MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Bandung Seri 1, sebuah perhelatan yang dinanti-nantikan oleh para penggemar sepak bola putri usia dini, sukses digelar pada 16 hingga 21 September 2025. Berlokasi di dua tempat yang menjadi ikon sepak bola Bandung, Lapangan Chandradimuka Pusdikif dan Stadion Sidolig, turnamen ini menjadi bukti nyata geliat perkembangan sepak bola putri di Indonesia, khususnya di tingkat akar rumput.
Bandung menjadi kota keenam yang berkesempatan menjadi tuan rumah dari rangkaian 10 kota yang menjadi tujuan MLSC musim ini. Inisiatif yang digagas oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife ini memiliki visi mulia, yaitu mengembangkan potensi para pesepak bola putri sejak usia sekolah dasar. MLSC bukan hanya sekadar turnamen, melainkan sebuah platform yang dirancang untuk memberikan kesempatan bagi para pemain muda untuk menunjukkan bakat mereka, mengasah keterampilan, dan menumbuhkan kecintaan terhadap sepak bola.
Partisipasi dalam kompetisi di Bandung tahun ini sangat luar biasa, mencerminkan antusiasme yang tinggi dari komunitas sepak bola putri di kota ini. Sebanyak 1.904 siswi dari 78 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) turut serta dalam ajang ini. Mereka terbagi dalam 64 tim kelompok usia (KU) 10 dan 112 tim KU 12, menunjukkan semangat juang dan bakat yang luar biasa dari generasi muda.
Pelatih Kepala MLSC Bandung, Fauzi Bramantio, mengungkapkan kegembiraannya atas perkembangan positif yang terjadi dalam turnamen ini. "Di seri Bandung tahun ini, progresnya sangat terlihat. Banyak bintang baru bermunculan, bahkan dari sekolah-sekolah yang baru pertama kali ikut serta," ujarnya dengan nada antusias. Fauzi menambahkan bahwa sekolah-sekolah yang telah rutin berpartisipasi sejak musim sebelumnya juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pembinaan sepak bola putri. Hal ini membuktikan bahwa ekosistem sepak bola putri dari level akar rumput sudah mulai terbentuk dengan nyata.
Bandung dikenal memiliki kultur sepak bola yang kuat, dan hal ini juga tercermin dalam antusiasme terhadap sepak bola putri. Ketika ada wadah kompetisi seperti MLSC, respons dari berbagai pihak sangat positif dan antusias. Fauzi Bramantio menekankan bahwa MilkLife Soccer Challenge benar-benar memantik semangat anak-anak putri untuk menekuni dunia sepak bola.
Keberhasilan MLSC Bandung tidak hanya terbatas pada peningkatan partisipasi dan antusiasme. Tahun lalu, turnamen ini berhasil mencetak prestasi yang membanggakan dengan melahirkan pemain-pemain berbakat. Tiga pemain terbaik dari tim All Stars Bandung di kategori KU 12, yaitu Kazumi Zalfa Arrobi’ Nurlan (SDN 203 Kacapiring Bandung), Amanda Fitriani (SDN 073 Pajagalan A Bandung), dan Bilqis Fatimah Azzahra (SMPN 2 Lembang), terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Junior Soccer School and League (JSSL) Singapore 7’s 2025. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa MLSC mampu menjadi wadah untuk menemukan dan mengembangkan talenta-talenta muda yang berpotensi menjadi pemain sepak bola profesional di masa depan.
Pada tahun 2025-2026, MLSC hadir di 10 kota besar, yang merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya diadakan di delapan kota. Kota-kota tersebut adalah Kudus, Semarang, Surabaya, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Jakarta. Setiap kota akan menggelar dua seri turnamen, memberikan peluang yang lebih luas bagi pencarian bibit-bibit pesepak bola putri berbakat. Dua kota baru, Bekasi dan Malang, ditambahkan untuk menjangkau talenta dari wilayah dengan sejarah panjang dalam dunia sepak bola. Penambahan kota ini diharapkan dapat memperluas jangkauan MLSC dan memberikan kesempatan kepada lebih banyak pemain muda untuk berpartisipasi dan mengembangkan bakat mereka.
Untuk menunjang pengembangan pemain usia dini, MLSC juga menghadirkan beberapa pembaruan teknis pada edisi kali ini. Ukuran lapangan KU 12 kini menjadi 26 x 42 meter, yang sebelumnya berukuran 24 x 40 meter. Titik penalti diperpanjang menjadi 6 meter dari sebelumnya 5 meter. Selain itu, kick-off menggunakan dua sentuhan, dan babak semifinal, final, dan/atau 8 besar KU 10 akan dimainkan di lapangan KU 12. Perubahan-perubahan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih baik bagi para pemain muda dan membantu mereka mengembangkan keterampilan teknis mereka. Seluruh pertandingan tetap mengikuti peraturan khusus yang disesuaikan dengan pedoman PSSI untuk pengembangan usia dini.
MLSC bukan hanya sekadar turnamen sepak bola. Ajang ini juga menyelenggarakan Festival Seneng Soccer untuk kategori usia 6–8 tahun, yang dirancang untuk menumbuhkan kecintaan terhadap sepak bola sejak dini. Di Bandung Seri 1, festival ini diikuti oleh 126 peserta dari 24 sekolah. Festival ini memberikan kesempatan bagi anak-anak usia dini untuk bermain sepak bola dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, membantu mereka mengembangkan keterampilan dasar dan menumbuhkan minat terhadap olahraga ini.
Selain itu, MLSC juga mengadakan sesi Skill Challenge yang menguji lima kemampuan teknis, yaitu 1 on 1, penalty shoot, dribbling, passing control, dan shoot on target. Sesi ini membuat anak-anak tidak hanya bertanding, tetapi juga mengasah kemampuan individu mereka. Skill Challenge memberikan kesempatan bagi para pemain muda untuk menunjukkan keterampilan teknis mereka dan bersaing dengan pemain lain. Hal ini membantu mereka untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta memotivasi mereka untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perjalanan panjang di 10 kota akan berujung pada MLSC All Stars, sebuah ajang seleksi pemain terbaik dari seluruh seri yang telah digelar. Para talenta terpilih akan mewakili kota mereka dan bersaing di level nasional. MLSC All Stars adalah puncak dari seluruh rangkaian turnamen MLSC, di mana para pemain terbaik dari seluruh Indonesia berkumpul untuk bersaing dan menunjukkan bakat mereka. Ajang ini memberikan kesempatan bagi para pemain muda untuk mendapatkan pengakuan atas kerja keras mereka dan membuka pintu bagi mereka untuk meraih impian mereka di dunia sepak bola.
MilkLife Soccer Challenge adalah lebih dari sekadar turnamen sepak bola. Ini adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengembangkan sepak bola putri di Indonesia dari tingkat akar rumput. Melalui turnamen ini, ribuan anak perempuan di seluruh Indonesia mendapatkan kesempatan untuk bermain sepak bola, mengembangkan keterampilan mereka, dan mengejar impian mereka. MLSC juga membantu untuk meningkatkan kesadaran tentang sepak bola putri dan mempromosikan olahraga ini sebagai pilihan yang menarik bagi anak perempuan. Dengan terus mendukung dan mengembangkan MLSC, kita dapat membantu untuk menciptakan masa depan yang cerah bagi sepak bola putri di Indonesia.
Kesuksesan MLSC Bandung Seri 1 2025/2026 menjadi bukti nyata bahwa gairah sepak bola putri di Indonesia semakin menggelora. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bakti Olahraga Djarum Foundation, MilkLife, PSSI, dan komunitas sepak bola di seluruh Indonesia, sepak bola putri memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan meraih prestasi yang membanggakan di masa depan. Mari kita terus mendukung dan memajukan sepak bola putri Indonesia!