Bella Hadid, model internasional ternama, baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah perjuangannya melawan penyakit Lyme menjadi perhatian. Kabar ini mencuat setelah ibunya, Yolanda Hadid, membagikan potret Bella yang tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Yolanda mengungkapkan betapa beratnya menyaksikan putrinya berjuang melawan penyakit kronis ini, yang ternyata telah diderita Bella sejak usia 16 tahun. Kondisi Bella Hadid yang memprihatinkan ini memicu rasa ingin tahu publik mengenai penyakit Lyme, penyebab, gejala, dan dampaknya bagi kesehatan.
Penyakit Lyme: Infeksi Bakteri yang Kompleks
Penyakit Lyme adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu berkaki rusa (deer tick) yang terinfeksi. Kutu ini biasanya ditemukan di area berumput, semak belukar, dan hutan, terutama di wilayah Amerika Serikat bagian timur laut, Midwest, dan Atlantik tengah, serta di beberapa wilayah Eropa dan Kanada. Penyakit Lyme dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, jantung, dan sistem saraf, sehingga menimbulkan berbagai gejala yang kompleks dan seringkali sulit didiagnosis.
Penyebab Penyakit Lyme: Gigitan Kutu yang Terinfeksi
Penyebab utama penyakit Lyme adalah gigitan kutu berkaki rusa yang terinfeksi bakteri Borrelia burgdorferi. Kutu ini biasanya berukuran sangat kecil, sehingga gigitannya seringkali tidak disadari. Bakteri Borrelia burgdorferi masuk ke dalam tubuh manusia melalui air liur kutu saat menghisap darah. Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri ini dapat menyebar melalui aliran darah ke berbagai organ dan jaringan, menyebabkan infeksi dan peradangan.
Faktor Risiko Penyakit Lyme
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Lyme, antara lain:
- Tinggal atau menghabiskan waktu di daerah endemik Lyme: Orang yang tinggal atau sering mengunjungi daerah yang banyak terdapat kutu berkaki rusa memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Lyme.
- Sering beraktivitas di luar ruangan: Orang yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan, seperti hiking, berkemah, atau berkebun, lebih berisiko terkena gigitan kutu.
- Tidak menggunakan tindakan pencegahan: Tidak menggunakan tindakan pencegahan, seperti mengenakan pakaian yang menutupi kulit, menggunakan obat pengusir serangga, dan memeriksa tubuh setelah beraktivitas di luar ruangan, dapat meningkatkan risiko terkena gigitan kutu.
- Melepas kutu dengan tidak benar: Melepas kutu dengan cara yang tidak benar, seperti memencet atau membakar kutu, dapat meningkatkan risiko penularan bakteri Borrelia burgdorferi.
Gejala Penyakit Lyme: Tahapan dan Manifestasi Klinis
Gejala penyakit Lyme dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat muncul dalam beberapa tahapan. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sementara yang lain dapat mengalami gejala yang parah dan melumpuhkan.
-
Tahap Awal (Localized Lyme Disease): Gejala awal penyakit Lyme biasanya muncul dalam 3 hingga 30 hari setelah gigitan kutu. Gejala yang paling umum adalah ruam kulit yang disebut erythema migrans (EM). Ruam ini biasanya berbentuk lingkaran merah yang meluas dari lokasi gigitan kutu, dan seringkali memiliki area yang lebih terang di tengahnya, sehingga terlihat seperti target atau sasaran tembak. Gejala lain yang mungkin muncul pada tahap awal meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri otot dan sendi
- Pembengkakan kelenjar getah bening
-
Tahap Diseminasi Awal (Early Disseminated Lyme Disease): Jika tidak diobati, infeksi Lyme dapat menyebar ke bagian tubuh lain dalam beberapa minggu atau bulan. Pada tahap ini, gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Ruam EM tambahan di bagian tubuh lain
- Nyeri sendi yang berpindah-pindah
- Nyeri saraf
- Kelemahan otot wajah (Bell’s palsy)
- Detak jantung tidak teratur (Lyme carditis)
- Meningitis (radang selaput otak)
-
Tahap Diseminasi Lanjut (Late Disseminated Lyme Disease): Jika infeksi Lyme tidak diobati selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius dan kronis. Gejala yang mungkin muncul pada tahap ini meliputi:
- Artritis Lyme (radang sendi kronis)
- Neuropati (kerusakan saraf)
- Ensefalopati (gangguan fungsi otak)
- Gangguan memori dan konsentrasi
- Kelelahan kronis
Diagnosis Penyakit Lyme
Diagnosis penyakit Lyme dapat menjadi tantangan karena gejalanya yang bervariasi dan mirip dengan penyakit lain. Dokter biasanya akan mendiagnosis penyakit Lyme berdasarkan riwayat paparan kutu, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan laboratorium.
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda penyakit Lyme, seperti ruam EM, pembengkakan sendi, atau kelemahan otot wajah.
-
Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan laboratorium dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis penyakit Lyme. Pemeriksaan yang paling umum digunakan adalah:
- ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay): Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Borrelia burgdorferi dalam darah.
- Western Blot: Pemeriksaan ini digunakan untuk mengkonfirmasi hasil ELISA yang positif.
- PCR (Polymerase Chain Reaction): Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi DNA bakteri Borrelia burgdorferi dalam sampel darah atau cairan sendi.
Pengobatan Penyakit Lyme
Pengobatan penyakit Lyme biasanya melibatkan penggunaan antibiotik. Jenis dan durasi pengobatan antibiotik tergantung pada tahap penyakit dan gejala yang dialami pasien.
- Tahap Awal: Pada tahap awal, penyakit Lyme biasanya dapat diobati dengan antibiotik oral, seperti doksisiklin, amoksisilin, atau sefuroksim. Durasi pengobatan biasanya 10 hingga 21 hari.
- Tahap Diseminasi: Pada tahap diseminasi, penyakit Lyme mungkin memerlukan pengobatan dengan antibiotik intravena (IV), seperti seftriakson atau penisilin. Durasi pengobatan biasanya 14 hingga 28 hari.
- Tahap Lanjut: Pada tahap lanjut, penyakit Lyme mungkin memerlukan pengobatan jangka panjang dengan antibiotik, serta terapi lain untuk mengatasi gejala yang dialami.
Pencegahan Penyakit Lyme
Pencegahan penyakit Lyme sangat penting untuk mengurangi risiko terinfeksi bakteri Borrelia burgdorferi. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Hindari daerah endemik Lyme: Jika memungkinkan, hindari daerah yang banyak terdapat kutu berkaki rusa.
- Gunakan pakaian yang menutupi kulit: Kenakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki saat berada di luar ruangan, terutama di daerah berumput, semak belukar, atau hutan.
- Gunakan obat pengusir serangga: Oleskan obat pengusir serangga yang mengandung DEET (N,N-diethyl-meta-toluamide) pada kulit dan pakaian.
- Periksa tubuh secara teratur: Periksa tubuh secara teratur setelah beraktivitas di luar ruangan untuk mencari kutu.
- Lepaskan kutu dengan benar: Jika menemukan kutu, lepaskan segera dengan menggunakan pinset. Pegang kutu sedekat mungkin dengan kulit dan tarik lurus ke atas dengan mantap. Jangan memencet atau membakar kutu.
- Mandi setelah beraktivitas di luar ruangan: Mandi setelah beraktivitas di luar ruangan dapat membantu menghilangkan kutu yang mungkin menempel pada kulit.
Dukungan dan Harapan bagi Bella Hadid dan Penderita Lyme Lainnya
Kisah Bella Hadid yang berjuang melawan penyakit Lyme memberikan kesadaran yang lebih besar tentang penyakit ini dan dampaknya bagi kehidupan penderitanya. Dukungan dari keluarga, teman, dan penggemar sangat penting bagi Bella dan penderita Lyme lainnya untuk menghadapi tantangan yang mereka hadapi. Dengan penelitian yang terus berlanjut dan upaya pencegahan yang ditingkatkan, diharapkan pengobatan dan pencegahan penyakit Lyme dapat semakin efektif di masa depan.
Penyakit Lyme adalah penyakit kompleks yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan penanganan yang tepat. Dengan meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini, kita dapat membantu mencegah penyebaran penyakit Lyme dan memberikan dukungan kepada mereka yang terkena dampaknya.