Ngeri, Cerita Pria yang Otot Dadanya Disebut Robek saat Angkat Beban

  • Maskobus
  • Sep 06, 2025

Seorang binaragawan bernama Tristan Barnes mengalami cedera mengerikan saat berlatih di gym. Otot dadanya dilaporkan robek dan terlepas dari tulang saat melakukan bench press. Kejadian ini menyoroti risiko cedera serius yang dapat terjadi dalam olahraga angkat beban, terutama dengan beban berat dan penggunaan suplemen tertentu.

Bench press adalah latihan angkat beban populer yang melibatkan berbaring di bangku datar dan mengangkat barbel atau dumbbell. Latihan ini menargetkan otot dada, bahu, dan trisep, dan merupakan bagian penting dari rutinitas banyak binaragawan dan penggemar kebugaran. Namun, jika dilakukan dengan tidak benar atau dengan beban yang terlalu berat, bench press dapat menyebabkan cedera serius, termasuk robekan otot.

Barnes sedang berlatih bench press dengan temannya, Fam Williams, ketika insiden itu terjadi. Dia berhasil menyelesaikan dua repetisi dengan barbel seberat 140 kg (sekitar 308 lbs) sebelum otot dadanya robek.

"Hari itu seperti biasa di pusat kebugaran, saya melakukan bench press seperti biasa, sama seperti orang lain," kata Barnes.

Namun, pada repetisi berikutnya, lengan kiri Barnes tidak mampu menahan beban barbel. Dia meminta bantuan temannya untuk mengangkat barbel, sambil merasakan sakit yang luar biasa.

Ngeri, Cerita Pria yang Otot Dadanya Disebut Robek saat Angkat Beban

"Saya memulai set, mengangkat beban yang biasa saya lakukan. Dan setelah dua atau tiga repetisi, saya melihat otot dada saya seperti terlepas sepenuhnya dari tulang," tutur Barnes. "Lengan kiri saya kehilangan semua kekuatan dan mendengar seperti suara letupan. Itu benar-benar menyakitkan," sambungnya.

Pria berusia 23 tahun itu menggambarkan rasa sakitnya seperti patah tulang dan segera pergi ke rumah sakit. Namun, setelah menunggu delapan jam di UGD tanpa penanganan, Barnes memutuskan untuk pulang dan berencana berkonsultasi dengan dokter spesialis keesokan harinya.

Keesokan paginya, Barnes bangun dan mendapati dada, bahu, dan lengan bawahnya membiru. Lengannya terasa sangat lemah sehingga dia tidak bisa mengangkat apa pun. Dia segera kembali ke rumah sakit dan dirujuk ke ahli bedah ortopedi. Dokter mengatakan bahwa dia perlu menjalani operasi untuk memperbaiki kerusakan parah tersebut.

Barnes menyalahkan cedera yang dialaminya pada penggunaan steroid selama bertahun-tahun untuk menambah berat badan. Dia mengatakan bahwa steroid anabolik adalah "faktor besar" dalam cederanya, karena ototnya tumbuh lebih cepat daripada tendonnya.

"Jadi, yang mungkin terjadi adalah saya menambah berat badan yang mungkin tidak mampu ditanggung tubuh saya yang sebelumnya," jelas Barnes.

Penggunaan steroid anabolik dalam binaraga telah menjadi topik kontroversial selama bertahun-tahun. Steroid dapat membantu meningkatkan massa otot dan kekuatan, tetapi juga dapat menyebabkan berbagai efek samping yang merugikan, termasuk kerusakan hati, masalah jantung, dan masalah kesehatan mental. Selain itu, steroid dapat melemahkan tendon dan ligamen, meningkatkan risiko cedera.

Meskipun cederanya sangat menyakitkan, Barnes berencana untuk terus menggunakan steroid secara teratur untuk sementara waktu, karena dia ingin berkompetisi di binaraga.

"Saya berkompetisi tahun lalu dan tidak mendapatkan hasil yang saya inginkan. Jadi, ada rasa ‘gatal’ di sana yang belum terobati," kata Barnes. "Saya rasa mungkin perlu beberapa tahun lagi, tetap mengonsumsi steroid, dan mencoba mendapatkan hasil yang saya inginkan di binaraga. Lalu, mulai menghentikannya dan menjalani hidup yang lebih sehat," tambahnya.

Barnes mengakui bahwa mungkin butuh waktu sebelum dia berhenti menggunakan steroid. Namun, dia mengatakan bahwa dia telah terluka seumur hidup karena robekan otot dada dan mungkin tidak akan pernah melakukan bench press lagi. Sebaliknya, dia berencana untuk tetap menggunakan alat angkat beban yang lebih aman.

Kisah Tristan Barnes adalah peringatan bagi siapa pun yang terlibat dalam angkat beban atau binaraga. Penting untuk menggunakan teknik yang tepat, menghindari beban yang terlalu berat, dan mempertimbangkan risiko yang terkait dengan penggunaan steroid anabolik. Cedera seperti robekan otot dada dapat mengakhiri karier dan menyebabkan rasa sakit dan disabilitas jangka panjang.

Analisis Lebih Mendalam dan Perkaya Data:

  • Jenis Cedera: Robekan otot dada (Pectoralis Major Tear) adalah cedera serius yang sering terjadi pada atlet yang melakukan angkat beban berat, terutama bench press. Cedera ini terjadi ketika otot pectoralis major, yang menghubungkan tulang dada ke tulang lengan atas, robek dari perlekatannya.

  • Penyebab Robekan Otot Dada: Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko robekan otot dada, termasuk:

    • Beban yang Terlalu Berat: Mengangkat beban yang terlalu berat untuk kekuatan dan kemampuan seseorang adalah penyebab utama robekan otot dada.
    • Teknik yang Tidak Tepat: Melakukan bench press dengan teknik yang salah, seperti tidak menjaga punggung tetap rata atau tidak menggunakan rentang gerak penuh, dapat meningkatkan risiko cedera.
    • Pemanasan yang Tidak Cukup: Tidak melakukan pemanasan yang cukup sebelum angkat beban dapat membuat otot lebih rentan terhadap robekan.
    • Penggunaan Steroid Anabolik: Seperti yang diakui Barnes, penggunaan steroid anabolik dapat melemahkan tendon dan ligamen, meningkatkan risiko cedera otot. Steroid juga dapat menyebabkan pertumbuhan otot yang tidak proporsional, sehingga otot menjadi lebih kuat daripada tendon yang mendukungnya.
    • Riwayat Cedera: Orang yang pernah mengalami cedera otot dada sebelumnya lebih berisiko mengalami robekan di kemudian hari.
  • Gejala Robekan Otot Dada: Gejala robekan otot dada dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan robekan. Gejala umum meliputi:

    • Rasa sakit yang tiba-tiba dan parah di dada
    • Suara "pop" atau robekan pada saat cedera
    • Memar dan bengkak di dada
    • Kelemahan di lengan dan bahu
    • Deformitas pada otot dada
  • Diagnosis dan Pengobatan: Diagnosis robekan otot dada biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pencitraan, seperti MRI. Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan robekan. Robekan ringan dapat diobati dengan istirahat, es, kompresi, dan elevasi (RICE), serta terapi fisik. Robekan yang lebih parah mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki otot yang robek.

  • Rehabilitasi: Setelah operasi atau pengobatan non-bedah, rehabilitasi sangat penting untuk memulihkan kekuatan dan fungsi otot dada. Rehabilitasi biasanya melibatkan berbagai latihan peregangan dan penguatan.

  • Risiko Penggunaan Steroid Anabolik dalam Binaraga: Kisah Barnes menyoroti risiko serius yang terkait dengan penggunaan steroid anabolik dalam binaraga. Selain meningkatkan risiko cedera otot, steroid dapat menyebabkan berbagai efek samping kesehatan lainnya, termasuk:

    • Masalah Jantung: Steroid dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
    • Kerusakan Hati: Steroid dapat menyebabkan kerusakan hati dan bahkan gagal hati.
    • Masalah Kesehatan Mental: Steroid dapat menyebabkan perubahan suasana hati, agresi, depresi, dan kecemasan.
    • Masalah Hormonal: Steroid dapat menyebabkan masalah hormonal, seperti kebotakan, jerawat, dan ginekomastia (pembesaran payudara pada pria).
  • Alternatif yang Lebih Aman untuk Binaraga: Ada banyak cara yang lebih aman dan sehat untuk mencapai tujuan kebugaran tanpa menggunakan steroid anabolik. Ini termasuk:

    • Latihan Beban yang Konsisten: Latihan beban yang konsisten dan progresif dapat membantu membangun massa otot dan kekuatan secara alami.
    • Nutrisi yang Tepat: Mengonsumsi diet yang sehat dan seimbang dengan cukup protein dapat membantu mendukung pertumbuhan dan pemulihan otot.
    • Istirahat yang Cukup: Mendapatkan istirahat yang cukup sangat penting untuk pemulihan otot dan pertumbuhan.
    • Suplemen yang Aman: Ada banyak suplemen yang aman dan efektif yang dapat membantu mendukung tujuan kebugaran, seperti protein whey, creatine, dan BCAA.
    • Bimbingan Profesional: Bekerja dengan pelatih pribadi atau ahli gizi bersertifikat dapat membantu mengembangkan rencana kebugaran yang aman dan efektif.
  • Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran: Sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko cedera dan penggunaan steroid anabolik dalam binaraga. Pendidikan tentang teknik angkat beban yang tepat, nutrisi yang sehat, dan alternatif yang lebih aman dapat membantu orang membuat pilihan yang lebih tepat tentang kesehatan dan kebugaran mereka.

  • Dampak Psikologis Cedera: Selain dampak fisik, cedera seperti yang dialami Barnes juga dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental. Rasa sakit, frustrasi, dan ketidakmampuan untuk berlatih dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan penurunan kepercayaan diri. Penting untuk mencari dukungan psikologis jika Anda mengalami kesulitan mengatasi cedera.

  • Bench Press: Risiko dan Alternatif: Bench press adalah latihan yang efektif untuk membangun kekuatan dan massa otot dada, tetapi juga memiliki risiko cedera yang signifikan. Alternatif yang lebih aman untuk bench press meliputi dumbbell press, incline press, decline press, dan flyes.

  • Peran Tendon dalam Angkat Beban: Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Mereka memainkan peran penting dalam mentransmisikan gaya yang dihasilkan oleh otot untuk menggerakkan tulang. Ketika otot tumbuh lebih cepat daripada tendon, seperti yang terjadi pada penggunaan steroid, tendon menjadi lebih rentan terhadap cedera.

  • Penelitian Lebih Lanjut: Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya efek penggunaan steroid anabolik pada otot dan tendon, serta untuk mengembangkan strategi pencegahan cedera yang lebih efektif untuk atlet angkat beban.

Dengan memahami risiko yang terkait dengan angkat beban berat dan penggunaan steroid anabolik, serta dengan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri sendiri, Anda dapat menikmati manfaat kebugaran tanpa membahayakan kesehatan Anda. Kisah Tristan Barnes adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya pendekatan yang aman dan bertanggung jawab terhadap kebugaran.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :