Seorang gadis remaja berusia 15 tahun bernama Nini dari provinsi Henan, China Tengah, mengalami kondisi medis yang sangat langka dan mengejutkan. Dokter di sebuah rumah sakit anak di Wuhan berhasil mengeluarkan bola rambut seberat 2 kilogram dari dalam perutnya. Kondisi ini disebabkan oleh kebiasaan Nini mencabut dan memakan rambutnya sendiri selama enam tahun terakhir. Kasus ini menyoroti dampak psikologis yang mendalam dan konsekuensi fisik yang mengerikan dari gangguan makan yang tidak biasa, yaitu trikofagia.
Nini datang ke rumah sakit bersama ibunya dalam kondisi yang memprihatinkan. Tubuhnya sangat kurus, dengan tinggi 160 cm dan berat hanya 35 kg. Selain itu, ia juga mengalami amenore, yaitu tidak mengalami menstruasi selama enam bulan. Ibunya menjelaskan bahwa Nini mengeluh sakit perut yang parah, membuatnya tidak bisa makan dan seringkali hampir pingsan. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, dokter mendiagnosis Nini menderita anemia serius.
Kisah Nini menjadi lebih jelas ketika ibunya mengungkapkan bahwa putrinya telah memakan rambutnya sendiri sejak usia 9 tahun. Kebiasaan ini, yang dikenal sebagai trikofagia, adalah gangguan makan yang ditandai dengan dorongan kompulsif untuk menelan rambut. Dalam beberapa kasus, rambut yang tertelan dapat menumpuk di saluran pencernaan dan membentuk bola rambut yang disebut trichobezoar.
Dokter memutuskan bahwa operasi adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan bola rambut yang berbahaya dari perut Nini. Selama operasi, mereka menemukan bahwa perut Nini membengkak dua kali lipat dari ukuran normalnya. Ketika mereka membuka perutnya, mereka menemukan bola rambut yang mengerikan yang terdiri dari rambut dan sisa makanan yang memenuhi hampir seluruh perutnya. Bola rambut ini menekan organ-organ vital dan menyebabkan serangkaian masalah kesehatan yang dialami Nini.
Setelah operasi yang berhasil, Nini mulai pulih dengan cepat. Lima hari setelah operasi, ia mulai mengonsumsi makanan padat dan akhirnya dipulangkan dari rumah sakit untuk melanjutkan pemulihan di rumah. Ia juga dijadwalkan untuk pemeriksaan fisik lanjutan.
Sebagai ungkapan terima kasih atas perawatan yang telah diterimanya, Nini membawakan seikat bunga yang terbuat dari permen untuk para dokter yang telah menyelamatkan hidupnya. Berat badannya pun berangsur-angsur naik, menunjukkan bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju pemulihan penuh.
Kasus Nini adalah contoh ekstrem dari trikofagia, tetapi ini menyoroti pentingnya mengenali dan mengobati gangguan makan ini sejak dini. Trikofagia seringkali dikaitkan dengan kondisi psikologis yang mendasarinya, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Oleh karena itu, penanganan trikofagia seringkali melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup terapi perilaku kognitif (CBT), pengobatan, dan dukungan nutrisi.
Menurut Dr. Liu Fang dari Jinling Hospital di Nanjing, pasien dengan trikofagia biasanya menerima perawatan yang melibatkan diet, psikiatri, dan obat-obatan. Ia merekomendasikan agar pasien mengonsumsi lebih banyak makanan kaya vitamin untuk mengatasi kekurangan nutrisi yang mungkin disebabkan oleh gangguan makan mereka. Ia juga menekankan pentingnya mengoreksi kognisi pasien yang salah untuk mengubah perilaku mereka. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan cairan oral untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dan membantu memecah bola rambut yang ada.
Trikofagia dapat memiliki konsekuensi fisik yang serius jika tidak diobati. Selain sakit perut, mual, dan muntah, bola rambut yang besar dapat menyebabkan obstruksi usus, perforasi, pankreatitis, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari bantuan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala trikofagia.
Kasus Nini adalah pengingat yang kuat tentang kompleksitas gangguan makan dan dampak yang dapat mereka timbulkan pada kesehatan fisik dan mental. Ini juga menyoroti pentingnya kesadaran dan pemahaman tentang kondisi langka seperti trikofagia, sehingga individu yang terkena dampak dapat menerima perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.
Selain itu, kasus ini menyoroti pentingnya peran keluarga dan teman dalam mendukung individu yang berjuang dengan gangguan makan. Dukungan emosional, pemahaman, dan dorongan dari orang-orang terdekat dapat membuat perbedaan besar dalam perjalanan pemulihan.
Dalam kasus Nini, dukungan tanpa henti dari ibunya sangat penting dalam membawanya ke rumah sakit dan memastikan bahwa ia menerima perawatan yang dibutuhkannya. Cinta dan kepedulian ibunya adalah faktor penting dalam pemulihan Nini.
Sebagai kesimpulan, kasus Nini adalah kisah yang luar biasa tentang ketahanan dan harapan. Meskipun menghadapi tantangan yang luar biasa, ia mampu mengatasi trikofagia dan memulai perjalanan menuju pemulihan. Kisahnya adalah inspirasi bagi orang lain yang berjuang dengan gangguan makan dan pengingat bahwa pemulihan adalah mungkin dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang tepat.
Penting untuk diingat bahwa gangguan makan adalah kondisi medis yang serius yang membutuhkan perawatan profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal berjuang dengan gangguan makan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari dokter, ahli gizi, atau terapis yang berkualifikasi. Dengan perawatan dan dukungan yang tepat, Anda dapat mengatasi gangguan makan Anda dan menjalani kehidupan yang sehat dan memuaskan.
Kisah Nini juga menekankan pentingnya penelitian dan pendidikan tentang gangguan makan. Semakin banyak kita tahu tentang kondisi ini, semakin baik kita dapat mencegahnya, mendeteksinya sejak dini, dan memberikan perawatan yang efektif.
Selain itu, penting untuk mengatasi stigma yang terkait dengan gangguan makan. Banyak orang yang berjuang dengan gangguan makan merasa malu atau malu untuk mencari bantuan. Dengan menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan pengertian, kita dapat membantu individu yang terkena dampak merasa lebih nyaman untuk mencari perawatan yang mereka butuhkan.
Akhirnya, kisah Nini adalah pengingat bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka.