Menkes Ingin Warga +62 Panjang Umur, Bebas dari Penyakit Stroke-Jantung

  • Maskobus
  • Aug 24, 2025

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan aspirasinya untuk meningkatkan usia harapan hidup masyarakat Indonesia, menekankan pentingnya gaya hidup sehat untuk mencapai umur panjang dan terhindar dari penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung. Rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia saat ini berada di angka 74 tahun, dan Menkes berharap masyarakat dapat melampaui angka tersebut dengan mengadopsi kebiasaan hidup sehat secara konsisten.

"Usia rata-rata sekarang itu 74. Jadi teman-teman di sini harus punya cita-cita usianya minimal 74, syukur-syukur bisa 80 tahun. Syaratnya olahraga 30 menit sehari seminggu, dan yang paling penting itu (dilakukan) sampai wafat. Itu anjurannya dari WHO," ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui awak media di Jakarta Pusat, Minggu (24/8/2025). Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan preventif.

Menkes menekankan bahwa penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan penyakit jantung, masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Oleh karena itu, penerapan gaya hidup sehat secara komprehensif menjadi kunci utama dalam mencegah dan mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut. Gaya hidup sehat yang dimaksud meliputi aktivitas fisik yang teratur, pola makan seimbang, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang efektif.

Lebih lanjut, Menkes mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan asupan gula, garam, dan lemak (GGL) agar tidak berlebihan. Konsumsi GGL yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya kadar gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Edukasi mengenai pentingnya menjaga asupan GGL menjadi bagian integral dari upaya pencegahan penyakit kardiovaskular di Indonesia.

"Masalah stroke atau jantung itu kalau kita rajin olahraga, tidurnya cukup, makannya teratur, terus jaga tiga aja, gula darah, kolesterol, dan tekanan darah, Insya Allah umurnya minimal sampai 74 tahun," sambung Menkes. Pesan ini merangkum esensi dari gaya hidup sehat yang perlu diterapkan oleh masyarakat Indonesia untuk mencapai umur panjang dan terhindar dari penyakit kardiovaskular.

Menkes Ingin Warga +62 Panjang Umur, Bebas dari Penyakit Stroke-Jantung

Menkes juga menyampaikan apresiasinya terhadap tren olahraga yang semakin meningkat di Indonesia, khususnya di Jakarta. Semakin banyaknya acara lari dan fasilitas olahraga seperti lapangan padel menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya aktivitas fisik bagi kesehatan. Untuk masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya, Menkes menyarankan untuk mencoba olahraga lari yang relatif murah dan mudah dilakukan.

"Senang saya kalau masyarakat jadi senang olahraga. Ya kalau nggak kuat lari ya jalan, lari lagi, jalan lagi. Ini kan murah," tandasnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan olahraga, tanpa memandang status sosial ekonomi.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan usia harapan hidup dan mengurangi angka kematian akibat penyakit kardiovaskular tidak hanya terbatas pada himbauan dan edukasi. Pemerintah juga berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk deteksi dini dan pengobatan penyakit kardiovaskular. Selain itu, pemerintah juga menggencarkan program-program promosi kesehatan yang menyasar berbagai kelompok usia dan lapisan masyarakat.

Penyakit kardiovaskular merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perhatian utama di berbagai negara, termasuk Indonesia. Faktor risiko penyakit kardiovaskular meliputi gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, kurang aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, dan konsumsi alkohol berlebihan. Selain itu, faktor risiko lain yang juga berperan adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, dan riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.

Pencegahan penyakit kardiovaskular merupakan upaya yang kompleks dan multidimensional, yang melibatkan peran aktif dari individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Individu perlu mengambil tanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Keluarga dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota keluarga untuk menerapkan gaya hidup sehat. Masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi gaya hidup sehat, misalnya dengan menyediakan fasilitas olahraga dan ruang terbuka hijau. Pemerintah memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan dan program yang mendukung pencegahan penyakit kardiovaskular, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Dalam konteks Indonesia, tantangan dalam pencegahan penyakit kardiovaskular sangat beragam. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat masih perlu ditingkatkan. Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, faktor sosial ekonomi dan budaya juga berperan dalam mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan strategi yang komprehensif dan terintegrasi. Pemerintah perlu meningkatkan edukasi dan promosi kesehatan yang menyasar berbagai kelompok usia dan lapisan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk deteksi dini dan pengobatan penyakit kardiovaskular. Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, dan media massa, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat dan mendorong perubahan perilaku yang positif.

Selain upaya pencegahan, penanganan penyakit kardiovaskular juga perlu ditingkatkan. Penyakit kardiovaskular seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka berisiko atau sudah menderita penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, deteksi dini penyakit kardiovaskular sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius.

Deteksi dini penyakit kardiovaskular dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah. Selain itu, pemeriksaan EKG (elektrokardiogram) juga dapat membantu mendeteksi kelainan pada jantung. Jika ditemukan faktor risiko atau tanda-tanda penyakit kardiovaskular, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan penanganan yang sesuai.

Penanganan penyakit kardiovaskular meliputi perubahan gaya hidup, pengobatan dengan obat-obatan, dan tindakan medis atau bedah. Perubahan gaya hidup meliputi aktivitas fisik yang teratur, pola makan seimbang, berhenti merokok, dan mengelola stres. Pengobatan dengan obat-obatan bertujuan untuk mengendalikan faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan diabetes. Tindakan medis atau bedah dilakukan jika pengobatan dengan obat-obatan tidak efektif atau jika terjadi komplikasi yang serius.

Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular merupakan indikator penting dari keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, termasuk individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, masyarakat Indonesia dapat hidup lebih lama dan lebih sehat.

Pesan utama yang ingin disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin adalah bahwa kesehatan merupakan investasi yang sangat berharga. Dengan menjaga kesehatan, kita dapat menikmati hidup yang lebih berkualitas dan produktif. Oleh karena itu, mari kita jadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :