Di tengah gegap gempita persiapan Newcastle United untuk menjamu Barcelona di St. James’ Park dalam ajang Liga Champions, kenangan akan seorang legenda kembali menyeruak. Tino Asprilla, nama yang tak lekang oleh waktu, menjadi simbol magis bagi para penggemar The Magpies. Kisah tentang malam ajaib di tahun 1997, ketika Newcastle menaklukkan Barcelona dengan skor 3-2, masih terukir jelas dalam benak para pendukung setia.
Pertemuan Newcastle dan Barcelona selalu membangkitkan memori kolektif para penggemar sepak bola. Lebih dari sekadar pertandingan, laga ini adalah tentang sejarah, gairah, dan tentu saja, sosok karismatik Tino Asprilla. Kehadirannya di St. James’ Park malam itu bukan hanya sekadar menonton, tetapi juga menjadi saksi bisu dari warisan yang ia tinggalkan.
Keith Gillespie, mantan pemain sayap Newcastle, memiliki cerita menarik tentang Asprilla. Dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-50, Gillespie dikejutkan dengan kehadiran Asprilla yang terbang langsung dari Kolombia. "Pintu terbuka dan orang pertama yang saya lihat adalah Tino Asprilla," kata Gillespie. "Dia berdiri di sana menungguku. Itu sangat surealis karena dia adalah seseorang yang tidak Anda harapkan untuk dilihat di Bangor Golf Club."
Persahabatan mereka, yang terjalin sejak malam bersejarah melawan Barcelona, tetap terjaga hingga kini. Gillespie mengenang, "Kami langsung cocok malam itu."
Laga melawan Barcelona pada September 1997 merupakan debut Newcastle di Liga Champions. Philippe Albert, mantan bek Newcastle, merasa bahwa timnya tidak memiliki beban karena Barcelona adalah favorit utama. Shay Given, penjaga gawang Newcastle saat itu, menambahkan bahwa Barcelona mungkin meremehkan mereka. "Mereka mungkin berpikir bahwa mereka hanya perlu datang dan mereka akan mengalahkan kami," ujar Given.
Namun, yang terjadi di St. James’ Park malam itu di luar dugaan. "Saya belum pernah menyaksikan atmosfer seperti itu sebelumnya," kata Given. "Luar biasa."
Kehadiran Asprilla dalam pertandingan itu sendiri sempat diragukan. Gillespie mengingat bahwa Asprilla terlambat kembali dari tugas internasional. Namun, manajer Kenny Dalglish tidak memiliki banyak pilihan di lini depan. Alan Shearer cedera, dan Les Ferdinand baru saja dijual ke Tottenham Hotspur. Warren Barton, mantan bek kanan Newcastle, mengenang bahwa Dalglish memberikan kesempatan kepada Asprilla.
Barton merasakan aura khusus pada Asprilla malam itu. "Tino selalu sangat tenang sebelum pertandingan," katanya. "Tapi dia memiliki aura tentang dirinya dan tatapan di matanya. Ini adalah panggungnya."
Asprilla langsung memberikan dampak dengan memenangkan penalti dan mencetak gol dari titik putih. Malam itu, ia benar-benar berada dalam performa terbaiknya. Gillespie mengatakan, "Sering kali Anda tahu setelah dua atau tiga menit Tino seperti apa yang akan Anda dapatkan. Kadang-kadang dia bisa sangat buruk, tetapi dia luar biasa lebih sering daripada tidak."
Gillespie juga tampil gemilang dalam pertandingan itu. Ia mengakui bahwa dirinya merasa sedikit kagum saat melihat para pemain bintang Barcelona di lorong stadion. Namun, ia tidak gentar dan terus menguji kemampuan Sergi, bek kiri Barcelona yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Eropa. Gillespie berhasil melewati Sergi berulang kali dan mengirimkan umpan-umpan silang mematikan ke kotak penalti.
Asprilla memanfaatkan umpan-umpan Gillespie dengan sempurna. Ia mencetak dua gol sundulan yang identik, membuat pemilik Newcastle, Sir John Hall, terpukau. "Tino sangat inspiratif malam itu," kata Sir John. "Anda bisa melihatnya menggantung di udara ketika bola datang kepadanya – dan bang!"
Barcelona sempat memperkecil kedudukan melalui Luis Enrique dan Figo, tetapi Newcastle berhasil mempertahankan keunggulan mereka. Kemenangan itu menjadi salah satu hasil paling terkenal dalam sejarah klub.
Bagi Asprilla, malam itu adalah puncak kariernya di Newcastle. Ia tidak pernah mencetak gol lagi untuk klub sebelum kembali ke Parma beberapa bulan kemudian. Barton menyebutnya sebagai "puncak" bagi pemain asal Kolombia itu.
Asprilla memang dikenal sebagai pemain yang lebih bersinar di kompetisi Eropa. Dari 11 pertandingan Eropa bersama Newcastle, ia mencetak sembilan gol, jumlah yang sama dengan yang ia cetak dalam 48 pertandingan Liga Primer.
Debut Asprilla di Liga Primer juga patut dikenang. Ia baru saja tiba di Newcastle beberapa hari sebelumnya, mengenakan mantel bulu saat turun dari pesawat. Bahkan, ia sempat minum anggur merah saat makan siang sebelum pertandingan melawan Middlesbrough.
Namun, manajer Kevin Keegan memutuskan untuk memainkan Asprilla setelah melihat timnya tertinggal 1-0. Asprilla langsung memberikan dampak dengan memberikan assist kepada Steve Watson untuk mencetak gol penyeimbang. Newcastle akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1.
Albert mengatakan, "Begitu dia masuk, dia membuat perbedaan. Hanya pemain hebat yang bisa melakukan hal seperti ini."
Kehadiran Asprilla membuat Keegan berpikir ulang tentang strategi timnya. Newcastle sebelumnya tampil sangat baik dengan formasi 4-4-2, tetapi Keegan merasa bahwa timnya mulai mudah ditebak. Ia kemudian mengubah susunan pemain untuk mengakomodasi Asprilla.
Gillespie harus mengalah dan posisinya digantikan oleh Peter Beardsley. Gillespie mengakui bahwa Beardsley bukanlah pemain sayap seperti dirinya, tetapi ia tidak mempermasalahkan keputusan manajer.
Newcastle akhirnya gagal meraih gelar juara Liga Primer musim itu, kalah dari Manchester United. Asprilla dan David Batty, pemain baru lainnya, menjadi sasaran kritik. Namun, Keegan membela mereka dan mengatakan bahwa banyak pemain kunci yang kehilangan performa.
Para pemain yang pernah bermain bersama Asprilla memiliki pandangan yang berbeda. Albert mengakui bahwa Asprilla terkadang tidak tertarik saat latihan, tetapi ia tetap menjadi sosok yang populer di ruang ganti. Asprilla juga sering terlambat, tetapi rekan-rekannya selalu memaklumi.
Given menggambarkan Asprilla sebagai sosok yang lucu dan memiliki kepribadian yang kuat. "Tino memiliki kepribadian yang nyata di lapangan – dan di luar lapangan juga," katanya. "Bahasa Inggrisnya tidak bagus, tetapi dia tahu banyak kata-kata kotor. Saya tahu itu."
Asprilla adalah pemain yang tak terhentikan saat berada dalam performa terbaiknya, terutama saat melawan Barcelona. Dengan Asprilla menyaksikan dari tribun penonton, tim Newcastle saat ini tidak perlu mencari inspirasi terlalu jauh.
Barton menyimpulkan, "Kami tidak memenangkan apa pun malam itu, tetapi Tino memenangkan hati para penggemar. Dia tidak akan pernah dilupakan untuk itu."
Kisah Tino Asprilla dan malam ajaib melawan Barcelona adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Newcastle United. Ia adalah simbol dari era yang penuh gairah dan harapan, dan namanya akan terus dikenang oleh para penggemar The Magpies. Pertandingan melawan Barcelona di Liga Champions bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang menghormati warisan seorang legenda.