Sebuah momen menarik perhatian dunia ketika pemimpin China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, tertangkap kamera sedang berbincang santai, bahkan bersama dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Perbincangan mereka, yang terungkap melalui mikrofon yang tidak sengaja aktif (‘hot-mic’), menyentuh topik menarik: potensi manusia untuk hidup hingga usia 150 tahun.
Peristiwa ini terjadi di sela-sela parade militer megah di Lapangan Tiananmen, Beijing. Parade tersebut diadakan untuk memperingati 80 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Bagi banyak pengamat Barat, parade ini dipandang sebagai demonstrasi kekuatan militer China dan aliansi strategisnya, yang berpotensi menantang tatanan dunia yang selama ini didominasi oleh Amerika Serikat.
Seperti yang dilaporkan oleh CNN, insiden ‘hot-mic’ terjadi setelah sesi foto bersama yang melibatkan 26 pemimpin internasional. Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Kim Jong Un terlihat memimpin rombongan menuju tempat duduk mereka, sambil terlibat dalam percakapan melalui penerjemah masing-masing.
Saat rombongan berjalan menaiki tanjakan menuju Gerbang Tiananmen, seorang penerjemah bahasa Mandarin, yang diyakini menerjemahkan ucapan Putin, terdengar mengatakan kepada Xi Jinping: "Dalam beberapa tahun mendatang, seiring dengan perkembangan pesat bioteknologi, organ manusia dapat terus-menerus diganti, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih muda, bahkan mungkin mencapai keabadian."
Xi Jinping kemudian menanggapi pernyataan tersebut dengan mengatakan: "Prediksinya adalah bahwa pada abad ini, manusia berpotensi hidup hingga usia 150 tahun." Penerjemah Rusia kemudian menyampaikan pernyataan ini kepada Vladimir Putin.
Putin kemudian mengkonfirmasi kepada awak media bahwa ia dan Xi Jinping memang sempat membahas kemungkinan manusia hidup hingga usia 150 tahun. "Sarana penyembuhan modern, kemajuan medis, dan berbagai teknik bedah yang berkaitan dengan penggantian organ, memberikan harapan bagi umat manusia untuk memperpanjang masa hidup aktif mereka," ujar Putin.
Berapa Lama Sebenarnya Manusia Bisa Hidup?
Pertanyaan tentang batasan usia manusia telah lama menjadi bahan perdebatan dan penelitian di kalangan ilmuwan dan ahli gerontologi. Rentang hidup (lifespan) merujuk pada durasi waktu maksimum yang secara teoritis dapat dicapai oleh seorang individu. Saat ini, rentang hidup maksimum manusia yang tercatat adalah 122 tahun. Para ahli menetapkan angka ini berdasarkan kasus individu dengan umur terpanjang yang terdokumentasi secara valid dengan tanggal lahir yang terverifikasi.
Cleveland Clinic mencatat bahwa pemegang rekor umur terpanjang saat ini adalah Jeanne Calment, seorang wanita asal Prancis yang meninggal dunia pada tahun 1997. Menariknya, rentang hidup maksimum pada pria cenderung sedikit lebih pendek. Pria dengan umur terpanjang yang terverifikasi adalah Jiroemon Kimura dari Jepang, yang meninggal pada tahun 2013 pada usia 116 tahun.
Muncul perbedaan pendapat di antara para peneliti mengenai batasan biologis usia manusia. Beberapa berpendapat bahwa batas ketahanan manusia secara alami mungkin berada di kisaran 120 hingga 150 tahun. Argumentasi ini didasarkan pada teori bahwa sel-sel tubuh memiliki kemampuan terbatas untuk bereplikasi dan memperbaiki diri seiring berjalannya waktu, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan fungsi organ dan kerentanan terhadap penyakit.
Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa kemajuan teknologi di bidang medis, bioteknologi, dan rekayasa genetika berpotensi mengubah batas usia manusia secara signifikan. Mereka berteori bahwa intervensi seperti terapi gen, penggantian organ yang ditumbuhkan di laboratorium, dan pengembangan obat-obatan yang menargetkan proses penuaan dapat memungkinkan manusia untuk hidup lebih lama, bahkan mungkin mencapai ratusan tahun atau lebih.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Umur Panjang
Selain potensi kemajuan teknologi, ada sejumlah faktor lain yang diketahui memainkan peran penting dalam menentukan umur panjang seseorang. Faktor-faktor ini meliputi:
-
Genetika: Keturunan memainkan peran yang signifikan dalam menentukan seberapa lama seseorang mungkin hidup. Individu yang berasal dari keluarga dengan riwayat umur panjang cenderung memiliki peluang lebih besar untuk hidup lebih lama.
-
Gaya Hidup: Pilihan gaya hidup seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol memiliki dampak besar pada kesehatan dan umur panjang. Pola makan sehat yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh, serta aktivitas fisik teratur, telah terbukti meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur. Sebaliknya, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan mempersingkat umur.
-
Lingkungan: Faktor lingkungan seperti kualitas udara dan air, paparan radiasi, dan akses ke perawatan kesehatan juga dapat memengaruhi umur panjang. Individu yang tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat, serta memiliki akses yang baik ke layanan kesehatan, cenderung hidup lebih lama.
-
Kondisi Sosial Ekonomi: Status sosial ekonomi juga dapat memengaruhi umur panjang. Individu dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan, pekerjaan, perawatan kesehatan, dan sumber daya lainnya yang dapat meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur.
Implikasi Potensial dari Umur Panjang yang Ekstrim
Jika manusia benar-benar dapat hidup hingga usia 150 tahun atau lebih, hal ini akan memiliki implikasi yang luas dan kompleks bagi masyarakat. Beberapa implikasi potensial ini meliputi:
-
Perubahan Demografis: Peningkatan umur panjang akan menyebabkan perubahan demografis yang signifikan, dengan proporsi populasi yang lebih besar berada di usia lanjut. Hal ini dapat menimbulkan tantangan bagi sistem pensiun, perawatan kesehatan, dan layanan sosial lainnya.
-
Implikasi Ekonomi: Peningkatan umur panjang dapat memiliki implikasi ekonomi yang signifikan. Di satu sisi, individu yang lebih tua mungkin dapat terus bekerja dan berkontribusi pada ekonomi untuk jangka waktu yang lebih lama. Di sisi lain, peningkatan jumlah orang yang bergantung pada pensiun dan layanan kesehatan dapat memberikan tekanan pada sumber daya ekonomi.
-
Implikasi Sosial: Peningkatan umur panjang dapat memengaruhi hubungan sosial dan keluarga. Individu mungkin memiliki kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman, tetapi mereka juga mungkin menghadapi tantangan dalam merawat orang tua yang lanjut usia atau beradaptasi dengan perubahan peran dan tanggung jawab seiring bertambahnya usia.
-
Pertimbangan Etis: Kemungkinan hidup lebih lama juga menimbulkan sejumlah pertanyaan etis. Misalnya, bagaimana sumber daya yang langka harus dialokasikan di antara generasi yang berbeda? Siapa yang harus memiliki akses ke teknologi yang memperpanjang umur, dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara adil dan merata?
Meskipun percakapan antara Xi Jinping dan Vladimir Putin tentang potensi manusia untuk hidup hingga usia 150 tahun mungkin tampak seperti fantasi ilmiah, hal itu menyoroti pertanyaan penting tentang batasan usia manusia dan implikasi dari kemajuan teknologi. Saat kita terus membuat kemajuan di bidang medis dan bioteknologi, penting untuk mempertimbangkan implikasi etis, sosial, dan ekonomi dari umur panjang yang ekstrem, dan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul.