Mirip Jeruk, Nelayan Temukan Hiu Langka Berwarna Oranye Terang

  • Maskobus
  • Sep 09, 2025

Seekor hiu perawat (Ginglymostoma cirratum) dengan warna oranye terang yang belum pernah terjadi sebelumnya telah ditemukan dan dilepaskan kembali ke perairan Karibia, memicu kehebohan di kalangan ilmuwan kelautan. Penemuan langka ini menjadi kasus definitif pertama dari hiu perawat yang menunjukkan kondisi genetik yang disebut xanthism, atau xanthochroism, yang secara dramatis meningkatkan pigmentasi kuning pada kulit, memberikan tampilan seperti jeruk yang mencolok. Lebih jauh lagi, hiu ini tampaknya juga memiliki karakteristik albinisme, yang membuatnya semakin luar biasa dan menjadi subjek penelitian intensif.

Pada tahun 2024, para nelayan yang beroperasi di lepas pantai timur Kosta Rika secara tidak sengaja menemukan makhluk yang tidak biasa ini. Garvin Watson, pemilik hotel Parismina Domus Dei di desa Parismina, adalah orang yang berhasil menangkap hiu tersebut. Menurutnya, hiu oranye itu berenang sekitar 37 meter di bawah permukaan dan panjangnya sekitar 2 meter.

"Kami tak percaya apa yang ada di depan mata kami," kata Watson, menggambarkan keterkejutannya saat pertama kali melihat hiu tersebut. "Hiu oranye yang berkilauan di bawah sinar matahari itu sungguh luar biasa. Kami tidak tahu bahwa itu akan menjadi penemuan dunia, yang diakui oleh semua ahli biologi di dunia."

Menyadari pentingnya penemuan mereka, para nelayan dengan cepat mengambil foto hiu tersebut untuk didokumentasikan sebelum dengan hati-hati melepaskan kail dari mulutnya dan melepaskannya kembali ke Laut Karibia. Tindakan mereka yang bijaksana memastikan kelangsungan hidup hiu langka tersebut dan memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang kondisi uniknya.

Penemuan dan pelepasan hiu oranye ini telah memicu studi ilmiah yang diterbitkan pada 1 Agustus di jurnal Marine Biodiversity. Studi ini merinci kejadian tersebut dan signifikansinya, menyoroti pentingnya penemuan ini bagi komunitas ilmiah.

Mirip Jeruk, Nelayan Temukan Hiu Langka Berwarna Oranye Terang

Xanthisme, kondisi yang bertanggung jawab atas warna oranye yang mencolok pada hiu ini, telah didokumentasikan pada berbagai spesies hewan, termasuk katak, burung, dan ikan. Meskipun beberapa hewan secara alami memiliki warna kuning dan oranye, xanthisme menyebabkan warna-warna ini menjadi lebih menonjol pada individu yang terkena dampak. Pada dasarnya, xanthisme adalah anomali pigmen yang menyebabkan produksi berlebihan pigmen kuning atau oranye, yang menghasilkan warna yang tidak biasa pada hewan yang terkena.

Hiu perawat biasanya berwarna kuning hingga abu-abu kecokelatan, yang membantu mereka menyatu dengan lingkungan dasar laut. Ada laporan sporadis tentang warna yang tidak biasa pada spesies ini, termasuk albinisme, yang ditandai dengan tidak adanya pigmentasi melanin sama sekali pada kulit dan iris, dan potensi xanthisme. Namun, sebelum penemuan ini, hiu perawat xanthic belum pernah didokumentasikan secara ilmiah.

"Kami sangat terkejut dan gembira ketika melihat xanthisme di foto-foto tersebut," kata penulis utama studi tersebut, Marioxis Macías-Cuyare, kandidat doktoral oseanografi biologi di Federal Rio Grande University di Brasil. Kegembiraan Macías-Cuyare mencerminkan kegembiraan komunitas ilmiah yang lebih luas atas penemuan yang luar biasa ini.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi hiu tersebut, para peneliti melakukan percakapan ekstensif dengan Watson dan dengan cermat menganalisis foto-foto yang diambil oleh para nelayan. Analisis mereka mengungkapkan bahwa hiu tersebut tidak memiliki iris hitam yang biasanya terlihat pada mata hiu, yang mengarah pada kesimpulan bahwa hiu tersebut kemungkinan albino sekaligus xanthic. Kombinasi albinisme dan xanthisme, yang dikenal sebagai albino-xanthochromism, adalah kondisi yang sangat langka yang jarang didokumentasikan pada hewan.

Studi tahun 2018 mendokumentasikan kondisi gabungan ini pada spesies pari (Raja montagui) yang ditemukan di Laut Irlandia. Penemuan pari albino-xanthochromic tersebut memberikan wawasan berharga tentang mekanisme genetik dan lingkungan yang mendasari kondisi langka ini.

Para peneliti saat ini sedang menyelidiki penyebab pasti pigmentasi abnormal pada hiu oranye. Meskipun kondisi seperti itu sering dikaitkan dengan genetika, mereka mengakui bahwa faktor-faktor seperti stres lingkungan, suhu tinggi, dan ketidakseimbangan hormon juga dapat berkontribusi pada variasi warna. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan yang bertanggung jawab atas pigmentasi unik hiu ini.

Macías-Cuyare menekankan bahwa xanthisme biasanya bersifat genetik, tetapi penelitian tambahan diperlukan untuk sepenuhnya memahami kondisi yang memengaruhi pigmentasi abnormal hiu tersebut. Penelitian di masa depan akan berfokus pada identifikasi gen spesifik yang terlibat dalam xanthisme dan mengeksplorasi dampak potensial dari faktor lingkungan terhadap ekspresi gen-gen ini.

Kelangsungan hidup hiu oranye juga menjadi perhatian para ilmuwan. Hewan telah berevolusi untuk memiliki warna tertentu agar dapat bertahan hidup lebih baik di lingkungannya. Warna oranye terang biasanya akan menjadi kerugian bagi hiu, membuatnya lebih terlihat oleh predator dan mangsa. Namun, hiu ini telah mencapai usia dewasa dan tampaknya tidak terhambat oleh warnanya yang tidak biasa. Ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang strategi adaptasi yang mungkin telah dikembangkan oleh hiu untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh warnanya yang mencolok.

"Banyak faktor yang memengaruhi hal ini, seperti lingkungan, tetapi semuanya masih bersifat spekulatif hingga variabel yang dapat memengaruhi kondisi genetik ini diuji," kata Macías-Cuyare. Para peneliti berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki dampak lingkungan tempat tinggal hiu tersebut terhadap kelangsungan hidup dan reproduksinya. Mereka juga akan mengeksplorasi potensi peran perilaku sosial dan strategi makan dalam mengimbangi kerugian potensial yang terkait dengan warnanya yang tidak biasa.

Penemuan hiu perawat oranye yang langka ini menyoroti pentingnya penelitian kelautan yang berkelanjutan dan perlunya upaya konservasi untuk melindungi makhluk yang luar biasa ini dan habitatnya. Ini juga berfungsi sebagai pengingat bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang lautan dan keajaiban yang dikandungnya. Dengan studi lebih lanjut, para ilmuwan berharap untuk mengungkap misteri di balik xanthisme dan albino-xanthochromism, serta untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang proses genetik dan lingkungan yang membentuk keragaman kehidupan laut. Penemuan ini juga menggarisbawahi peran penting yang dimainkan oleh nelayan lokal dalam memajukan pengetahuan ilmiah. Kewaspadaan dan tindakan cepat mereka dalam mendokumentasikan dan melepaskan hiu tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari makhluk yang luar biasa ini dan berkontribusi pada pemahaman kita tentang dunia alam.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :