Menbud Tinjau Revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari, Pusat Literasi dan Sastra di Banyumas : Okezone Women

  • Maskobus
  • Sep 12, 2025

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud) Fadli Zon melakukan peninjauan terhadap proses revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari yang berlokasi di Banyumas. Inisiatif ini merupakan wujud komitmen Kementerian Kebudayaan dalam memajukan kebudayaan, khususnya dalam hal penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung literasi dan sastra di Indonesia. Perpustakaan ini diharapkan menjadi pusat kegiatan literasi dan sastra yang inspiratif bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya.

Ahmad Tohari, seorang maestro sastra Indonesia, telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia sastra melalui karya-karyanya yang bernilai tinggi. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, yang telah menjadi simbol kuat sastra dan spiritualitas lokal. Karya-karya Ahmad Tohari tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat Indonesia.

Perpustakaan Ahmad Tohari terletak di kediaman beliau di sekitar daerah Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas. Lokasinya yang strategis diharapkan dapat memudahkan akses bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Lebih dari sekadar ruang baca, perpustakaan ini diharapkan menjadi ruang publik yang memungkinkan pengunjung untuk memahami perspektif Ahmad Tohari dalam mengembangkan dunia penulisan dan pengarsipan karya sastra. Perpustakaan ini akan menjadi tempat yang ideal bagi para penulis, peneliti, dan pecinta sastra untuk berkumpul, berdiskusi, dan berbagi ide.

Proyek revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari merupakan bagian dari program Bantuan Pemerintah Kementerian Kebudayaan yang dikelola oleh Direktorat Sarana dan Prasarana Kebudayaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kebudayaan di seluruh Indonesia, sehingga dapat mendukung pengembangan seni, budaya, dan literasi. Progres revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari saat ini telah mencapai 62 persen dan ditargetkan akan selesai pada bulan November mendatang. Revitalisasi ini meliputi perbaikan fisik bangunan, penambahan koleksi buku, penyediaan fasilitas pendukung seperti komputer dan akses internet, serta penataan ruang yang lebih nyaman dan representatif.

Menbud Tinjau Revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari, Pusat Literasi dan Sastra di Banyumas : Okezone Women

Dalam kunjungan kerjanya ke Banyumas dan Cilacap, Menbud Fadli Zon menekankan pentingnya membangun perpustakaan sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan masyarakat. Ia berharap bahwa dengan adanya Perpustakaan Ahmad Tohari, akan semakin banyak penulis yang lahir dari wilayah Banyumas dan sekitarnya. Perpustakaan ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan minat mereka dalam bidang sastra.

Revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari bukan hanya sekadar proyek fisik, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam pengembangan sumber daya manusia dan kebudayaan Indonesia. Dengan menyediakan fasilitas yang memadai dan lingkungan yang kondusif, perpustakaan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan, kreativitas, dan inovasi di masyarakat. Selain itu, perpustakaan ini juga dapat menjadi pusat pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal, sehingga dapat memperkuat identitas dan jati diri bangsa.

Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan perpustakaan dan pusat-pusat literasi di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memajukan kebudayaan nasional. Dengan adanya perpustakaan yang representatif dan koleksi buku yang lengkap, diharapkan minat baca dan menulis di kalangan masyarakat akan semakin meningkat. Selain itu, perpustakaan juga dapat menjadi tempat yang ideal untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi secara efektif.

Perpustakaan Ahmad Tohari diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan perpustakaan dan pusat-pusat literasi lainnya di Indonesia. Dengan menggabungkan fungsi perpustakaan sebagai tempat membaca dan belajar dengan fungsi sebagai ruang publik untuk berdiskusi dan berkreasi, perpustakaan ini dapat menjadi pusat kegiatan yang dinamis dan inspiratif bagi masyarakat. Selain itu, perpustakaan ini juga dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti sekolah, universitas, organisasi masyarakat, dan dunia usaha, untuk meningkatkan efektivitas dan dampak positifnya bagi masyarakat.

Karya-karya Ahmad Tohari telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan sastra Indonesia. Melalui novel-novelnya, ia mengangkat isu-isu sosial, budaya, dan politik yang relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Karya-karyanya juga mencerminkan kekayaan budaya lokal dan kearifan tradisional yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dengan adanya Perpustakaan Ahmad Tohari, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mengapresiasi karya-karya beliau, serta terinspirasi untuk berkontribusi dalam pengembangan sastra Indonesia.

Selain itu, perpustakaan ini juga dapat menjadi tempat untuk mempromosikan karya-karya sastra Indonesia lainnya, baik karya klasik maupun karya kontemporer. Dengan menyediakan koleksi buku yang beragam dan menggelar kegiatan-kegiatan literasi seperti diskusi buku, pelatihan menulis, dan lomba membaca, perpustakaan ini dapat meningkatkan minat baca dan apresiasi terhadap sastra Indonesia di kalangan masyarakat. Hal ini penting untuk melestarikan warisan budaya bangsa dan memperkuat identitas nasional.

Revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari merupakan langkah yang tepat untuk menghormati dan mengapresiasi kontribusi beliau dalam pengembangan sastra Indonesia. Perpustakaan ini diharapkan dapat menjadi monumen hidup yang terus menginspirasi generasi muda untuk berkarya dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Selain itu, perpustakaan ini juga dapat menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memajukan kebudayaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Keberadaan Perpustakaan Ahmad Tohari juga dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pariwisata di Banyumas. Dengan menjadikan perpustakaan ini sebagai salah satu destinasi wisata budaya, diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi Banyumas dan menikmati keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakatnya. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.

Dalam era globalisasi ini, penting bagi Indonesia untuk terus mengembangkan kebudayaan dan literasi sebagai fondasi pembangunan bangsa. Dengan memiliki masyarakat yang cerdas, kreatif, dan inovatif, Indonesia dapat bersaing secara global dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Perpustakaan Ahmad Tohari diharapkan dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan visi tersebut.

Kementerian Kebudayaan mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung dan memanfaatkan Perpustakaan Ahmad Tohari sebagai pusat kegiatan literasi dan sastra yang inspiratif. Dengan bersama-sama, kita dapat meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan masyarakat, mengembangkan bakat dan minat dalam bidang sastra, serta melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa. Perpustakaan ini adalah milik kita bersama, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjaganya dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Pemerintah daerah Banyumas juga memiliki peran penting dalam mendukung keberlangsungan dan pengembangan Perpustakaan Ahmad Tohari. Dengan memberikan dukungan anggaran, sumber daya manusia, dan promosi, pemerintah daerah dapat memastikan bahwa perpustakaan ini dapat berfungsi secara optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat menjalin kerjasama dengan Kementerian Kebudayaan dan pihak-pihak lain untuk mengembangkan program-program literasi dan kebudayaan yang inovatif dan berkelanjutan.

Revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari merupakan contoh nyata dari sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memajukan kebudayaan dan literasi. Dengan semangat gotong royong dan komitmen yang kuat, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih maju, cerdas, dan berbudaya. Perpustakaan ini adalah investasi masa depan, dan kita harus menjaganya dengan sepenuh hati.

Dengan selesainya revitalisasi Perpustakaan Ahmad Tohari, diharapkan dapat menjadi momentum bagi kebangkitan literasi dan sastra di Banyumas dan sekitarnya. Perpustakaan ini adalah tempat di mana ide-ide baru lahir, pengetahuan dibagikan, dan kreativitas diinspirasi. Mari kita manfaatkan perpustakaan ini sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup kita dan membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.

Akhir kata, Menbud Fadli Zon berharap bahwa Perpustakaan Ahmad Tohari dapat menjadi pusat kegiatan literasi dan sastra yang dinamis dan inspiratif bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Ia juga berharap bahwa perpustakaan ini dapat melahirkan penulis-penulis muda berbakat yang akan meneruskan jejak Ahmad Tohari dalam mengembangkan sastra Indonesia. Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung pengembangan perpustakaan dan pusat-pusat literasi di seluruh Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memajukan kebudayaan nasional.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :