Kolaborasi internasional yang melibatkan 22 ahli saraf telah menghasilkan peta saraf komprehensif yang mengungkap aktivitas otak selama proses pengambilan keputusan. Data monumental ini, yang dikumpulkan dari 139 tikus, mencakup aktivitas 600.000 neuron di 279 area otak, merepresentasikan sekitar 95% dari keseluruhan otak tikus. Pencapaian ini, yang disadur dari CNN Sains pada Senin, 15 September 2025, menandai tonggak penting dalam bidang ilmu saraf dan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme kompleks yang mendasari pengambilan keputusan.
Dr. Paul W. Glimcher, seorang tokoh terkemuka di bidang ilmu saraf dan fisiologi, yang menjabat sebagai ketua departemen dan direktur Neuroscience Institute di Grossman School of Medicine, Universitas New York, dengan antusias menyatakan bahwa "Mereka telah menciptakan kumpulan data terbesar yang pernah dibayangkan pada skala ini." Ia menambahkan bahwa penelitian ini akan tercatat sebagai peristiwa besar di bidang ilmu saraf, yang akan merevolusi cara kita memahami otak dan proses pengambilan keputusan.
Penelitian ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif yang ekstensif, di mana para peneliti awalnya menciptakan prosedur standar di berbagai laboratorium untuk memastikan konsistensi dan akurasi data. Kemudian, mereka melacak aktivitas saraf dari tikus saat hewan-hewan tersebut merespons rangsangan visual. Data yang dikumpulkan dari tiap laboratorium kemudian diintegrasikan secara cermat untuk menghasilkan peta saraf otak yang komprehensif. Proses penelitian yang teliti ini membutuhkan waktu tujuh tahun sebelum akhirnya dipresentasikan dalam dua studi yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Nature pada tanggal 3 September.
Alexandre Pouget, seorang profesor yang ahli dalam bidang ilmu saraf dasar di Universitas Geneva, menyoroti dua temuan besar yang diungkapkan oleh penelitian ini, yang masing-masing dibahas dalam makalah terpisah. Studi pertama menjelaskan distribusi aktivitas listrik yang terhubung dengan pengambilan keputusan, memberikan wawasan tentang bagaimana berbagai area otak berkomunikasi dan berkoordinasi selama proses ini. Studi kedua menggunakan data untuk mengevaluasi bagaimana ekspektasi membentuk pilihan, menyoroti peran pengalaman dan pengetahuan sebelumnya dalam memengaruhi keputusan kita. Pouget sendiri terlibat sebagai penulis dalam kedua studi tersebut, yang semakin memperkuat kredibilitas dan signifikansi penelitian ini.
Penelitian sebelumnya tentang pengambilan keputusan seringkali terbatas pada sekelompok kecil neuron yang aktif di beberapa bagian otak, terutama di area yang berkaitan dengan input sensorik dan kognisi. Namun, penemuan baru ini mengungkapkan bahwa aktivitas saraf jauh lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan sinyal listrik muncul hampir di seluruh otak tikus pada berbagai tahap pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses yang sangat terdistribusi yang melibatkan interaksi kompleks antara berbagai area otak.
Perkembangan teknologi telah memainkan peran penting dalam memajukan pemahaman kita tentang otak. Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mempelajari aktivitas otak dalam tugas tertentu menggunakan elektroda yang merekam impuls-impuls listrik dari satu neuron. Namun, rekaman satu neuron dalam satu waktu sangat sulit dan lambat. Dalam beberapa bulan, teknik ini hanya menghasilkan data dari sekitar 100 neuron, sehingga lebih cocok untuk mempelajari area otak yang sangat spesifik.
Namun, kemajuan signifikan telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Ilmu saraf telah melakukan upaya besar dengan mengembangkan probe saraf digital yang disebut Neuropixels, yang mampu memantau ribuan neutron sekaligus. Elektroda sensitif ini telah menjadi alat penting dalam pembuatan peta saraf otak yang baru. Pouget mengatakan bahwa para ahli beralih dari melihat beberapa ratus neuron di satu area menjadi 600.000 neuron di seluruh otak, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan gambaran yang jauh lebih komprehensif tentang aktivitas otak.
Dalam eksperimen yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk penelitian ini, tikus menggunakan helm elektroda sambil memutar sebuah roda kemudi kecil untuk mengendalikan pergerakan lingkaran bergaris hitam-putih di layar. Lingkaran itu muncul sebentar di sisi kiri atau kanan layar, dan tikus yang berhasil mengarahkan lingkaran ke tengah mendapatkan hadiah berupa air gula. Saat tikus merespons apa yang mereka lihat, probe Neuropixels merekam sinyal listrik di otak mereka, memberikan data yang kaya tentang aktivitas saraf selama pengambilan keputusan.
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini memiliki implikasi yang luas untuk berbagai bidang, termasuk ilmu saraf, psikologi, dan kecerdasan buatan. Dengan memahami bagaimana otak membuat keputusan, kita dapat mengembangkan perawatan yang lebih efektif untuk gangguan neurologis dan kejiwaan yang memengaruhi pengambilan keputusan, seperti kecanduan dan depresi. Kita juga dapat menggunakan pengetahuan ini untuk meningkatkan algoritma kecerdasan buatan yang meniru proses pengambilan keputusan manusia.
Selain itu, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana ekspektasi membentuk pilihan kita. Ekspektasi kita didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan sebelumnya, dan mereka dapat memengaruhi cara kita menafsirkan informasi dan membuat keputusan. Dengan memahami bagaimana ekspektasi memengaruhi pengambilan keputusan, kita dapat menjadi lebih sadar akan bias kita sendiri dan membuat pilihan yang lebih rasional.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam ilmu pengetahuan. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya dari berbagai laboratorium, para peneliti mampu mencapai sesuatu yang tidak mungkin dilakukan secara individual. Kolaborasi ini telah menghasilkan kumpulan data yang sangat berharga yang akan terus menginformasikan penelitian di bidang ilmu saraf selama bertahun-tahun yang akan datang.
Secara keseluruhan, penelitian ini merupakan pencapaian yang luar biasa yang telah memberikan wawasan baru tentang cara kerja otak saat seseorang mengambil keputusan. Dengan menggunakan teknologi canggih dan pendekatan kolaboratif, para peneliti telah mampu mengungkap kompleksitas aktivitas saraf yang mendasari pengambilan keputusan. Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi yang luas untuk berbagai bidang dan akan terus menginspirasi penelitian di masa depan tentang otak dan perilaku.
Penelitian ini juga membuka jalan bagi penelitian di masa depan yang dapat menyelidiki lebih dalam tentang bagaimana otak memproses informasi, membuat prediksi, dan belajar dari pengalaman. Dengan memahami mekanisme kompleks ini, kita dapat mengembangkan intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya investasi dalam ilmu pengetahuan dasar. Dengan mendukung penelitian yang berisiko tinggi dan berimbalan tinggi, kita dapat membuka penemuan baru yang dapat mengubah dunia. Penelitian tentang otak dan perilaku memiliki potensi untuk mengatasi beberapa tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat saat ini, mulai dari penyakit mental hingga kecanduan.
Sebagai kesimpulan, penelitian tentang cara kerja otak saat seseorang mengambil keputusan merupakan pencapaian yang signifikan yang telah memberikan wawasan baru tentang mekanisme kompleks yang mendasari proses ini. Dengan menggunakan teknologi canggih dan pendekatan kolaboratif, para peneliti telah mampu mengungkap kompleksitas aktivitas saraf yang mendasari pengambilan keputusan. Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi yang luas untuk berbagai bidang dan akan terus menginspirasi penelitian di masa depan tentang otak dan perilaku. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya investasi dalam ilmu pengetahuan dasar dan kolaborasi dalam ilmu pengetahuan.