Prabowo dan Pimpinan BRICS Gelar Pertemuan Virtual, Bahas Geopolitik-Geoekonomi

  • Maskobus
  • Sep 08, 2025

Presiden Prabowo Subianto pada hari Senin, 8 September 2025, mengikuti pertemuan virtual penting dengan para pemimpin negara anggota BRICS, sebuah forum ekonomi yang semakin berpengaruh di panggung global. Pertemuan ini, yang dihelat secara daring, menjadi platform untuk membahas isu-isu geopolitik dan geoekonomi terkini, serta merumuskan kebijakan perdagangan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bersama di antara negara-negara anggota.

Momen krusial ini dibagikan melalui akun Instagram resmi Presiden Prabowo, di mana terlihat beliau mengikuti jalannya diskusi dari Istana Negara, Jakarta. Keikutsertaan aktif Indonesia dalam forum BRICS ini menggarisbawahi komitmen negara untuk berperan serta dalam arsitektur global yang inklusif dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

"Presiden mengikuti pertemuan bersama pimpinan negara-negara anggota BRICS yang dilangsungkan secara virtual," demikian pernyataan yang disampaikan melalui akun media sosial tersebut. Pernyataan ini menegaskan pentingnya keterlibatan Indonesia dalam forum BRICS sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama multilateral dan mencari solusi bersama terhadap tantangan global.

Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin BRICS secara mendalam membahas perkembangan dinamika geopolitik dan geoekonomi yang kompleks dan saling terkait. Mereka bertukar pandangan mengenai berbagai isu, mulai dari konflik regional hingga perubahan iklim, dan mencari cara untuk mengatasi tantangan-tantangan ini secara kolektif.

Prabowo dan Pimpinan BRICS Gelar Pertemuan Virtual, Bahas Geopolitik-Geoekonomi

Lebih lanjut, pertemuan ini juga menjadi ajang untuk merumuskan kebijakan perdagangan yang inovatif dan adaptif, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Para pemimpin BRICS menyadari bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan yang penting, dan mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang adil, transparan, dan saling menguntungkan.

"Semoga kerja sama yang terjalin dapat terus diperkuat, guna memastikan pembangunan berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan rakyat, serta stabilitas global," demikian harapan yang disampaikan dalam unggahan tersebut. Harapan ini mencerminkan visi Indonesia untuk berkontribusi pada dunia yang lebih adil, sejahtera, dan damai.

Pertemuan virtual ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara BRICS dan perwakilan tingkat tinggi, termasuk Putra Mahkota Abu Dhabi, Syeikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan; Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping; Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin; Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva; Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi; Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa; serta perwakilan dari Iran, India, dan Ethiopia. Kehadiran para pemimpin ini menunjukkan komitmen mereka terhadap forum BRICS dan keinginan untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan global.

BRICS: Kekuatan Ekonomi yang Berkembang

BRICS, yang merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, adalah sebuah kelompok negara yang dipandang sebagai kekuatan ekonomi yang sedang berkembang pesat. Kelompok ini mewakili lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 25% dari PDB global. Sejak didirikan pada tahun 2009, BRICS telah menjadi platform penting bagi negara-negara berkembang untuk menyuarakan kepentingan mereka dan mencari alternatif terhadap tatanan dunia yang didominasi oleh negara-negara maju.

Salah satu inisiatif utama BRICS adalah New Development Bank (NDB), yang didirikan pada tahun 2015. NDB bertujuan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara BRICS dan negara-negara berkembang lainnya. Bank ini dipandang sebagai alternatif terhadap Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), yang sering dikritik karena kebijakan mereka yang dianggap merugikan negara-negara berkembang.

Selain NDB, BRICS juga telah meluncurkan Contingent Reserve Arrangement (CRA), sebuah mekanisme untuk memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara anggota yang mengalami kesulitan neraca pembayaran. CRA dipandang sebagai jaring pengaman keuangan yang penting bagi negara-negara BRICS, terutama dalam menghadapi gejolak ekonomi global.

Peran Indonesia dalam BRICS

Meskipun Indonesia bukan anggota BRICS, negara ini telah menjalin hubungan yang erat dengan kelompok tersebut. Indonesia telah diundang untuk menghadiri beberapa pertemuan BRICS, dan negara ini juga telah bekerja sama dengan negara-negara BRICS dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur.

Keikutsertaan Presiden Prabowo dalam pertemuan virtual dengan para pemimpin BRICS menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan kelompok tersebut. Indonesia memandang BRICS sebagai mitra penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasionalnya, dan negara ini berharap dapat terus meningkatkan kerja sama dengan BRICS di masa depan.

Implikasi Geopolitik dan Geoekonomi

Pertemuan virtual antara Presiden Prabowo dan para pemimpin BRICS memiliki implikasi geopolitik dan geoekonomi yang signifikan. Secara geopolitik, pertemuan ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin aktif dalam diplomasi multilateral dan berusaha untuk memainkan peran yang lebih besar dalam tatanan dunia. Keikutsertaan Indonesia dalam forum BRICS juga menunjukkan bahwa negara ini semakin tertarik untuk menjalin hubungan dengan negara-negara berkembang lainnya, yang dipandang sebagai kekuatan baru dalam politik global.

Secara geoekonomi, pertemuan ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin tertarik untuk memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara BRICS. Negara-negara BRICS merupakan pasar yang besar dan berkembang pesat, dan Indonesia berharap dapat meningkatkan ekspornya ke negara-negara tersebut. Selain itu, Indonesia juga tertarik untuk menarik investasi dari negara-negara BRICS, yang dipandang sebagai sumber modal yang penting untuk pembangunan infrastruktur dan industri.

Tantangan dan Peluang

Meskipun BRICS memiliki potensi yang besar, kelompok ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan kepentingan di antara negara-negara anggota. Negara-negara BRICS memiliki sistem politik dan ekonomi yang berbeda, dan mereka seringkali memiliki pandangan yang berbeda mengenai isu-isu global.

Tantangan lainnya adalah persaingan antara negara-negara BRICS. Negara-negara BRICS bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar dan investasi, dan persaingan ini dapat menghambat kerja sama di antara mereka.

Namun, di samping tantangan-tantangan ini, BRICS juga menawarkan sejumlah peluang bagi negara-negara anggotanya dan negara-negara berkembang lainnya. BRICS dapat menjadi platform untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang dan mencari alternatif terhadap tatanan dunia yang didominasi oleh negara-negara maju. BRICS juga dapat menjadi sumber modal dan teknologi yang penting bagi negara-negara berkembang.

Kesimpulan

Pertemuan virtual antara Presiden Prabowo dan para pemimpin BRICS merupakan peristiwa penting yang menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan kelompok tersebut. BRICS merupakan kekuatan ekonomi yang berkembang pesat dan menawarkan sejumlah peluang bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Dengan memperkuat kerja sama dengan BRICS, Indonesia dapat mencapai tujuan pembangunan nasionalnya dan berkontribusi pada dunia yang lebih adil, sejahtera, dan damai.

Pertemuan ini juga menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran Indonesia dalam lanskap geopolitik dan geoekonomi global yang terus berubah. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan demokrasi yang dinamis, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi jembatan antara negara-negara maju dan berkembang, serta memainkan peran kunci dalam mempromosikan kerja sama multilateral dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan terus menjalin hubungan yang erat dengan BRICS dan kelompok-kelompok regional lainnya, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain penting di panggung global dan berkontribusi pada terciptanya tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.

💬 Tinggalkan Komentar dengan Facebook

Related Post :