Onkolog Jelaskan Pemicu Anak Muda Kena Kanker Usus Besar, Umur 20-an Bisa Kena

  • Maskobus
  • Aug 21, 2025

Kanker kolorektal, kanker yang berkembang di usus besar (kolon) atau rektum, semakin mengkhawatirkan karena peningkatan kasus pada usia muda. Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi, dr. Andhika Rachman SpPD-KHOM, menyoroti perubahan tren ini, di mana penyakit yang dulunya lebih sering menyerang individu di atas usia 50 tahun kini mulai mengintai mereka yang berusia 20 hingga 30-an. Fenomena ini, menurut dr. Andhika, erat kaitannya dengan paparan gaya hidup tidak sehat sejak dini, yang mempercepat munculnya risiko kanker kolorektal.

Meskipun stres, beban kerja, dan kebiasaan begadang seringkali dianggap sebagai pemicu, dr. Andhika menegaskan bahwa faktor-faktor tersebut tidak secara langsung menyebabkan kanker. Namun, gaya hidup tidak sehat secara keseluruhan, seperti pola makan serba cepat saji, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol, secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.

Faktor Penyebab Utama Kanker Kolorektal di Usia Muda

dr. Andhika mengidentifikasi beberapa faktor utama yang memicu kanker kolorektal, terutama pada usia muda:

    Onkolog Jelaskan Pemicu Anak Muda Kena Kanker Usus Besar, Umur 20-an Bisa Kena

  1. Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi makanan olahan, tinggi lemak jenuh, rendah serat, dan kurangnya asupan buah-buahan serta sayuran segar menjadi kontributor utama. Makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan ringan yang diproses cenderung mendominasi pola makan generasi muda, yang kurang menyadari pentingnya nutrisi seimbang. Kurangnya serat dalam diet juga dapat menyebabkan konstipasi kronis, yang meningkatkan risiko kanker kolorektal.

  2. Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari, yang ditandai dengan kurangnya olahraga dan aktivitas fisik, juga berperan penting. Duduk terlalu lama, menonton televisi, bermain video game, atau bekerja di depan komputer dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk kanker kolorektal. Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan, yang semuanya dapat membantu mencegah kanker.

  3. Merokok: Merokok tidak hanya meningkatkan risiko kanker paru-paru, tetapi juga kanker kolorektal. Zat-zat kimia berbahaya dalam rokok dapat merusak DNA sel-sel di usus besar dan rektum, yang menyebabkan mutasi dan pertumbuhan sel kanker. Merokok juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih sulit untuk melawan sel-sel kanker.

  4. Konsumsi Alkohol Berlebihan: Konsumsi alkohol yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal. Alkohol dapat merusak sel-sel di usus besar dan rektum, serta mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting. Alkohol juga dapat meningkatkan kadar estrogen, hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

  5. Riwayat Keluarga: Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal merupakan faktor risiko yang signifikan. Jika ada anggota keluarga dekat yang menderita kanker kolorektal, risiko seseorang terkena penyakit ini meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktor genetik yang diwariskan dari orang tua ke anak. Orang dengan riwayat keluarga kanker kolorektal harus menjalani pemeriksaan skrining lebih awal dan lebih sering daripada orang lain.

  6. Sindrom Genetik: Beberapa sindrom genetik, seperti sindrom Lynch dan familial adenomatous polyposis (FAP), meningkatkan risiko kanker kolorektal secara signifikan. Sindrom Lynch disebabkan oleh mutasi pada gen yang terlibat dalam perbaikan DNA, sedangkan FAP disebabkan oleh mutasi pada gen APC. Orang dengan sindrom genetik ini harus menjalani pemeriksaan skrining yang ketat dan mungkin memerlukan pembedahan profilaksis untuk mencegah kanker.

  7. Penyakit Radang Usus: Penyakit radang usus (IBD), seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, meningkatkan risiko kanker kolorektal. Peradangan kronis di usus besar dan rektum dapat merusak sel-sel dan meningkatkan risiko mutasi dan pertumbuhan sel kanker. Orang dengan IBD harus menjalani pemeriksaan skrining secara teratur dan mungkin memerlukan pengobatan untuk mengendalikan peradangan.

  8. Obesitas: Obesitas, terutama obesitas abdominal, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar hormon dan faktor pertumbuhan tertentu yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Obesitas juga dapat menyebabkan peradangan kronis, yang dapat merusak sel-sel di usus besar dan rektum.

  9. Diabetes Tipe 2: Diabetes tipe 2 telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Resistensi insulin dan kadar gula darah tinggi dapat merusak sel-sel di usus besar dan rektum, serta meningkatkan risiko mutasi dan pertumbuhan sel kanker. Orang dengan diabetes tipe 2 harus menjalani pemeriksaan skrining secara teratur dan mengendalikan kadar gula darah mereka.

  10. Usia: Meskipun kanker kolorektal semakin sering terjadi pada usia muda, risiko tetap meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus kanker kolorektal terjadi pada orang di atas usia 50 tahun. Oleh karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan skrining secara teratur setelah usia 45 atau 50 tahun, tergantung pada riwayat keluarga dan faktor risiko lainnya.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Mengingat tren peningkatan kasus kanker kolorektal pada usia muda, dr. Andhika menekankan pentingnya kewaspadaan sejak dini. Ia menyarankan untuk tidak menunggu hingga usia tua untuk mulai waspada terhadap kanker usus. Langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang kesembuhan.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah kanker kolorektal dan mendeteksinya secara dini:

  • Jaga Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan yang kaya serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Batasi konsumsi daging olahan, makanan cepat saji, dan minuman manis.

  • Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari. Olahraga membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan.

  • Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan: Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko kanker kolorektal. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol untuk mengurangi risiko.

  • Lakukan Skrining Kanker Kolorektal: Skrining kanker kolorektal dapat mendeteksi polip atau kanker pada tahap awal, ketika lebih mudah diobati. Metode skrining meliputi kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, tes darah samar feses (FOBT), dan tes DNA feses. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan metode skrining yang paling sesuai untuk Anda.

  • Perhatikan Gejala: Waspadai gejala-gejala kanker kolorektal, seperti perubahan kebiasaan buang air besar, darah dalam tinja, sakit perut, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan kelelahan. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter.

  • Konsultasikan dengan Dokter tentang Riwayat Keluarga: Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, konsultasikan dengan dokter tentang risiko Anda dan kapan Anda harus mulai menjalani skrining.

Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani skrining kanker kolorektal secara teratur, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini dan meningkatkan peluang kesembuhan. Jangan abaikan pentingnya pencegahan dan deteksi dini, terutama pada usia muda. Kesadaran dan tindakan proaktif dapat membuat perbedaan besar dalam kesehatan dan kesejahteraan kita.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :