Kisah Matt Earner, seorang pria berusia 39 tahun, menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap kesehatan, terutama terkait kanker kolorektal. Pada September 2020, Earner menerima diagnosis yang mengubah hidupnya: kanker kolorektal stadium 4. Perjalanan Earner dari sakit perut biasa hingga diagnosis kanker stadium lanjut menyoroti betapa seringkali gejala awal penyakit ini diabaikan atau disalahartikan.
Earner, seperti dikutip dari Times of India, awalnya merasakan sakit perut yang parah, yang ia kaitkan dengan pesta BBQ keluarga. Namun, dalam waktu dua minggu, rasa sakit itu meningkat secara signifikan, memaksanya untuk mencari pertolongan medis di unit gawat darurat (UGD). Pemindaian CT mengungkapkan adanya penyumbatan di usus besarnya, yang memerlukan operasi darurat. Selama operasi, dokter mengangkat tumor primer dari usus besar Earner. Sayangnya, pemindaian lebih lanjut mengungkapkan metastasis ke hati, yang mengkonfirmasi diagnosis kanker kolorektal stadium 4.
Pengalaman Earner menyoroti tantangan dalam mendeteksi kanker kolorektal pada tahap awal. Gejala awal seringkali tidak spesifik dan dapat disalahartikan sebagai masalah pencernaan ringan. Setelah diagnosisnya, Earner menyadari bahwa ia telah mengabaikan beberapa gejala yang mungkin terkait dengan kankernya. Gejala-gejala ini termasuk sakit perut dan kram yang sering, perubahan kebiasaan buang air besar seperti sembelit atau diare yang terus-menerus, kelelahan ekstrem tanpa penyebab yang jelas, perut kembung, dan darah dalam tinja.
Kanker kolorektal, juga dikenal sebagai kanker usus besar, adalah jenis kanker yang dimulai di usus besar (kolon) atau rektum. Kanker ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh kasus Earner, kanker kolorektal juga dapat menyerang individu yang lebih muda.
Penting untuk memahami faktor risiko, gejala, dan strategi pencegahan kanker kolorektal. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah proaktif, individu dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini dan meningkatkan peluang untuk deteksi dini dan pengobatan yang berhasil.
Faktor Risiko Kanker Kolorektal
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kolorektal. Faktor-faktor ini meliputi:
- Usia: Risiko kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun.
- Riwayat pribadi kanker kolorektal atau polip: Jika Anda pernah menderita kanker kolorektal atau polip adenoma (pertumbuhan prakanker) di usus besar, Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal di masa mendatang.
- Riwayat keluarga kanker kolorektal: Jika Anda memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal, risiko Anda meningkat. Hal ini terutama berlaku jika anggota keluarga Anda didiagnosis pada usia muda.
- Kondisi peradangan usus: Kondisi peradangan kronis pada usus besar, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
- Sindrom genetik: Sindrom genetik tertentu, seperti poliposis adenomatosa familial (FAP) dan sindrom Lynch (kanker kolorektal nonpoliposis herediter atau HNPCC), secara signifikan meningkatkan risiko kanker kolorektal.
- Ras: Orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal dibandingkan dengan ras lain.
- Gaya hidup: Faktor gaya hidup tertentu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, termasuk:
- Diet rendah serat dan tinggi lemak
- Kurangnya aktivitas fisik
- Obesitas
- Merokok
- Konsumsi alkohol berlebihan
Gejala Kanker Kolorektal
Gejala kanker kolorektal dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun pada tahap awal penyakit ini. Namun, seiring pertumbuhan kanker, gejala berikut dapat muncul:
- Perubahan kebiasaan buang air besar: Ini dapat mencakup diare, sembelit, atau perubahan konsistensi tinja yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
- Pendarahan rektal atau darah dalam tinja: Ini mungkin terlihat sebagai darah merah terang atau gelap dalam tinja.
- Ketidaknyamanan perut: Ini dapat mencakup kram, gas, atau nyeri.
- Kelemahan atau kelelahan: Kanker dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan: Penurunan berat badan tanpa mencoba dapat menjadi tanda kanker.
- Merasa bahwa usus tidak kosong sepenuhnya: Ini dikenal sebagai tenesmus.
Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain selain kanker kolorektal. Namun, jika Anda mengalami gejala-gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Pencegahan Kanker Kolorektal
Meskipun tidak mungkin untuk mencegah semua kasus kanker kolorektal, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko Anda:
- Skrining: Skrining kanker kolorektal dapat membantu mendeteksi polip prakanker atau kanker pada tahap awal, ketika lebih mudah diobati. Pilihan skrining termasuk kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, tes darah samar tinja (FOBT), dan tes DNA tinja. Bicaralah dengan dokter Anda tentang pilihan skrining mana yang tepat untuk Anda.
- Diet: Mengadopsi diet sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker kolorektal. Diet sehat meliputi:
- Makan banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian
- Membatasi daging merah dan olahan
- Membatasi makanan tinggi lemak
- Aktivitas fisik: Berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi risiko kanker kolorektal. Usahakan untuk melakukan setidaknya 30 menit aktivitas fisik intensitas sedang setiap hari.
- Berat badan: Mempertahankan berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker kolorektal.
- Berhenti merokok: Merokok meningkatkan risiko banyak jenis kanker, termasuk kanker kolorektal. Jika Anda merokok, berhentilah.
- Batasi konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Jika Anda memilih untuk minum alkohol, lakukanlah dalam jumlah sedang. Ini berarti tidak lebih dari satu minuman per hari untuk wanita dan tidak lebih dari dua minuman per hari untuk pria.
Pengobatan Kanker Kolorektal
Pengobatan kanker kolorektal tergantung pada stadium kanker, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda. Pilihan pengobatan dapat meliputi:
- Pembedahan: Pembedahan adalah pengobatan utama untuk sebagian besar kanker kolorektal. Selama operasi, ahli bedah mengangkat kanker dan jaringan sehat di sekitarnya.
- Kemoterapi: Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Ini dapat digunakan sebelum atau sesudah operasi, atau untuk mengobati kanker stadium lanjut yang telah menyebar ke bagian tubuh lain.
- Terapi radiasi: Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ini dapat digunakan sebelum atau sesudah operasi, atau untuk mengobati kanker yang tidak dapat diangkat dengan operasi.
- Terapi target: Terapi target menggunakan obat-obatan yang menargetkan protein atau gen tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan dan penyebaran kanker.
- Imunoterapi: Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh Anda sendiri untuk melawan kanker.
Kesimpulan
Kisah Matt Earner adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap kesehatan dan deteksi dini kanker kolorektal. Dengan memahami faktor risiko, gejala, dan strategi pencegahan, individu dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi risiko mereka terkena penyakit ini. Jika Anda mengalami gejala apa pun yang mengkhawatirkan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Skrining rutin adalah kunci untuk mendeteksi kanker kolorektal pada tahap awal, ketika lebih mudah diobati. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan, kita dapat meningkatkan hasil bagi individu yang terkena kanker kolorektal.