Peringkat Terbaru Internet Asia Tenggara: Indonesia Masih Tertinggal, Meski Ada Peningkatan

  • Maskobus
  • Sep 18, 2025

Analisis Mendalam Kecepatan Internet di Asia Tenggara: Indonesia Berjuang di Tengah Peningkatan Global

Laporan terbaru Speedtest Global Index per Agustus 2025 memberikan gambaran komprehensif mengenai kecepatan internet di seluruh dunia, dengan fokus khusus pada performa di wilayah Asia Tenggara. Meskipun Indonesia menunjukkan peningkatan dalam kecepatan internet rata-rata, negara ini masih bergulat dengan posisinya sebagai salah satu yang terlambat di kawasan ini. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai data yang terungkap, menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi pada situasi ini, dan mengeksplorasi implikasi bagi perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia.

Kecepatan Internet Mobile: Peningkatan yang Belum Signifikan

Dalam kategori internet mobile, Indonesia mencatatkan kecepatan download rata-rata sebesar 45,01 Mbps dan kecepatan upload sebesar 16,02 Mbps, dengan latensi 22 ms. Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangga yang menduduki peringkat lima besar di Asia Tenggara. Peringkat Indonesia pada bulan Agustus 2025 tetap sama seperti bulan sebelumnya, dengan Brunei Darussalam memimpin dan Laos berada di posisi terbawah.

Berikut adalah peringkat lengkap kecepatan internet mobile di Asia Tenggara per Agustus 2025:

Peringkat Terbaru Internet Asia Tenggara: Indonesia Masih Tertinggal, Meski Ada Peningkatan

  1. Brunei Darussalam: 184,86 Mbps (peringkat global: 9)
  2. Singapura: 164,75 Mbps (peringkat global: 12)
  3. Vietnam: 152,17 Mbps (peringkat global: 16)
  4. Malaysia: 143,56 Mbps (peringkat global: 20)
  5. Thailand: 124,33 Mbps (peringkat global: 30)
  6. Filipina: 59,64 Mbps (peringkat global: 66)
  7. Kamboja: 53,58 Mbps (peringkat global: 76)
  8. Indonesia: 45,01 Mbps (peringkat global: 83)
  9. Laos: 42,94 Mbps (peringkat global: 86)

Secara global, Indonesia berada di peringkat 83 dari 104 negara. Meskipun peringkat ini menunjukkan peningkatan tiga posisi dari bulan sebelumnya (peringkat 86), masih ada ruang yang signifikan untuk perbaikan.

Kecepatan Internet Fixed Broadband: Tantangan Serupa

Situasi serupa terlihat pada layanan internet fixed broadband di Indonesia. Kecepatan download rata-rata tercatat sebesar 39,88 Mbps, kecepatan upload 26,61 Mbps, dan latensi 7 ms. Indonesia masih menduduki peringkat sembilan di Asia Tenggara, meskipun secara global posisinya naik dua peringkat dari bulan sebelumnya. Singapura tetap menjadi negara dengan internet fixed broadband tercepat di Asia Tenggara dan dunia, dengan kecepatan mencapai 386,96 Mbps.

Berikut adalah peringkat lengkap kecepatan internet fixed broadband di Asia Tenggara per Agustus 2025:

  1. Singapura: 394,30 Mbps (peringkat global: 1)
  2. Thailand: 262,42 Mbps (peringkat global: 9)
  3. Vietnam: 261,80 Mbps (peringkat global: 10)
  4. Malaysia: 154,03 Mbps (peringkat global: 41)
  5. Filipina: 105,17 Mbps (peringkat global: 54)
  6. Brunei Darussalam: 83,14 Mbps (peringkat global: 78)
  7. Kamboja: 49,32 Mbps (peringkat global: 105)
  8. Laos: 47,46 Mbps (peringkat global: 109)
  9. Indonesia: 39,88 Mbps (peringkat global: 116)
  10. Myanmar: 26,90 Mbps (peringkat global: 132)

Perbandingan Global: Gambaran yang Lebih Luas

Speedtest Global Index Agustus 2025 menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan internet mobile global mencapai 90,69 Mbps untuk download, 13,06 Mbps untuk upload, dan latensi 25 ms. Sementara itu, rata-rata kecepatan internet fixed broadband global mencapai 104,43 Mbps untuk download, 56,59 Mbps untuk upload, dengan latensi 8 ms. Data ini menyoroti kesenjangan yang signifikan antara kecepatan internet di Indonesia dan rata-rata global, baik untuk koneksi mobile maupun fixed broadband.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Internet di Indonesia

Beberapa faktor berkontribusi pada kecepatan internet yang relatif lambat di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Faktor-faktor ini meliputi:

  • Infrastruktur yang Terbatas: Keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, menjadi hambatan utama. Jaringan fiber optik belum merata di seluruh wilayah Indonesia, dan masih banyak daerah yang mengandalkan teknologi yang lebih tua seperti kabel tembaga.
  • Kepadatan Penduduk: Indonesia adalah negara dengan populasi yang besar dan padat, terutama di pulau Jawa. Kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan kemacetan jaringan dan memperlambat kecepatan internet.
  • Investasi yang Kurang: Investasi dalam infrastruktur telekomunikasi dan teknologi baru masih belum mencukupi. Diperlukan investasi yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas jaringan dan memperluas jangkauan layanan internet.
  • Regulasi yang Kompleks: Regulasi yang kompleks dan birokrasi yang berbelit-belit dapat menghambat investasi dan inovasi di sektor telekomunikasi.
  • Harga yang Tidak Terjangkau: Harga layanan internet masih relatif mahal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini membatasi akses internet dan memperlambat pertumbuhan pasar.
  • Kurangnya Kesadaran: Kurangnya kesadaran tentang pentingnya internet dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari juga menjadi faktor penghambat. Edukasi dan sosialisasi perlu ditingkatkan untuk mendorong adopsi internet yang lebih luas.

Implikasi bagi Perkembangan Ekonomi dan Sosial

Kecepatan internet yang lambat memiliki implikasi yang signifikan bagi perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia. Beberapa implikasi tersebut meliputi:

  • Hambatan Pertumbuhan Ekonomi: Kecepatan internet yang lambat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti e-commerce, fintech, dan layanan digital.
  • Kesenjangan Digital: Kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan semakin lebar, karena akses internet yang terbatas di daerah-daerah terpencil. Hal ini dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
  • Keterbatasan Pendidikan: Akses internet yang terbatas dapat membatasi akses terhadap pendidikan dan pelatihan online, yang semakin penting di era digital. Hal ini dapat menghambat peningkatan kualitas sumber daya manusia.
  • Kurangnya Inovasi: Kecepatan internet yang lambat dapat menghambat inovasi dan kreativitas, karena para pelaku usaha dan masyarakat kesulitan untuk mengakses informasi dan berkolaborasi secara online.
  • Persaingan Global: Indonesia akan semakin sulit bersaing dengan negara-negara lain di dunia yang memiliki infrastruktur internet yang lebih baik. Hal ini dapat mempengaruhi daya saing ekonomi dan investasi asing.

Langkah-langkah yang Diperlukan untuk Meningkatkan Kecepatan Internet di Indonesia

Untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kecepatan internet di Indonesia, diperlukan langkah-langkah komprehensif yang melibatkan pemerintah, penyedia layanan internet (ISP), dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Investasi Infrastruktur: Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur telekomunikasi, terutama jaringan fiber optik, untuk memperluas jangkauan layanan internet ke seluruh wilayah Indonesia.
  • Penyederhanaan Regulasi: Pemerintah perlu menyederhanakan regulasi dan birokrasi di sektor telekomunikasi untuk mendorong investasi dan inovasi.
  • Penurunan Harga: Pemerintah perlu mendorong ISP untuk menurunkan harga layanan internet agar lebih terjangkau bagi masyarakat luas. Subsidi atau program bantuan dapat diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
  • Peningkatan Kapasitas Jaringan: ISP perlu meningkatkan kapasitas jaringan mereka untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan kecepatan internet.
  • Pengembangan Teknologi Baru: Pemerintah dan ISP perlu berinvestasi dalam pengembangan teknologi baru seperti 5G dan Wi-Fi 6 untuk meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan internet.
  • Edukasi dan Sosialisasi: Pemerintah perlu meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya internet dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Program pelatihan dan literasi digital perlu ditingkatkan.
  • Kemitraan Publik-Swasta: Pemerintah perlu menjalin kemitraan dengan sektor swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan meningkatkan kualitas layanan internet.

Kesimpulan

Meskipun Indonesia menunjukkan peningkatan dalam kecepatan internet rata-rata, negara ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Tantangan ini memerlukan tindakan komprehensif dari pemerintah, ISP, dan masyarakat untuk meningkatkan infrastruktur, menyederhanakan regulasi, menurunkan harga, dan meningkatkan kesadaran. Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat meningkatkan kecepatan internet, mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan digital, dan meningkatkan daya saing global. Peningkatan kecepatan internet bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang membuka peluang baru bagi inovasi, pendidikan, dan kemajuan sosial di seluruh negeri. Masa depan Indonesia di era digital sangat bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi tantangan ini dan membangun infrastruktur internet yang kuat dan inklusif.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :