Pengguna ChatGPT Kebanyakan Anak Muda, Dipakai Ngapain Aja?

  • Maskobus
  • Sep 19, 2025

Laporan terbaru dari OpenAI mengenai demografi pengguna ChatGPT dan pola pemanfaatannya menghadirkan sejumlah temuan menarik yang patut dicermati. Data yang terkumpul dalam laporan setebal 62 halaman ini memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana chatbot AI ini telah merambah berbagai lapisan masyarakat dan bagaimana ia diintegrasikan ke dalam aktivitas sehari-hari.

Salah satu poin utama yang menonjol adalah pertumbuhan eksponensial jumlah pengguna ChatGPT. Saat ini, platform ini membanggakan lebih dari 700 juta pengguna di seluruh dunia, yang setara dengan hampir 10% dari populasi dewasa global. Lonjakan ini sangat signifikan jika dibandingkan dengan awal tahun 2024, ketika jumlah pengguna baru mencapai 100 juta. Pertumbuhan yang pesat ini menunjukkan adopsi teknologi AI yang semakin luas dan penerimaan ChatGPT sebagai alat yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan.

Peningkatan jumlah pengguna juga berdampak langsung pada volume pesan yang harus diproses oleh ChatGPT setiap harinya. Pada Juni 2024, sistem memproses sekitar 451 juta permintaan harian. Angka ini kemudian melonjak drastis menjadi 2,6 miliar permintaan dalam sehari pada Juni 2025. Peningkatan yang luar biasa ini menggarisbawahi beban kerja yang signifikan yang harus ditangani oleh infrastruktur OpenAI dan kebutuhan untuk terus meningkatkan kapasitas pemrosesan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Menariknya, laporan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar pengguna ChatGPT tidak memanfaatkannya untuk tujuan pekerjaan. Pada Juni 2025, 73% dari pesan yang diproses dikategorikan sebagai non-pekerjaan, meningkat dari 53% pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa ChatGPT tidak hanya menjadi alat produktivitas profesional, tetapi juga menjadi sumber daya yang populer untuk kegiatan pribadi, hiburan, dan pembelajaran.

Secara demografis, anak muda mendominasi basis pengguna ChatGPT. Studi tersebut menemukan bahwa 46% dari semua pengguna yang mengungkapkan usia mereka berada dalam rentang 18-25 tahun. Hal ini tidak mengherankan, mengingat anak muda cenderung lebih terbuka terhadap teknologi baru dan lebih mungkin untuk bereksperimen dengan alat-alat digital inovatif. Selain itu, ChatGPT menawarkan berbagai fitur dan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan dan minat anak muda, seperti bantuan dalam menulis, riset, dan mendapatkan informasi.

Pengguna ChatGPT Kebanyakan Anak Muda, Dipakai Ngapain Aja?

Mengenai tujuan penggunaan, sebagian besar pengguna ChatGPT meminta bantuan dalam penelitian atau mencari nasihat, daripada menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Sekitar setengah dari pesan pengguna berisi pertanyaan tentang nasihat atau informasi, sementara sekitar sepertiga meminta ChatGPT untuk menyelesaikan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna melihat ChatGPT sebagai sumber pengetahuan dan panduan yang dapat diandalkan, serta alat untuk meningkatkan produktivitas.

Lebih lanjut, laporan tersebut menguraikan tugas-tugas spesifik yang paling sering dilakukan pengguna dengan bantuan ChatGPT. Sebagian besar pengguna menggunakan platform ini untuk membantu menulis, mencari pedoman praktis, atau mencari informasi. Hampir 40% percakapan pengguna terkait pekerjaan melibatkan penulisan pesan atau email. Hal ini menunjukkan bahwa ChatGPT sangat membantu dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan efisiensi dalam lingkungan profesional.

Selain itu, laporan tersebut menyoroti perubahan menarik dalam distribusi gender pengguna ChatGPT. Pada awalnya, ketika ChatGPT pertama kali diluncurkan pada tahun 2022, sekitar 80% dari pengguna aktif mingguan adalah laki-laki. Namun, seiring berjalannya waktu, kesenjangan gender ini semakin menyempit. Kini, pengguna perempuan menjadi mayoritas, dengan sekitar 52% pengguna ChatGPT memiliki nama feminin, naik 37% dari tahun 2024. Pergeseran ini menunjukkan bahwa ChatGPT semakin menarik bagi audiens yang lebih luas dan beragam.

Menariknya, terdapat perbedaan dalam cara laki-laki dan perempuan menggunakan ChatGPT. Pengguna dengan nama feminin cenderung menggunakan ChatGPT untuk menulis dan mencari panduan praktis, sementara pengguna dengan nama maskulin cenderung mencari informasi dan bantuan teknis atau multimedia. Perbedaan ini mungkin mencerminkan preferensi dan minat yang berbeda antara kedua kelompok gender, atau mungkin juga mencerminkan stereotip gender yang masih ada dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, laporan OpenAI tentang demografi pengguna ChatGPT dan pola pemanfaatannya memberikan wawasan berharga tentang bagaimana teknologi AI ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan banyak orang. Pertumbuhan pengguna yang pesat, dominasi anak muda, dan pergeseran dalam distribusi gender menunjukkan bahwa ChatGPT memiliki potensi untuk terus berkembang dan mempengaruhi berbagai aspek masyarakat.

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan implikasi etis dan sosial dari penggunaan ChatGPT yang meluas. Misalnya, ada kekhawatiran tentang potensi penyebaran informasi yang salah, bias algoritmik, dan dampak terhadap lapangan kerja. Oleh karena itu, penting bagi pengembang, pembuat kebijakan, dan pengguna untuk bekerja sama untuk memastikan bahwa ChatGPT digunakan secara bertanggung jawab dan etis, serta memberikan manfaat bagi semua orang.

Di masa depan, OpenAI dan organisasi lain yang mengembangkan teknologi AI perlu terus memantau dan menganalisis bagaimana ChatGPT digunakan, serta mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko dan tantangan. Dengan melakukan hal ini, kita dapat memastikan bahwa teknologi AI digunakan untuk kebaikan dan membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan literasi AI di kalangan masyarakat. Banyak orang mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana ChatGPT bekerja atau bagaimana ia dapat digunakan secara efektif. Dengan memberikan edukasi dan pelatihan yang tepat, kita dapat memberdayakan orang untuk menggunakan ChatGPT secara bertanggung jawab dan memaksimalkan manfaatnya.

Penting juga untuk mendorong inovasi dan pengembangan teknologi AI yang lebih inklusif dan beragam. Hal ini dapat membantu mengurangi bias algoritmik dan memastikan bahwa teknologi AI bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat, tanpa memandang usia, gender, ras, atau latar belakang lainnya.

Pada akhirnya, masa depan ChatGPT dan teknologi AI lainnya akan bergantung pada bagaimana kita memilih untuk menggunakannya. Dengan pendekatan yang bijaksana dan bertanggung jawab, kita dapat memanfaatkan potensi teknologi AI untuk memecahkan masalah-masalah kompleks, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Sebagai kesimpulan, laporan OpenAI tentang pengguna ChatGPT memberikan gambaran yang menarik tentang adopsi dan penggunaan teknologi AI ini. Pertumbuhan pengguna yang pesat, dominasi anak muda, dan perubahan dalam distribusi gender menunjukkan bahwa ChatGPT memiliki potensi untuk terus berkembang dan mempengaruhi berbagai aspek masyarakat. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan implikasi etis dan sosial dari penggunaan ChatGPT yang meluas dan untuk memastikan bahwa teknologi AI digunakan secara bertanggung jawab dan etis, serta memberikan manfaat bagi semua orang. Dengan pendekatan yang bijaksana dan bertanggung jawab, kita dapat memanfaatkan potensi teknologi AI untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :