIH akan memiliki tim dokter dan perawat yang berpengalaman dan terlatih, serta didukung oleh teknologi medis terkini.
Apollo Hospitals, sebagai mitra Mayapada Group dalam proyek ini, akan memberikan dukungan teknis dan operasional, serta berbagi pengalaman dan keahlian dalam pengelolaan rumah sakit bertaraf internasional. Kemitraan ini diharapkan dapat memastikan bahwa MABIH akan beroperasi dengan standar kualitas tertinggi dan memberikan layanan kesehatan yang aman, efektif, dan berpusat pada pasien.
Pembangunan MABIH merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan beberapa KEK pariwisata kesehatan, termasuk KEK Batam, sebagai pusat pengembangan layanan kesehatan yang terintegrasi dengan pariwisata. KEK ini menawarkan berbagai insentif bagi investor, seperti pembebasan pajak dan kemudahan perizinan, untuk mendorong investasi di sektor kesehatan dan pariwisata.
Pengembangan pariwisata kesehatan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. Selain menarik wisatawan mancanegara, sektor ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan daerah, dan mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor ekonomi lainnya.
Namun, pengembangan pariwisata kesehatan juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti persaingan dengan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengembangkan sektor ini, kurangnya infrastruktur pendukung, dan terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan promosi pariwisata kesehatan, memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan dari sektor swasta, dan partisipasi aktif dari masyarakat, sektor pariwisata kesehatan di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian dan kesehatan masyarakat. Pembangunan MABIH merupakan langkah penting dalam mewujudkan potensi ini dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata kesehatan yang terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Kehadiran Mayapada Apollo Batam International Hospital (MABIH) tidak hanya akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Batam, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi secara keseluruhan. Diharapkan, proyek ini akan menjadi model bagi pengembangan rumah sakit pariwisata kesehatan lainnya di Indonesia, sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia dan wisatawan mancanegara yang dapat menikmati layanan kesehatan berkualitas tinggi sambil menikmati keindahan alam dan keramahan budaya Indonesia.