Ojol Asal Sukabumi yang Terluka Akibat Ricuh Demo di Jakarta Telah Pulang

  • Maskobus
  • Sep 03, 2025

Moh. Umar Amarudin (30), seorang pengemudi ojek online (ojol) asal Kampung Sukamukti, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, telah kembali ke rumahnya pada Senin, 1 September, setelah menjadi korban dalam kericuhan demonstrasi di Jakarta. Umar, yang sempat dirawat selama lima hari di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat, menceritakan pengalaman traumatisnya saat terjebak di tengah aksi unjuk rasa yang berujung bentrokan.

Peristiwa nahas itu terjadi pada Kamis, 28 Juli, ketika Umar sedang menunaikan salat Maghrib di sebuah masjid di sekitar kawasan Slipi, Jakarta Barat. Saat itu, situasi di luar masjid mulai terasa tidak kondusif. "Tempat saya salat tidak terlalu jauh dari kerumunan di Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat," ungkap Umar kepada kumparan, Rabu (3/9).

Usai salat, Umar mendapati kerusuhan telah pecah. Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Umar pun terkena dampak gas air mata tersebut, menyebabkan matanya terasa perih. Dalam kondisi panik dan berusaha menyelamatkan diri, Umar merasakan seseorang menariknya dan memukul kepalanya hingga ia pingsan.

"Saya kan kena gas air mata, kan yang lain lari saya gak sempat lari ditarik, [setelah ditarik] yah gitu [dipukul] di kepala. Dipukul sekali langsung pingsan," jelas Umar. Ia mengaku tidak dapat mengingat dengan jelas siapa yang telah memukulnya, mengingat situasi yang sangat kacau pada saat itu. "Gak tahu, sih, waktu itu kan ada polisi ada Brimob gitu yah berkerumun. Saya badannya kecil sekali pukul langsung pingsan tahu-tahu ada di rumah sakit," imbuhnya.

Ojol Asal Sukabumi yang Terluka Akibat Ricuh Demo di Jakarta Telah Pulang

Saat berada di rumah sakit, Umar merasakan sakit di dada, tangan, dan kepala. Dokter kemudian memberitahunya bahwa ia mengalami patah tulang iga atau rusuk. "Berhubung di rumah sakit 5 hari jadi alhamdulillah membaik," tuturnya.

Umar bersyukur karena sepeda motornya masih aman terparkir di depan masjid tempat ia salat. Namun, ia menyayangkan telepon genggam miliknya hilang saat ia pingsan. Ia menambahkan bahwa pada tanggal 9 September, ia dijadwalkan untuk melakukan kontrol kesehatan di RS Pelni. Ia juga menyampaikan bahwa seluruh biaya perawatan rumah sakitnya telah ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sempat Viral Dikabarkan Dilindas Rantis

Sebelumnya, nama Umar sempat viral di media sosial karena dikabarkan menjadi korban terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat kericuhan terjadi. Kabar tersebut beredar luas seiring dengan beredarnya video yang memperlihatkan detik-detik seorang pengemudi ojol terlindas rantis, bersamaan dengan foto kartu tanda penduduk (KTP) atas nama Umar.

Saat kabar mengenai dirinya yang dikabarkan terlindas rantis viral, Umar masih dalam kondisi tidak sadar di rumah sakit. "Waktu itu saya belum dengar apa-apa. Setelah tahu, ya, enggak bisa berpikir apa-apa," ujarnya.

Kondisi Terkini dan Harapan Umar

Kini, setelah kembali ke kampung halamannya di Sukabumi, Umar masih merasakan trauma atas kejadian yang menimpanya. Ia mengaku masih sering teringat akan peristiwa tersebut dan merasa khawatir jika harus kembali ke Jakarta untuk mencari nafkah.

"Jujur saja, saya masih trauma. Kalau ingat kejadian itu, saya jadi takut untuk kembali ke Jakarta. Tapi, saya juga bingung, kalau tidak kerja, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya," ungkap Umar dengan nada lirih.

Umar berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian dan bantuan kepada para korban kericuhan demonstrasi, khususnya para pengemudi ojol yang seringkali menjadi pihak yang paling rentan terdampak. Ia juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

"Saya berharap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada kami, para korban kericuhan. Kami ini hanya mencari nafkah, tapi malah menjadi korban. Saya juga berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," pungkas Umar.

Dukungan dari Keluarga dan Komunitas Ojol

Kepulangan Umar ke Sukabumi disambut haru oleh keluarga dan kerabatnya. Sang istri, Siti Aisyah, mengaku sangat lega karena suaminya telah kembali dengan selamat. Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada suaminya selama menjalani perawatan di rumah sakit.

"Saya sangat bersyukur suami saya sudah kembali dengan selamat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami," ujar Siti.

Selain dari keluarga dan kerabat, Umar juga mendapatkan dukungan dari komunitas ojol di Sukabumi. Para rekan seprofesinya turut memberikan semangat dan dukungan moril kepada Umar. Mereka juga berjanji akan membantu Umar untuk bangkit kembali setelah mengalami musibah ini.

"Kami semua turut prihatin atas kejadian yang menimpa Umar. Kami akan selalu memberikan dukungan dan membantu Umar untuk bangkit kembali. Kami juga berharap agar Umar segera pulih dan bisa kembali bekerja seperti semula," kata Andri, salah seorang rekan ojol Umar.

Pelajaran dari Kejadian yang Menimpa Umar

Kejadian yang menimpa Umar menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya para pengemudi ojol. Sebagai pekerja informal yang seringkali berada di jalanan, para pengemudi ojol harus selalu waspada dan berhati-hati terhadap potensi bahaya yang mengintai.

Selain itu, kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan aparat keamanan untuk lebih berhati-hati dalam menangani aksi demonstrasi. Tindakan represif yang berlebihan dapat menyebabkan jatuhnya korban, termasuk dari kalangan masyarakat sipil yang tidak bersalah.

Penting bagi semua pihak untuk mengedepankan dialog dan komunikasi yang baik dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Kekerasan bukanlah solusi, melainkan hanya akan memperkeruh suasana dan menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan.

Harapan untuk Pemulihan dan Keadilan

Semoga Umar dapat segera pulih dari trauma dan luka-luka yang dialaminya. Semoga ia juga dapat kembali bekerja dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Selain itu, diharapkan agar pihak berwenang dapat mengusut tuntas kasus kekerasan yang menimpa Umar dan para korban kericuhan demonstrasi lainnya. Keadilan harus ditegakkan agar para pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya.

Kejadian yang menimpa Umar menjadi cermin bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan adil bagi semua warga negara.

Tambahan Informasi:

  • Identitas Korban: Moh. Umar Amarudin, 30 tahun, pengemudi ojek online
  • Alamat: Kampung Sukamukti, Desa Cikidang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi
  • Tempat Kejadian: Sekitar kawasan Slipi, Jakarta Barat
  • Waktu Kejadian: Kamis, 28 Juli (saat kericuhan demonstrasi)
  • Luka yang Dialami: Patah tulang iga atau rusuk, luka memar di kepala, trauma psikologis
  • Perawatan: Dirawat selama 5 hari di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat
  • Biaya Perawatan: Ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
  • Jadwal Kontrol Kesehatan: 9 September di RS Pelni
  • Barang yang Hilang: Telepon genggam
  • Dukungan: Keluarga, kerabat, komunitas ojol, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pesan:

Kejadian yang menimpa Moh. Umar Amarudin menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar. Mari kita bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif dan damai agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan akibat aksi kekerasan. Semoga Umar segera pulih dan dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :