Nggak Pede Tinggi ‘Cuma’ 175 Cm, Pria Ini Jalani Operasi Peninggi Badan

  • Maskobus
  • Sep 11, 2025

Seorang pria bernama Irakli Archvadze, yang berasal dari Tbilisi, Georgia, merasa kurang percaya diri dengan tinggi badannya yang dianggapnya kurang ideal, yaitu 175 cm. Meskipun tinggi badan tersebut sebenarnya tergolong rata-rata untuk ukuran pria dewasa di banyak negara, Irakli merasa tidak nyaman dan bahkan dijuluki sebagai "short king" atau "raja pendek" oleh orang-orang di sekitarnya. Ketidakpercayaan dirinya ini mendorongnya untuk mencari solusi ekstrem demi meningkatkan tinggi badannya.

Merasa sangat terganggu dengan tinggi badannya, Irakli, yang berusia 36 tahun, memutuskan untuk mengambil langkah drastis. Ia melakukan perjalanan ke sebuah klinik di Turki, yang dikenal memiliki spesialisasi dalam prosedur pemanjangan anggota badan. Prosedur ini merupakan operasi kompleks yang melibatkan pematahan tulang paha dan pemasangan rangka logam eksternal di kaki untuk secara bertahap memanjangkan tulang tersebut.

Prosedur pemanjangan anggota badan yang dijalani Irakli melibatkan serangkaian tahapan yang rumit dan menyakitkan. Setelah tulang pahanya dipatahkan, dokter bedah memasang sebuah alat khusus yang memungkinkan Irakli untuk secara bertahap memisahkan tulang paha yang patah tersebut sebesar 1 mm setiap hari. Proses ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan. Tujuan dari pemisahan tulang secara bertahap ini adalah untuk merangsang pertumbuhan tulang baru di antara celah yang terbentuk. Dengan kata lain, tubuh akan secara alami mengisi celah tersebut dengan jaringan tulang baru, sehingga secara efektif memanjangkan tulang paha dan meningkatkan tinggi badan secara keseluruhan.

Setelah menjalani proses yang panjang dan menyakitkan, pada bulan Mei 2025, Irakli akhirnya mencapai tinggi badan yang diimpikannya, yaitu sekitar 180 cm. Meskipun ia harus menahan rasa sakit yang luar biasa selama proses pemanjangan tulang, Irakli merasa sangat puas dengan hasilnya. Ia merasa bahwa penambahan tinggi badan ini telah meningkatkan kepercayaan dirinya secara signifikan.

"Orang-orang tidak mengerti bagaimana perasaan kami, raja-raja pendek. Dengan tinggi badan saya, saya merasa ada bagian dari teka-teki yang hilang, dan menemukan bagian ini melalui operasi. Dan sekarang saya merasa berhasil melengkapinya," ungkap Irakli, seperti yang dikutip dari Unilad. Ia menambahkan bahwa ia merasa lebih percaya diri dan nyaman dengan penampilannya setelah menjalani operasi tersebut.

Nggak Pede Tinggi 'Cuma' 175 Cm, Pria Ini Jalani Operasi Peninggi Badan

Irakli juga menyebutkan beberapa keuntungan praktis yang ia rasakan setelah tinggi badannya bertambah. "Saya lebih mudah mengambil barang-barang dari lemari dapur dan akan melihat apakah saya bisa lebih baik saat menonton konser sekarang," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tinggi badan tidak hanya berdampak pada kepercayaan diri Irakli, tetapi juga mempermudah aktivitas sehari-harinya.

Demi fokus pada operasi dan pemulihannya, Irakli bahkan rela berhenti dari pekerjaannya. Ia menyadari bahwa proses ini akan memakan waktu dan membutuhkan perhatian penuh. Selama prosedur pemanjangan tulang, Irakli mengaku tidak merasa gugup sama sekali. Setelah operasi, ia harus menjalani fisioterapi tiga kali seminggu untuk membantu memulihkan kekuatan dan fleksibilitas kakinya.

"Saya melakukan peregangan sesering mungkin dan bangun lima kali per malam, meregangkan badan di tempat tidur dan kembali tidur. Bahkan, saya pergi ke tempat gym hampir setiap hari," tutur Irakli. Ia menyadari pentingnya menjaga kondisi fisiknya selama proses pemulihan.

"Selama itu, saya menggunakan alat bantu jalan yang hebat. Tetapi, saya mempersiapkan diri secara mental, sehingga tidak apa-apa dan saya juga minum obat pereda nyeri," sambung dia. Irakli mengakui bahwa proses pemulihan tidaklah mudah, tetapi ia berusaha untuk tetap positif dan fokus pada tujuannya.

Irakli menekankan bahwa rasa sakit dalam proses ini tidak bisa terelakkan. Namun, ia memandang rasa sakit ini sebagai bagian dari kemajuan dan mendorong dirinya untuk tidak menyerah. Ia percaya bahwa rasa sakit yang ia rasakan sebanding dengan hasil yang akan ia dapatkan.

Operasi pemanjangan anggota badan yang dijalani Irakli menelan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 808 juta rupiah. Meskipun demikian, ia merasa bahwa investasi ini sepadan dengan peningkatan kualitas hidup dan kepercayaan diri yang ia rasakan. Ia merasa puas dengan hasilnya dan sesuai dengan apa yang dia impikan.

Kini, Irakli merasa lebih dihormati dan dapat membuktikan bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang sangat sulit. Ia merasa bahwa ia telah mengatasi tantangan besar dan mencapai tujuannya, yang meningkatkan rasa percaya dirinya dan harga dirinya.

Terlepas dari kisah sukses Irakli, seorang ahli bedah ortopedi, Profesor Tim Briggs, memberikan peringatan bagi siapa saja yang mempertimbangkan untuk menjalani operasi pemanjangan anggota badan. Ia menekankan bahwa prosedur ini bukanlah tanpa risiko dan harus dipertimbangkan dengan matang.

"Ini adalah prosedur invasif yang serius yang dapat bermanfaat bagi pasien saat ada kebutuhan klinis yang nyata. Tetapi, ini memiliki risiko yang signifikan dan memerlukan diskusi yang mendalam antara pasien dan ahli bedah," jelas Prof Briggs. Ia menekankan pentingnya konsultasi yang komprehensif dengan dokter bedah yang berpengalaman sebelum memutuskan untuk menjalani operasi ini.

Prof Briggs mengungkapkan bahwa pasien harus menjalani perawatan selama berbulan-bulan yang bisa sangat menyakitkan. Selain itu, ada risiko terjadinya infeksi, kerusakan saraf, pembekuan darah, bahkan cacat permanen. Risiko-risiko ini harus dipahami sepenuhnya oleh pasien sebelum membuat keputusan.

"Siapa pun yang mempertimbangkan operasi ini untuk alasan kosmetik di luar negeri harus mempertimbangkan dengan saksama pemulihan yang lama dan risikonya. Dan saya akan menyarankan untuk tidak melakukannya, kecuali jika mereka memiliki informasi yang cukup tentang di mana mereka berobat," terang Prof Briggs. Ia menyarankan agar pasien melakukan riset yang mendalam dan memilih klinik yang memiliki reputasi baik dan dokter bedah yang berpengalaman.

"Jangan mempertaruhkan kesehatan atau nyawa Anda hanya demi beberapa inci tambahan, tanpa sepenuhnya memahami risikonya," tegasnya. Prof Briggs menekankan pentingnya memprioritaskan kesehatan dan keselamatan di atas keinginan untuk meningkatkan tinggi badan.

Beberapa kekhawatiran utama seputar operasi pemanjangan anggota tubuh meliputi risiko infeksi, kerusakan saraf, pembekuan darah, masalah penyembuhan tulang, dan nyeri kronis. Risiko-risiko ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien.

Sementara itu, jika tulang dipisahkan terlalu cepat, terdapat risiko tulang tidak dapat pulih atau tumbuh dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan menjadi lemah dan tidak mampu menopang berat bagian tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan masalah mobilitas dan bahkan cacat permanen.

Kisah Irakli Archvadze adalah contoh ekstrem dari upaya seseorang untuk meningkatkan kepercayaan diri melalui operasi kosmetik. Meskipun ia merasa puas dengan hasilnya, penting untuk diingat bahwa operasi pemanjangan anggota badan adalah prosedur yang kompleks dan berisiko. Siapa pun yang mempertimbangkan operasi ini harus berkonsultasi dengan dokter bedah yang berpengalaman dan memahami sepenuhnya risiko yang terkait sebelum membuat keputusan. Kesehatan dan keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :