Menyoal Heatstroke, Picu Mahasiswa RI Meninggal saat Dampingi Pejabat di Austria

  • Maskobus
  • Sep 09, 2025

Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan Indonesia. Muhammad Athaya Helmi Nasution (19), seorang mahasiswa asal Indonesia, dilaporkan meninggal dunia di Austria saat menjalankan tugasnya mendampingi pejabat dalam kunjungan kerja. Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda menyampaikan bahwa penyebab kematian Athaya diduga kuat akibat heatstroke, atau sengatan panas. Informasi ini didasarkan pada hasil otopsi forensik yang menunjukkan indikasi suspected seizure yang mengarah pada heatstroke. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya asupan cairan dan nutrisi, yang mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit (electrolyte imbalances) dan penurunan kadar gula darah di bawah normal atau hipoglikemia (hypoglycemia). Rangkaian kejadian ini diduga kuat memicu terjadinya stroke yang berujung pada kematian.

Athaya diketahui terlibat dalam tugas pendampingan delegasi Indonesia yang tengah melakukan serangkaian pertemuan penting dengan berbagai otoritas di Austria. Keterlibatan mahasiswa Indonesia di luar negeri dalam kegiatan ini diatur oleh sebuah event organizer (EO) yang berbasis di Indonesia. Kasus tragis ini menjadi sorotan tajam dan membuka diskusi mengenai risiko kesehatan yang mungkin dihadapi oleh individu yang terpapar panas ekstrem, terutama dalam konteks aktivitas fisik yang intens.

Terlepas dari detail kasus yang menimpa Athaya, insiden ini menyoroti bahaya serius dari heatstroke, sebuah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan penanganan segera. Heatstroke terjadi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu yang ekstrem, biasanya akibat paparan suhu tinggi atau aktivitas fisik yang berat dalam kondisi panas yang berkepanjangan.

Menurut Mayo Clinic, heatstroke merupakan bentuk cedera panas yang paling parah dan dapat terjadi ketika suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius atau lebih tinggi. Kondisi ini memerlukan intervensi medis darurat karena dapat menyebabkan kerusakan yang cepat dan permanen pada organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, dan otot. Semakin lama penanganan ditunda, semakin besar risiko terjadinya komplikasi serius, bahkan kematian.

Penyebab heatstroke dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

Menyoal Heatstroke, Picu Mahasiswa RI Meninggal saat Dampingi Pejabat di Austria

  1. Heatstroke Non-Eksersional (Klasik): Jenis ini terjadi ketika seseorang terpapar lingkungan yang panas dan lembap dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan peningkatan suhu inti tubuh. Kondisi ini seringkali dialami oleh lansia, bayi, dan individu dengan kondisi kesehatan kronis. Pada kelompok ini, kemampuan tubuh untuk mengatur suhu internal mungkin terganggu, sehingga mereka lebih rentan terhadap efek panas ekstrem.

  2. Heatstroke Eksersional: Jenis ini terjadi akibat aktivitas fisik yang intens dalam cuaca panas, yang memicu peningkatan suhu inti tubuh secara drastis. Siapa pun yang berolahraga atau bekerja di lingkungan panas berisiko mengalami heatstroke eksersional, terutama jika mereka tidak terbiasa dengan suhu tinggi atau tidak menjaga hidrasi dengan baik.

Gejala Heatstroke

Mengenali gejala heatstroke sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat. Gejala heatstroke dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi:

  • Suhu Tubuh Tinggi: Suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius adalah indikator utama heatstroke. Pengukuran suhu yang akurat sangat penting untuk diagnosis.

  • Perubahan Status Mental atau Perilaku: Kebingungan, disorientasi, agitasi, halusinasi, dan bahkan kejang dapat terjadi sebagai akibat dari efek panas pada otak.

  • Kulit Kering dan Panas: Dalam banyak kasus heatstroke, kulit terasa kering dan panas saat disentuh. Namun, dalam beberapa kasus, kulit mungkin terasa lembap, terutama jika heatstroke disebabkan oleh aktivitas fisik yang intens.

  • Mual dan Muntah: Heatstroke dapat menyebabkan gangguan pencernaan, yang mengakibatkan mual dan muntah.

  • Sakit Kepala: Sakit kepala yang parah dan berdenyut dapat menjadi gejala heatstroke.

  • Denyut Jantung Cepat: Jantung berusaha memompa lebih banyak darah untuk mendinginkan tubuh, yang menyebabkan peningkatan denyut jantung.

  • Pernapasan Cepat dan Dangkal: Pernapasan menjadi cepat dan dangkal sebagai upaya tubuh untuk menghilangkan panas.

  • Otot Lemah atau Kram: Kelemahan otot dan kram dapat terjadi akibat ketidakseimbangan elektrolit.

  • Kehilangan Kesadaran: Dalam kasus yang parah, heatstroke dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.

Faktor Risiko Heatstroke

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena heatstroke, termasuk:

  • Usia: Bayi dan lansia lebih rentan terhadap heatstroke karena kemampuan mereka untuk mengatur suhu tubuh kurang efisien.

  • Kondisi Kesehatan Kronis: Individu dengan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru, diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena heatstroke.

  • Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan, seperti diuretik, antihistamin, antidepresan, dan obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.

  • Dehidrasi: Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menghambat kemampuan tubuh untuk berkeringat dan mendinginkan diri.

  • Aktivitas Fisik yang Berat: Melakukan aktivitas fisik yang intens dalam cuaca panas dapat meningkatkan risiko heatstroke, terutama jika tidak terbiasa dengan suhu tinggi.

  • Alkohol: Konsumsi alkohol dapat menyebabkan dehidrasi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.

  • Pakaian yang Tidak Tepat: Mengenakan pakaian yang tebal dan tidak memungkinkan kulit untuk bernapas dapat menghambat kemampuan tubuh untuk melepaskan panas.

Pencegahan Heatstroke

Pencegahan adalah kunci untuk menghindari heatstroke. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah heatstroke meliputi:

  • Hindari Aktivitas Berat Saat Cuaca Panas: Batasi aktivitas fisik yang berat selama jam-jam terpanas dalam sehari. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, lakukanlah pada pagi atau sore hari ketika suhu lebih sejuk.

  • Minum Banyak Cairan: Minumlah banyak air atau minuman elektrolit sepanjang hari, bahkan jika tidak merasa haus. Hindari minuman manis dan berkafein, karena dapat menyebabkan dehidrasi.

  • Kenakan Pakaian yang Longgar dan Ringan: Pilihlah pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang untuk membantu tubuh melepaskan panas.

  • Gunakan Tabir Surya: Lindungi kulit dari sengatan matahari dengan menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi. Sengatan matahari dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri.

  • Beristirahat di Tempat yang Sejuk: Jika merasa kepanasan, segera cari tempat yang sejuk dan teduh untuk beristirahat. Gunakan kipas angin atau AC jika memungkinkan.

  • Jangan Tinggalkan Anak-anak atau Hewan Peliharaan di Dalam Mobil: Suhu di dalam mobil dapat meningkat dengan cepat, bahkan pada hari yang tidak terlalu panas. Jangan pernah meninggalkan anak-anak atau hewan peliharaan di dalam mobil yang terparkir.

  • Perhatikan Kondisi Kesehatan: Jika memiliki kondisi kesehatan kronis atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan pencegahan tambahan yang perlu diambil.

Penanganan Heatstroke

Heatstroke adalah kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan segera. Jika mencurigai seseorang mengalami heatstroke, lakukan langkah-langkah berikut:

  1. Hubungi Layanan Darurat: Segera hubungi layanan darurat medis setempat.

  2. Pindahkan Korban ke Tempat yang Sejuk: Bawa korban ke tempat yang teduh, ber-AC, atau tempat yang lebih sejuk.

  3. Dinginkan Tubuh Korban: Dinginkan tubuh korban dengan cara berikut:

    • Lepaskan pakaian yang berlebihan.
    • Basahi kulit dengan air dingin.
    • Gunakan kipas angin untuk meningkatkan penguapan.
    • Letakkan kompres es di leher, ketiak, dan selangkangan.
  4. Berikan Minuman Dingin (Jika Korban Sadar): Jika korban sadar dan dapat menelan, berikan minuman dingin seperti air atau minuman elektrolit.

  5. Pantau Kondisi Korban: Terus pantau kondisi korban hingga bantuan medis tiba. Perhatikan pernapasan, denyut jantung, dan tingkat kesadaran.

Penting untuk diingat bahwa penanganan heatstroke harus dilakukan dengan cepat dan efektif untuk mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan jiwa. Kasus meninggalnya Muhammad Athaya Helmi Nasution menjadi pengingat yang tragis akan bahaya heatstroke dan pentingnya kesadaran akan pencegahan dan penanganan kondisi ini. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :