Kemajuan teknologi yang pesat telah menempatkan kecerdasan buatan (AI) dan keamanan data sebagai fondasi krusial bagi keberhasilan bisnis di era digital ini. Lebih dari sekadar alat, AI telah menjadi kekuatan transformatif yang meresap ke dalam berbagai aspek operasional perusahaan, mulai dari pengambilan keputusan hingga interaksi pelanggan. Namun, dengan kekuatan besar datang tanggung jawab besar. Data dan etika memegang peranan sentral dalam memastikan bahwa penerapan AI dilakukan secara bertanggung jawab, berkelanjutan, dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat secara luas.
Dalam konferensi teknologi LeadX 2025 yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2025, Direktur Utama PT Intikom Berlian Mustika, Agus Susanto, menyoroti pentingnya pemahaman mendalam tentang bagaimana AI dapat diterapkan secara efektif di masing-masing perusahaan. Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, kemampuan untuk memanfaatkan AI secara strategis menjadi pembeda utama antara perusahaan yang berkembang dan yang tertinggal. Agus menekankan bahwa pelaku usaha perlu memiliki visi yang jelas tentang bagaimana AI dapat mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
Namun, implementasi AI yang sukses tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis. Keamanan data menjadi prioritas utama dalam melindungi informasi sensitif dari ancaman siber yang semakin canggih. Agus menekankan bahwa investasi dalam sistem keamanan data yang kuat sangat penting untuk membentengi pertahanan perusahaan dari potensi serangan yang dapat merusak reputasi, mengganggu operasional, dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Konferensi LeadX 2025 menjadi wadah yang ideal bagi para peserta untuk mendapatkan pembaruan terkini tentang praktik terbaik dalam proteksi data, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi aset digital mereka.
Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari 100 perusahaan lintas sektor, yang mencerminkan luasnya dampak AI di berbagai industri. Perwakilan dari sektor perbankan, asuransi, manufaktur, telekomunikasi, dan distribusi berkumpul untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan tentang penerapan AI di bidang masing-masing. Kehadiran beragam peserta ini menciptakan lingkungan kolaboratif yang kondusif untuk bertukar ide, membangun jaringan, dan mengidentifikasi peluang sinergi yang dapat mempercepat adopsi AI di Indonesia.
Salah satu isu krusial yang menjadi fokus perhatian dalam konferensi ini adalah keamanan data pribadi dan data perusahaan yang berkaitan dengan hak cipta. Di era digital, data telah menjadi aset berharga yang perlu dilindungi dengan cermat. Pelanggaran data tidak hanya dapat merugikan individu yang datanya dicuri, tetapi juga dapat merusak reputasi perusahaan dan mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius. Selain itu, perlindungan hak cipta menjadi semakin penting dalam konteks AI, karena sistem AI seringkali menggunakan data yang dilindungi hak cipta sebagai dasar untuk pembelajaran dan pengembangan.
Agus memberikan contoh konkret tentang pentingnya perlindungan hak cipta dalam industri manufaktur. Hasil desain sebuah kapal atau pesawat terbang merupakan aset intelektual yang bernilai tinggi dan harus dilindungi dari upaya pencurian atau peniruan oleh pihak lain. Dalam konteks AI, risiko pelanggaran hak cipta semakin meningkat karena sistem AI dapat mereferensi data yang sebenarnya memiliki hak cipta tanpa izin yang jelas. Oleh karena itu, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang ketat untuk mengatur penggunaan data orang lain secara sembarangan, dengan tujuan untuk melindungi hak-hak individu dan perusahaan serta mendorong inovasi yang bertanggung jawab.
Direktur Intikom, Sudimin Mina, menambahkan bahwa ada tiga pilar utama yang mendasari penggunaan AI yang bertanggung jawab, yaitu data, keamanan, dan etika. Data merupakan bahan bakar yang menggerakkan sistem AI, namun data tersebut harus dikelola dengan cermat dan dilindungi dari akses yang tidak sah. Keamanan data menjadi kunci untuk mencegah kebocoran informasi sensitif dan memastikan integritas data yang digunakan oleh sistem AI. Namun, keamanan data saja tidak cukup. Etika juga memegang peranan penting dalam memastikan bahwa AI digunakan untuk tujuan yang baik dan tidak merugikan masyarakat.
Sudimin menekankan bahwa data pelanggan hanya dapat digunakan setelah mendapatkan izin yang jelas sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Undang-undang ini memberikan hak kepada individu untuk mengontrol data pribadi mereka dan membatasi penggunaan data tersebut oleh perusahaan. Pelanggaran terhadap undang-undang ini dapat mengakibatkan sanksi hukum yang berat, termasuk denda dan tuntutan pidana. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki sistem dan prosedur yang memadai untuk mematuhi peraturan perlindungan data pribadi dan menghormati hak-hak individu.
Sudimin menegaskan bahwa sinergi antara inovasi, keamanan, dan etika merupakan kunci untuk membangun ekosistem digital yang berkelanjutan di Indonesia. Inovasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru, namun inovasi tersebut harus diimbangi dengan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data dan infrastruktur digital. Selain itu, etika memegang peranan penting dalam memastikan bahwa inovasi teknologi digunakan untuk tujuan yang baik dan tidak merugikan masyarakat.
Konferensi LeadX 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat ekosistem digital di Indonesia dan mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab. Dengan menekankan pentingnya data, keamanan, dan etika, konferensi ini bertujuan untuk menginspirasi para pelaku usaha untuk mengembangkan solusi AI yang inovatif, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat. Melalui kolaborasi dan pertukaran pengetahuan, para peserta konferensi dapat belajar dari pengalaman satu sama lain dan membangun jaringan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.
Sudimin menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa etika harus dijaga dengan baik dalam setiap aspek penggunaan AI. Keamanan juga sama pentingnya, karena data merupakan aset yang berharga yang perlu dilindungi dari ancaman siber. Etika harus dipertimbangkan sejak awal, mulai dari desain solusi AI hingga implementasi dan penggunaan data. Dengan memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab, kita dapat memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat dan meminimalkan risiko yang terkait dengannya.
Secara keseluruhan, konferensi LeadX 2025 menyoroti pentingnya data dan etika dalam penggunaan AI. Dengan menekankan pentingnya keamanan data, perlindungan hak cipta, dan kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data pribadi, konferensi ini bertujuan untuk mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di Indonesia. Melalui kolaborasi dan pertukaran pengetahuan, para peserta konferensi dapat membangun ekosistem digital yang kuat dan memastikan bahwa AI digunakan untuk tujuan yang baik dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat secara luas. Dengan menjaga etika dan keamanan dalam setiap aspek penggunaan AI, kita dapat memaksimalkan potensinya untuk mendorong inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial.