Mimpi Besar CEO PSN: Indonesia Jadi Pusat Antariksa Dunia

  • Maskobus
  • Sep 14, 2025

Adi Rahman Adiwoso, CEO PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia, memiliki visi ambisius untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di orbit rendah Bumi (LEO) di wilayah khatulistiwa. Rencana pembangunan bandar antariksa di Biak dan upaya mendorong partisipasi generasi muda dalam industri satelit menjadi pilar utama dalam mewujudkan ekosistem antariksa yang solid. Namun, tantangan birokrasi dan kurangnya minat pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menjadi penghalang yang perlu diatasi.

Kedaulatan Antariksa: Urgensi Strategis Bagi Indonesia

Menurut Adi Rahman Adiwoso, penguasaan antariksa memiliki nilai strategis yang krusial bagi Indonesia. Ketergantungan pada pihak asing, seperti perusahaan milik Elon Musk, dapat menimbulkan kerentanan, terutama dalam situasi darurat. Orbit rendah Bumi di wilayah khatulistiwa, yang mencakup populasi besar dari Asia hingga Brasil (sekitar 1,5 miliar jiwa), merupakan aset berharga yang harus dimanfaatkan. Pengendalian atas orbit ini berarti memegang kendali atas masa depan.

Peran satelit tidak hanya terbatas pada komunikasi, tetapi juga mencakup aspek penting seperti logistik pangan. Teknologi multispektral pada satelit memungkinkan prediksi hasil panen dan pengelolaan distribusi pangan yang lebih efisien. Contohnya, satelit dapat memantau kondisi pertanian, mendeteksi potensi gagal panen, dan memprediksi kebutuhan beras nasional. Dengan demikian, data satelit dapat membantu dalam perdagangan beras dan memastikan ketersediaan pangan yang stabil.

Sebagai ilustrasi, jika terjadi banjir di Bali yang merusak tanaman padi, satelit dapat mengidentifikasi wilayah surplus beras di Sulawesi untuk segera didistribusikan ke Kalimantan yang mengalami kekurangan. Pendekatan ini memungkinkan logistik yang cerdas dan responsif terhadap perubahan iklim dan kondisi pertanian. Satelit dapat memantau pola cuaca, banjir, atau kekeringan, sehingga memungkinkan pengaturan pasokan pangan yang lebih efektif. Selain itu, teknologi ini juga membuka peluang untuk memprediksi pasar global dan memanfaatkan peluang ekspor yang menguntungkan, misalnya, jika terjadi gagal panen di Amerika Selatan.

Mimpi Besar CEO PSN: Indonesia Jadi Pusat Antariksa Dunia

Spaceport Biak: Langkah Strategis Menuju Dominasi Antariksa

Pembangunan bandar antariksa di Biak, Papua, merupakan langkah kunci dalam mewujudkan visi Adi Rahman Adiwoso. Lokasi Biak yang berada di garis khatulistiwa memungkinkan peluncuran roket yang lebih efisien, dengan penghematan energi hingga USD 3,6 juta per peluncuran. Di Biak, roket dapat membawa muatan hingga 900 kg dengan mesin yang sama, dan puing-puing roket akan jatuh di perairan internasional.

Namun, ambisi Adi Rahman Adiwoso tidak hanya sebatas membangun spaceport. Ia juga bertekad untuk menjadikan Papua sebagai pusat keunggulan antariksa, termasuk pengembangan sumber daya manusianya. Ia ingin melibatkan generasi muda Papua dalam merancang, membangun, dan mengoperasikan teknologi antariksa.

Adi Rahman Adiwoso percaya bahwa anak-anak muda Papua memiliki potensi luar biasa, tetapi kurangnya akses menjadi kendala utama. Dengan memberikan pelatihan dan pendidikan yang tepat, mereka dapat menjadi tulang punggung industri antariksa Indonesia.

Penerus Ekosistem Antariksa: Mendorong Minat Generasi Muda

Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya minat anak muda Indonesia di bidang STEM. Meskipun tersedia ribuan beasiswa STEM dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), jumlah pendaftar masih sangat sedikit.

Namun, ia tidak menyerah dan terus berupaya meningkatkan minat generasi muda pada bidang antariksa. Salah satu contohnya adalah dukungannya terhadap siswa SMK Pontianak yang berhasil membuat roket dari pupuk NPK dan gula dengan modal Rp 32 juta. Roket tersebut berhasil mencapai ketinggian 1,1 km.

Adi Rahman Adiwoso percaya bahwa anak muda Indonesia memiliki potensi besar jika diberikan kesempatan. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk mencoba dan berinovasi.

Selain SDM, birokrasi juga menjadi perhatian utama Adi Rahman Adiwoso. Ia mengkritik lambatnya proses regulasi di Indonesia, yang menghambat perkembangan industri antariksa. Ia mencontohkan Selandia Baru, yang memiliki Menteri Antariksa meskipun hanya berpenduduk 5 juta jiwa.

Adi Rahman Adiwoso mengakui bahwa pemerintah Indonesia sudah mulai memberikan perhatian pada industri antariksa, tetapi eksekusinya perlu dipercepat.

Selain itu, ia juga menyoroti mentalitas "champion of mediocrity" yang masih banyak ditemukan di masyarakat Indonesia. Ia menekankan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan bukan akhir dari segalanya. Untuk mencapai kesuksesan, dibutuhkan kerja keras, keberanian untuk gagal, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang.

Bukan Sekadar Uang: Motivasi yang Lebih Dalam

Bagi Adi Rahman Adiwoso, antariksa bukan hanya sekadar ladang bisnis. Ia memiliki motivasi yang lebih dalam, yaitu untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia ingin memanfaatkan teknologi antariksa untuk mengatasi masalah nyata, seperti ketimpangan akses di pulau-pulau kecil.

Adi Rahman Adiwoso percaya bahwa semua orang, termasuk mereka yang tinggal di pulau-pulau kecil, berhak mendapatkan akses listrik dan internet cepat. Satelit dapat menjadi solusi untuk mewujudkan hal tersebut.

Dengan PSN yang kini memiliki kapasitas satelit terbesar di Asia Pasifik dan rencana pembangunan spaceport Biak, Adi Rahman Adiwoso berharap Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton di panggung antariksa global. Ia ingin Indonesia menjadi pemain utama yang berkontribusi pada pengembangan teknologi antariksa dan pemanfaatan ruang angkasa untuk kesejahteraan umat manusia.

Adi Rahman Adiwoso menutup pembicaraan dengan candaan, "Kalau gue mati duluan, gue jadi hantu penasaran kalau Biak belum jadi spaceport."

Semoga visi Adi Rahman Adiwoso untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat antariksa dunia dapat segera terwujud.

Analisis dan Pengembangan Berita

Berita ini dapat diperkaya lebih lanjut dengan menambahkan beberapa elemen berikut:

  1. Data dan Statistik: Menyertakan data tentang pertumbuhan industri antariksa global dan potensi pasar di Indonesia. Data mengenai investasi yang dibutuhkan untuk membangun spaceport Biak dan perkiraan dampak ekonomi dari proyek tersebut juga akan menambah nilai berita.
  2. Perspektif Lain: Wawancara dengan ahli antariksa lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk memberikan pandangan yang lebih komprehensif mengenai visi Adi Rahman Adiwoso dan tantangan yang dihadapi.
  3. Dampak Sosial dan Lingkungan: Mengulas potensi dampak sosial dan lingkungan dari pembangunan spaceport Biak. Bagaimana proyek ini akan mempengaruhi masyarakat lokal dan ekosistem di sekitarnya?
  4. Kebijakan Pemerintah: Membahas kebijakan pemerintah terkait industri antariksa dan upaya yang dilakukan untuk mendukung pengembangan sektor ini.
  5. Inovasi Teknologi: Menjelaskan inovasi teknologi yang sedang dikembangkan oleh PSN dan perusahaan antariksa lainnya di Indonesia.
  6. Studi Kasus: Menampilkan contoh keberhasilan negara lain dalam mengembangkan industri antariksa, seperti India dan Selandia Baru, sebagai referensi dan inspirasi.
  7. Visualisasi: Menambahkan infografis atau video yang menjelaskan konsep orbit rendah Bumi, cara kerja satelit, dan proses peluncuran roket.

Dengan menambahkan elemen-elemen di atas, berita ini akan menjadi lebih informatif, menarik, dan relevan bagi pembaca.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :