Pesan Bapak AI ke Anak Muda: Berlatihlah Jadi Tukang Ledeng

  • Maskobus
  • Aug 20, 2025

Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer yang dijuluki "Bapak AI" dan juga seorang peraih Nobel, memberikan pesan penting bagi generasi muda di tengah kekhawatiran akan dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap lapangan pekerjaan. Hinton menyarankan agar anak muda mempertimbangkan profesi yang melibatkan keterampilan manual, khususnya menjadi tukang ledeng.

Pernyataan Hinton ini didasari oleh keyakinan bahwa pekerjaan yang mengandalkan tenaga kerja manual memiliki risiko paling rendah untuk digantikan oleh AI atau teknologi. Meskipun seringkali dianggap kurang bergengsi, pekerjaan-pekerjaan seperti ini menawarkan keamanan jangka panjang bagi para pekerja yang mampu melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh komputer.

"Saya pikir tukang ledeng risikonya kecil. Seseorang seperti asisten hukum, paralegal, mereka tidak akan dibutuhkan untuk waktu yang lama," ujar Hinton seperti dikutip dari NBC.

Pekerjaan terampil kerah biru menawarkan keamanan jangka panjang bagi pekerja yang dapat melakukan apa yang tidak dapat dilakukan komputer. Bulan lalu, Microsoft mengungkap pekerjaan yang dapat terancam AI. Di puncak adalah penerjemah, sejarawan, perwakilan layanan pelanggan dan penjualan, serta penulis. Beberapa peran yang dianggap aman termasuk tukang atap, operator kereta api, pekerja pemindah bahan berbahaya, dan tukang cat. Ahli flebotomi dan asisten perawat juga dianggap aman.

Pekerjaan manual diperkirakan tetap ada dalam jangka panjang. "Otomatisasi merupakan ancaman rendah bagi pekerjaan-pekerjaan ini karena melibatkan orang yang memasang peralatan secara manual, dan banyak dari mereka yang melakukannya mendekati masa pensiun," kata Tony Spagnoli, dari North American Technician Excellence.

Pesan Bapak AI ke Anak Muda: Berlatihlah Jadi Tukang Ledeng

Bagi banyak orang, hanya masalah waktu sebelum kekurangan pekerjaan terkait AI mulai berdampak keras. "Inovasi terkait kecerdasan buatan (AI) dapat menggantikan 6-7% tenaga kerja AS jika AI diadopsi secara luas," kata Goldman Sachs.

Pekerjaan kerah biru pun dilirik. Platform Resume Builder merilis survei terhadap lebih dari 1.400 orang dewasa Geni Z. Di antara temuan adalah 42% responden, banyak di antaranya sarjana, sudah bekerja atau mengejar pekerjaan kerah biru atau pekerjaan terampil. Motivasi utama termasuk menghindari utang mahasiswa dan mengurangi risiko diganti AI.

Bagi Generasi Z tanpa gelar, pekerjaan kerah biru menawarkan jalur menuju stabilitas keuangan tanpa beban pinjaman mahasiswa di AS. Meski demikian, tidak berarti pekerjaan kerah biru akan 100% aman.

"Robotika benar-benar akan datang."Robotika akan mulai menggantikan pekerjaan tingkat pemula, seperti mengemudikan truk dan memindahkan peralatan, tetapi mungkin perlu waktu untuk mulai memahami pekerjaan yang kompleks ini," kata Andrew Reece, kepala ilmuwan AI di BetterUP.

Namun peningkatan dalam robotika dan teknologi yang dapat menggantikan manusia di dunia nyata dinilai masih jauh. Sebagian besar AI masih dilatih terutama pada data teks, sehingga hanya memberikan sedikit atau bahkan tidak ada pemahaman tentang dunia nyata.

Saran Hinton ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang potensi AI untuk menggantikan pekerjaan manusia. Laporan dari berbagai lembaga, termasuk Goldman Sachs, memperkirakan bahwa AI dapat menggantikan jutaan pekerjaan di berbagai sektor dalam beberapa tahun mendatang. Pekerjaan-pekerjaan yang paling berisiko adalah pekerjaan yang bersifat repetitif, rutin, dan berbasis data.

Namun, tidak semua pekerjaan akan terpengaruh secara negatif oleh AI. Pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, pemikiran kritis, empati, dan keterampilan interpersonal cenderung lebih aman dari ancaman AI. Selain itu, pekerjaan yang melibatkan interaksi fisik dan keterampilan manual juga relatif aman.

Saran Hinton untuk menjadi tukang ledeng merupakan contoh ekstrem dari jenis pekerjaan yang kemungkinan besar tidak akan digantikan oleh AI dalam waktu dekat. Tukang ledeng membutuhkan keterampilan teknis yang kompleks, kemampuan untuk memecahkan masalah secara kreatif, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan pelanggan secara efektif. Semua keterampilan ini sulit untuk direplikasi oleh AI.

Selain menjadi tukang ledeng, ada banyak pekerjaan kerah biru lainnya yang juga menawarkan keamanan jangka panjang di era AI. Pekerjaan-pekerjaan ini meliputi tukang listrik, tukang kayu, tukang las, mekanik, dan teknisi HVAC. Pekerjaan-pekerjaan ini membutuhkan keterampilan teknis yang kompleks, kemampuan untuk bekerja secara mandiri, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi.

Namun, penting untuk dicatat bahwa bahkan pekerjaan kerah biru pun tidak sepenuhnya kebal terhadap dampak AI. Seiring dengan perkembangan teknologi, AI akan semakin mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, penting bagi para pekerja kerah biru untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dan mempelajari teknologi baru agar tetap relevan di pasar kerja.

Selain itu, penting bagi para pekerja untuk mengembangkan keterampilan yang tidak dapat direplikasi oleh AI, seperti kreativitas, pemikiran kritis, empati, dan keterampilan interpersonal. Keterampilan-keterampilan ini akan menjadi semakin penting di era AI, karena akan memungkinkan para pekerja untuk berkolaborasi dengan AI dan melakukan pekerjaan yang lebih kompleks dan bermakna.

Bagi generasi muda, saran Hinton untuk mempertimbangkan pekerjaan kerah biru merupakan pengingat bahwa tidak semua pekerjaan harus bersifat digital atau berbasis teknologi untuk menjadi sukses dan memuaskan. Pekerjaan kerah biru menawarkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis, bekerja secara mandiri, dan memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat.

Selain itu, pekerjaan kerah biru seringkali menawarkan gaji yang kompetitif dan manfaat yang baik. Dalam beberapa kasus, pekerja kerah biru bahkan dapat menghasilkan lebih banyak uang daripada pekerja kerah putih dengan tingkat pendidikan yang sama.

Oleh karena itu, bagi generasi muda yang mencari pekerjaan yang stabil, memuaskan, dan relatif aman dari ancaman AI, pekerjaan kerah biru merupakan pilihan yang layak untuk dipertimbangkan. Namun, penting untuk diingat bahwa pekerjaan kerah biru membutuhkan kerja keras, dedikasi, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang.

Saran Hinton juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan kejuruan. Pendidikan dan pelatihan kejuruan memberikan para siswa keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk sukses dalam pekerjaan kerah biru. Pendidikan dan pelatihan kejuruan juga membantu para siswa untuk mengembangkan keterampilan yang tidak dapat direplikasi oleh AI, seperti kreativitas, pemikiran kritis, dan keterampilan interpersonal.

Pemerintah dan lembaga pendidikan harus berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk memastikan bahwa para siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di pasar kerja masa depan. Selain itu, pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama dengan industri untuk memastikan bahwa program pendidikan dan pelatihan kejuruan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Pada akhirnya, kunci untuk sukses di era AI adalah dengan mengembangkan keterampilan yang tidak dapat direplikasi oleh AI dan dengan terus belajar dan berkembang sepanjang karir. Pekerjaan kerah biru menawarkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan praktis, bekerja secara mandiri, dan memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat. Namun, penting untuk diingat bahwa pekerjaan kerah biru membutuhkan kerja keras, dedikasi, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang. Dengan keterampilan dan sikap yang tepat, generasi muda dapat sukses di era AI, baik mereka memilih untuk menjadi tukang ledeng, tukang listrik, atau profesional lainnya.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :